Mohon tunggu...
Saskia R
Saskia R Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajar

Manusia yang senang berkelana dan menjelajahi setiap jengkal sudut di bumi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahad Al-Jamiah UIN Walisongo, Representasi Nyata Nilai Luhur Bangsa dan Keislaman

11 Juni 2024   13:53 Diperbarui: 11 Juni 2024   15:37 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar santri Ma'had Al-Jami'ah UIN Walisongo sedang melakukan upacara bendera di lapangan. (Dokumen khusus). 

Hidup dan tumbuh di sebuah negara heterogen merupakan salah satu anugerah yang patut untuk disyukuri. Banyak keragaman dan perbedaan ras, suku, budaya, warna kulit, agama, kepercayaan leluhur, tradisi dan lain sebagainya yang dapat dengan mudah dijumpai. Indonesia adalah salah satu dari banyaknya negara tersebut dan menganut sistem "Bhinneka Tunggal Ika" yang berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Meskipun demikian, banyaknya perbedaan ini tak menjadikan Indonesia sebagai negara yang mudah dipecah belah.

Hal ini sudah sesuai dengan makna dari nilai luhur yang pada dasarnya merupakan nilai-nilai yang dapat membentuk pribadi, moral, dan etika, sehingga dalam pembuatannya mencerminkan sifat budi luhur. Pancasila menjadi nilai luhur Bangsa Indonesia karena menggambarkan landasan filosofis dan moral yang mengikat seluruh warga negara dalam keragamannya, Pancasila mendorong kesatuan, toleransi, dan keadilan dalam masyarakat, yang mana menjadi panduan dalam menjalankan pemerintahan yang demokratis dan mewujudkan kesejahteraan sosial.

Salah satu penerapan nilai luhur bangsa, bisa kita lihat di Ma'had Al-Jami'ah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Kota Semarang. Selain menjunjung nilai keagamaan, Ma'had Al-Jami'ah juga turut menyelipkan penerapan nilai-nilai luhur dalam setiap kegiatannya. Salah satunya, yaitu penerapan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari.

Soffy, salah satu pengajar di Ma'had mengaku, awalnya menerapkan kedisiplinan di Ma'had cukup sulit. Namun, silih bergantinya hari, kedisiplinan tersebut justru menjadi sebuah habit.

"Awalnya melakukan atas perintah, tapi dengan berjalannya waktu mereka akan sadar dengan sendirinya, dan dapat menjadi suatu kebiasaan dalam bersikap," katanya.

Contoh-contoh kedisiplinan sendiri, dapat diterapkan dari hal-hal kecil dalam beraktivitas sehari-hari.

"Dengan pulang tepat waktu, berpakaian dengan sopan, sholat berjama'ah, menjaga kebersihan, bicara sopan," tuturnya.

Baginya, dengan saling hidup berdampingan di Ma'had memberikan manfaat yang tak sedikit.

"Mengajarkan hidup berdampingan dengan orang lain, tidak individual, memiliki pandangan luas, mengikat tali persaudaraan dengan teman yg berbeda suku, ras, dan bahasa, belajar dan mengenalkan bahasa, adat, atau seni yang ada di daerah asal kepada teman yg berbeda daerah adalah beberapa manfaat yang bisa kita rasakan di Ma'had ini," ucapnya.

Beberapa cara turut diberikan Soffy dalam menerapkan kedisiplinan di Ma'had Al-Jami'ah.

"Dengan secara rutin mengontrol kegiatan santri, selalu menegur dan mengingatkan santri, menerapkan takziran agar santri tidak mengulanginya lagi," imbuhnya.
Menurutnya, menerapkan kedisiplinan adalah hal yang krusial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun