Menurut pengakuan beberapa warga di sana, rumah-rumah tersebut tidak untuk ditinggali. Namun, hanya digunakan sebagai rumah singgah saat akan pergi melaut pada pagi hari dan sepulang menjala ikan pada sore hari.
Meski begitu, banyak juga masyarakat yang menjadikan rumah di kawasan tersebut sebagai istana tempat tinggalnya.
Menanggapi persoalan di atas, pemerintah telah menggaungkan perencanaan pembangunan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) sejak tahun 2023 di Tambak Lorok. Pemerintah Kota (Pemkot) Â Semarang mengatakan setidaknya membutuhkan tiga miliar untuk membangun rusunawa tersebut.
Ancaman Ombak Tinggi yang Menghantui
Sebagai wilayah yang bersisian langsung dengan laut, dari dermaga tempat kami berdiri, dapat dirasakan percikan-percikan air laut yang terbawa ombak mengenai kami. Sore itu, gelombang tak sedang tinggi-tingginya. Namun, bunyi dentuman ombak yang menghantam tembok pembatas laut terdengar cukup keras.
Sekalipun sudah mempersiapkan tembok yang kuat, bencana abrasi tentunya tak dapat terelokkan jika tinggal di kawasan yang berdekatan dengan laut. Bahkan, beberapa warga mengaku jika dinding rumahnya terkadang mengalami kerusakan akibat hantaman dari gelombang laut.
Tak bisa dibayangkan jika hujan deras tengah mengguyur dan ombak tengah tinggi-tinnginya, ancaman terjangan ombak ini seolah menjadi ancaman nyata bagi warga yang tinggal di sana.
Kawasannya yang Kerap Terjadi Rob Hingga Banjir
Dikutip dari kompas.com, pesisir Kota Semarang mengalami penurunan tanah sekitar sepuluh sentimeter setiap tahunnya yang mengakibatkan sebagian bangunan rumah di sana menjadi rendah. Fenomena ini tentunya mengakibatkan daerah tersebut menjadi kawasan yang rawan terjadi banjir.
Selain banjir, seperti yang diketahui wilayah Semarang kerap dilanda rob setiap tahunnya, terkhusus wilayah pesisir, seperti wilayah Tambaklorok. Permasalahan rob ini seolah menjadi hantu tak kasat mata yang bisa kapan saja muncul.
Karena itu, rasanya sangat ironis jika sebuah kampung bahari justru menjadi tempat langganan rob dan banjir setiap tahunnya. Saat kami memperhatikan dengan mata kami, beberapa warga mengantisipasi rob dan banjir dengan sedikit meninggikan rumahnya secara berkala setiap beberapa tahun sekali agar rumah yang mereka huni tidak tenggelam oleh air.
Penulis: Saskia R. N.