Mohon tunggu...
SASI MILIARTI
SASI MILIARTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS MERCU BUANA

NIM : 41821110005 Fakultas : Ilmu Komputer Prodi : Sistem Informasi Kampus : Meruya Dosen Pengampu : Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebatinan Mangkunegaran IV pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   20:36 Diperbarui: 21 November 2024   22:51 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prinsip ini mengajarkan untuk tidak menyakiti orang lain, meskipun ada perbedaan. Pemimpin yang bijak akan selalu menghormati orang lain, tidak peduli latar belakang mereka. Hal ini penting dalam menjaga hubungan baik dan mencegah korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan yang sering muncul ketika pemimpin memperlakukan orang lain tidak adil.

  • Den Iso Mbasuki Ujaring Janmi (Pura-Pura Bodoh), Sinamun Ing Samudana (Cara Halus Pura-Pura), Baik (Sesadon Ing Adu Manis)

Prinsip ini mengajarkan tentang kerendahan hati dan kemampuan untuk memahami situasi dengan bijaksana, meskipun terkadang seorang pemimpin perlu mengalah atau menahan diri untuk kebaikan bersama. Dalam pencegahan korupsi, sikap rendah hati dapat membantu seorang pemimpin untuk menghindari kesombongan dan penyalahgunaan kekuasaan.

  • Ngandhar-Andhar Angendhukur, Kandhane Nora Kaprah (Berbicara Baik, Logis, Data, Jelas, dan Rendah Hati)

Prinsip ini mendorong untuk berbicara dengan bijaksana, jelas, dan berdasarkan data yang benar. Pemimpin yang berbicara dengan cara ini cenderung menghindari fitnah, informasi yang salah, dan penyalahgunaan informasi, yang semuanya bisa menjadi penyebab praktik korupsi.

  • Anggung Gumrunggung (Suka Sombong Itu Bodoh), Ugungan Sedina-Dina (Ingin Dipuji Tiap Hari)

Prinsip ini mengingatkan untuk menghindari kesombongan, karena orang yang sombong cenderung menganggap dirinya lebih tinggi dari orang lain dan bisa terjerumus dalam korupsi. Pemimpin yang rendah hati dan tidak mencari pujian akan lebih mudah dipercaya dan dihormati oleh rakyat.

  • Lumuh Asor Kudu Unggul (Sombong Dapat Dilihat dari Tutur Kata)

Prinsip ini mengajarkan untuk merendahkan diri dan tidak menyombongkan diri. Seorang pemimpin yang merendahkan hati akan selalu menjaga etika dan moralitas dalam bertindak.

  • Sumengah Sesongaran (Merendahkan Orang Lain)

Prinsip ini mengajarkan untuk menghindari merendahkan orang lai, karena hal ini akan merusak hubungan sosial dan mengarah pada ketidakadilan.

Dokpri Prof Apollo
Dokpri Prof Apollo

Pentingnya Spiritualitas dalam Kehidupan Sehari-hari

Dokpri Kreator
Dokpri Kreator
  • Waktu luang adalah kesempatan berharga yang bisa digunakan untuk memperbaiki diri, baik fisik, mental, maupun spiritual. Mengisi waktu longgar dengan kegiatan positif, seperti puasa, ngaji, tirakat, atau berdoa, adalah cara untuk menjaga keseimbangan batin dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
  • Untuk menjaga keseimbangan jiwa, penting untuk mengurangi interaksi dengan pergaulan yang tidak membawa manfaat. Terlalu banyak terlibat dalam kegiatan atau hubungan yang tidak produktif bisa membuat hati dan pikiran menjadi kacau, bahkan rentan terhadap perilaku negatif seperti stres, kecemasan, dan godaan untuk melakukan tindakan tidak etis (seperti korupsi atau tindakan yang merugikan orang lain).
  • Menjaga batin adalah tentang membatasi diri dari pengaruh buruk dan lebih memilih kegiatan yang mengarah pada pembelajaran, ketenangan, dan perbaikan diri.
  • Spiritualitas juga mendorong kita untuk selalu belajar dan meningkatkan pengetahuan. Membaca, baik itu buku-buku agama, buku pengetahuan umum, atau bahkan belajar dari pengalaman hidup, sangat bermanfaat untuk pertumbuhan pribadi. Kegiatan membaca tidak hanya meningkatkan wawasan tetapi juga mendekatkan kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang kehidupan dan Tuhan.
  • Doa yang tulus dan sungguh-sungguh mengajak kita untuk berfokus pada keluhuran niat dan keikhlasan hati, sehingga menghindarkan kita dari perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan nilai-nilai moral yang baik.

3 Martabat Manusia:

Dalam tradisi budaya Jawa, khususnya dalam konteks ajaran spiritual dan filosofi hidup, terdapat tiga martabat manusia yang dianggap penting dalam menentukan kualitas hidup seseorang. Ketiga martabat ini adalah:

  • Wiryo (Keluhuran)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun