Mohon tunggu...
saskiaaroja
saskiaaroja Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta

Mahasiswa UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengapa Saya Memilih Program Studi Pendidikan Agama Islam?

28 Oktober 2024   09:20 Diperbarui: 28 Oktober 2024   09:29 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawaban singkat untuk pertanyaan mengapa saya memilih Pendidikan Agama Islam sebagai bidang studi di perkuliahan, saya akan menjawab dengan tegas bahwa salah satu keinginan orang tua saya adalah menjadi guru agama. Namun, terlalu singkat dan tidak berkesan jika saya hanya menjawab satu kalimat. Ada beberapa faktor pendorong yang membuat saya memilih program studi Pendidikan agama islam, yaitu:

1.Meyakini Allah Ketetapan Allah Yang Terbaik 

Saya pribadi sama sekali tidak terpikirkan akan cita cita menjadi guru. Saya tipe yang susah dalam memutuskan permasalahan termasuk dalam memilih jurusan kuliah. Saya juga terbiasa meminta pendapat maupun nasihat kepada orang tua kepada keluarga. Walaupun sedikitnya minat saya menjadi guru tidak membuat saya menolak rezeki dan takdir-Nya. Beberapa hari setelah hasil pengumuman ujian mandiri, saya memantapkan hati saya bahwa Allah adalah sebaik baiknya rencana. Kondisi ini mengingatkan akan firman-Nya:

"...Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 216).

Ada rahasia Allah mengapa saya gagal di jurusan lain dan mengapa Allah tempatkan saya di jurusan Pendidikan Agama Islam? Sekarang tugas saya adalah bersyukur dan berikhtiar menyambut kebaikan dari sebaik baik takdir-Nya.

2. Ridho Orangtua

Bagaimana kilas baliknya? Saya mulia Ketika saya masih berada di pesantren kelas akhir. Masa- masa saat itu membuat saya berada di posisi kebingungan bahkan sampai sakit hanya untuk menentukan berkuliah. Sampai akhirnya saya menelepon kedua orang tua saya, ingin meminta pendapat. Kedua orang tua saya tidak berkomentar akan jurusan saya, awalnya. Mereka hanya berpesan untuk mencari universitas di Jakarta saja, supaya dekat dan tidak perlu merantau lagi. Kemudian saya memiliki dua pilihan yaitu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi pilihan kedua saya setelah Universitas Negeri Jakarta. Singkat cerita saya gagal dalam UM-PTKIN. Kecewa dan rasa kurang percaya diri menyeruak dalam hati saya. Namun lagi lagi peran kedua orangtua saya dengan memberi nasihat dan saat itulah mama saya mengatakan bahwa ia menginginkan saya menjadi seorang guru agama dan dan beliau juga sangat yakin bahwa saya akan lulus karena s linear dengan pendidikan saya sebelumnya. Saya yang memang sejak remaja sudah bergantung akan orang tua saya pun mengikutinya tanpa protes. Karena saya yakin hidup akan lebih mudah jika setiap langkah kita ada ridhonya orang tua seperti kutipan dalam hadits:

,

"Ridha Allah ada pada ridha kedua orang tua dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan kedua orang tua" (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

 3.Mempelajari Ilmu Agama

Pengetahuan bahwa sesuatu memiliki banyak keutamaan merupakan salah satu faktor yang mendorong saya untuk bersemangat untuk mempelajarinya. Semakin banyak keutamaan yang akan dapatkan, semakin semangatnya untuk mempelajarinya. Surga adalah pahala besar yang diberikan Allah Ta'ala kepada mereka yang belajar ilmu syar'i. Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun