Hidup dan tumbuh di sebuah negara heterogen merupakan salah satu anugerah yang patut untuk disyukuri. Banyak keragaman dan perbedaan ras, suku, budaya, warna kulit, agama, kepercayaan leluhur, tradisi dan lain sebagainya yang dapat dengan mudah dijumpai. Indonesia adalah salah satu dari banyaknya negara tersebut dan menganut sistem "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Meskipun demikian, banyaknya perbedaan ini tak menjadikan Indonesia sebagai negara yang mudah dipecah belah.
Hal ini sudah sesuai dengan makna dari nilai luhur yang pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang dapat membentuk pribadi, moral, dan etika, sehingga dalam pembuatannya mencerminkan sifat budi luhur. Pancasila menjadi nilai luhur Bangsa Indonesia karena menggambarkan landasan filosofis dan moral yang mengikat seluruh warga negara dalam keragamannya, Pancasila mendorong kesatuan, toleransi, dan keadilan dalam masyarakat, yang mana menjadi panduan dalam menjalankan pemerintahan yang demokratis dan mewujudkan kesejahteraan sosial.
Salah satu penerapan nilai luhur bangsa, bisa kita lihat di Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kota Semarang. Selain menjunjung nilai keagamaan, Ma'had Al-Jami'ah juga turut menyelipkan penerapan nilai-nilai luhur dalam setiap kegiatannya. Salah satunya, yaitu penerapan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.
Soffy, salah satu pengajar di Ma'had mengaku, awalnya menerapkan kedisiplinan di Ma'had cukup sulit. Namun, silih bergantinya hari, kedisiplinan tersebut justru menjadi sebuah habit.
"Awalnya melakukan atas perintah, tapi dengan berjalannya waktu mereka akan sadar dengan sendirinya, dan dapat menjadi suatu kebiasaan dalam bersikap," katanya.
Contoh-contoh kedisiplinan sendiri, dapat diterapkan dari hal-hal kecil dalam beraktivitas sehari-hari.
"Dengan pulang tepat waktu, berpakaian dengan sopan, sholat berjama'ah, menjaga kebersihan, bicara sopan," tuturnya.
Baginya, dengan saling hidup berdampingan di Ma'had memberikan manfaat yang tak sedikit.
"Mengajarkan hidup berdampingan dengan orang lain, tidak individual, memiliki pandangan luas, mengikat tali persaudaraan dengan teman yg berbeda suku, ras, dan bahasa, belajar dan mengenalkan bahasa, adat, atau seni yang ada di daerah asal kepada teman yg berbeda daerah adalah beberapa manfaat yang bisa kita rasakan di Ma'had ini," ucapnya.
Beberapa cara turut diberikan Soffy dalam menerapkan kedisiplinan di Ma'had Al-Jami'ah.
"Dengan secara rutin mengontrol kegiatan santri, selalu menegur dan mengingatkan santri, menerapkan takziran agar santri tidak mengulanginya lagi," imbuhnya.
Menurutnya, menerapkan kedisiplinan adalah hal yang krusial.
"Sangat penting, karena orang sukses terbentuk dari orang yg disiplin," katanya.
Tak hanya Soffy, Hanifah sebagai seorang praktisi mengaku, saling berbagi adalah salah salah satu penerapan nilai luhur bangsa di Ma'had.
"Berbagi tempat adalah contoh penerapan nilai luhur bangsa. Di Ma'had sendiri berbagi ini bisa seperti berbagi kamar, aula, kamar mandi, lift, menggunakan kamar mandi saat mandi, berwudhu, ambil makan, dan lainnya," terangnya.
Terbatasnya ruang adalah sebab dari santri Ma'had harus berbagi satu sama lain.
"Karena barang atau ruang terbatas, maka santri harus bisa bersikap adil dan berbagi dengan teman kamar maupun lantainya," lanjutnya.
Saling bergotong royong juga merupakan penerapan dari sikap nilai luhur bangsa yang ada dan dapat terlihat dengan beberapa aktivitas yang ada di sana.
"Di Ma'had bergotong royong bisa berupa menjaga kebersihan kamar, lantai dan gedung masing-masing, kegiatan Ma'had Performance yang menampilkan pentas seni berbahasa inggris atau arab yang di pentaskan oleh semua anggota lantai yg sudah dijadwalkan, piket aula atau tempat untuk sholat, belajar kitab kuning, dan tahsin Al-Qur'an setiap hari," ucapnya.
Penulis: Nor Auliya, Shinta Febriyanti, dan Saskia R. N.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H