Â
Pemicu konsumerisme yang menurut saya paling utama adalah FOMO atau Fear of Missing Out. Dengan banyaknya tren yang berlalu lalang, muncul rasa takut tertinggal untuk membeli dan mencoba barang atau jasa yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Hal-hal tersebut dilakukan semata-mata untuk terkesan up-to-date. FOMO dapat memberikan rasa bahagia saat sudah mengikuti tren tersebut. Orang-orang dapat merasa ideal dengan memiliki barang-barang tersebut. Padahal tidak melulu harus seperti itu.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghadapi tren dengan baik agar terhindar dari perilaku konsumerisme:
1. Melakukan edukasi dan meningkatkan kesadaran.
Sebagai seorang konsumen kita harus bisa mencari tahu mengenai produk yang akan kita beli lebih dalam lagi. Kita juga harus bisa menelaah yang mana hal yang timeless dan yang mana yang hanya mengikuti tren. Selain itu, kita juga harus bisa mengetahui teknik pemasaran agar dapat lebih bijaksana dalam bertransaksi.
Â
2. Mendukung produk berkelanjutan
Kita dapat mengupayakan konsumerisme dengan melakukan upcycling. Contohnya, pakaian lama yang sudah tidak disukai dapat di daur ulang menjadi suatu hal yang lebih menarik dan akan digunakan kembali. Bisa juga dengan menggunakan produk daur ulang dan produk yang diproduksi secara lokal dan etis.
Â
3. Mendorong gaya hidup minimalis
Gaya hidup minimalis bukan berarti memiliki barang yang sedikit. Namun, memprioritaskan membeli hal-hal yang bener-benar penting dan dibutuhkan. Gaya hidup ini dapat terwujud dengan melakukan refleksi diri sebelum melakukan pembelian. Bertanya kepada diri sendiri, apakah barang ini benar-benar dibutuhkan atau sekedar karena tren.