Sedangkan Islam di Tidore, seperti di banyak daerah di Indonesia, umumnya terjadi melalui proses perdagangan dan interaksi budaya. Kontak dengan pedagang Arab dan Muslim serta pertukaran budaya melalui jalur perdagangan merupakan faktor utama dalam penyebaran Islam di wilayah tersebut.
Ketika Islam masuk ke Tidore, respon masyarakatnya bervariasi. Sebagian masyarakat mungkin menerima Islam dengan terbuka, sementara yang lain mungkin mengalami perubahan dalam praktik keagamaan mereka. Dinamika sosial dan kultural pada saat itu dapat mempengaruhi cara orang Tidore merespon masuknya Islam ke daerah mereka.
Namun sejak sultam jamaludin memeluk islam proses islamisasi pada rakyat tidore terjadi lebih cepat akibatnya, banyak rakyat Tidore yang berangsur-angsur ikut masuk agama Islam. Kemudian, di masa kepemimpinan Sultan Jamalludin (1495-1512), perkembangan Kesultanan lebih difokuskan untuk pembangunan sekolah-sekolah Islam, seperti madrasah serta pembangunan masjid masjid yang merupakan sarana menuntut ilmu dan peribadahan rakyat Tidore Kemudian, di tahun 1512, Sultan Jamaluddin wafat yang seterusnya tahta sebagai Sultan dilanjutkan oleh putranya yang bernama Sultan Mansur pada periode jabatan 1512- 1526.
Kesultanan Tidore mencapai puncak kejayaan sekitar abad ke-16 sampai abad ke-18 di masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada periode 1797-1805 M Sultan Nuku dikenal sebagai pemimpin yang cerdik, ulet, berani, dan waspada Diketahui pada masa pemerintahannya, beliau dapat menyatukan Kesultanan Ternate dan Kesultanan Tidore dan kerajaan-kerajaan lainnya yang berada di Maluku, yang sebelumnya diketahui empat pilar kerajaan Maluku tersebut sangat sulit untuk bersatu dan kerap kali terlibat konflik. Usaha pemersatuan kerajaan- kerajaan Ternate tersebut bertujuan untuk dapat bersama-sama melawan kekuatan kolonialisme Eropa. Strategi pemersatuan antara Kesultanan Ternate dan Tidore yang dilakukan oleh Sultan Nuku menjadi senjata dengan kukuatan yang sangat besar dengan adanya kekuatan tersebut Spanyol dan portugis dapat kalah serta terusir dari Ternate dan Tidore.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H