Jika dalam pernikahan akan ada penolakan, luka, dsb., lalu mengapa kita memilih menutupi kelemahan-kelemahan kita ketika berpacaran? Menutupi kelemahan-kelemahan kita, sesungguhnya bukanlah tindakan mencintai.
Kita tentu tahu bahwa mencintai adalah memberi.
Salah satu wujudnya: memberi kesempatan kepada orang yang kita cintai untuk memilih diri kita sebagai pasangan hidupnya atau tidak. Menunjukkan kelemahan-kelemahan diri kita sudah menjadi bagian dari pemberian itu sendiri.Â
Sebab, dampak yang diperoleh adalah orang yang kita cintai bisa melihat/ mengenal kita secara objektif.Â
Dengan demikian, dia akan mendapat kesimpulan yang lebih akurat tentang apakah diri kita orang yang tepat bagi dirinya atau tidak. Mengambil keputusan yang tepat tentu akan sulit sekali dilakukan olehnya jika kekurangan/ kelemahan kita tidak terlihat.
Memang hal ini tidak mudah untuk dilakukan. Namun, jika ternyata setelah dia mempertimbangkan semuanya dan akhirnya tidak memilih kita, bukankah itu keadaan yang lebih baik?Â
Jika diri kita bukan orang terbaik bagi dia, bukankah sebaiknya kita tidak ada dalam hidupnya? Memberi kesempatan memilih adalah bentuk pemberian --termasuk bentuk cinta juga. Menutupi kelemahan-kelemahan kita, sama sekali bukanlah tindakan mencintai.
Selain memberi pilihan, ada satu hal penting lainnya dalam memberi, yaitu memberi yang tak harus sebanding.
Kadang-kadang dalam hidup ini entah itu dalam hubungan berpacaran, menikah, atau relasi lainnya, kita bisa saja telah memberi lebih banyak daripada orang lain. Atau sebaliknya, kita hanya mampu memberi lebih sedikit daripada orang lain/ pasangan kita.
Semestinya dalam hal ini pun tidak perlu ada masalah. Alasannya adalah kita tahu bahwa apapun yang kita miliki saat ini adalah pemberian Yang Mahakuasa. Segala yang bisa kita berikan pun adalah yang kita terima dari Dia juga.
Mencintai adalah memberi sepanjang hidup. Mencintai tidak harus menerima sebanding dengan yang kita berikan. Jika saat ini kita bisa memberi lebih banyak, bersyukurlah untuk itu. Jika belum, tetaplah memberi sebanyak mungkin yang kita bisa.