Penerapan kedua konsep ini dalam pendidikan tinggi berdampak jangka panjang yang signifikan. Sarjana yang memiliki integritas dan kemampuan moral yang baik cenderung menjadi pemimpin yang efektif dan etis, mampu menciptakan lingkungan kerja yang positif dan beretika. Mereka lebih siap menghadapi tantangan etika di dunia profesional dan mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab, yang sangat penting untuk kemajuan organisasi dan masyarakat.
Selain itu, sarjana yang menjunjung tinggi integritas dan memiliki perkembangan moral yang kuat akan menjadi teladan bagi generasi berikutnya. Mereka berkontribusi pada terciptanya budaya akademik dan sosial yang menghargai kejujuran, tanggung jawab, dan keadilan, sehingga membantu membangun masyarakat yang lebih etis dan berkelanjutan. Dengan demikian, integritas dan perkembangan moral bukan hanya penting bagi individu, tetapi juga memiliki dampak positif yang luas bagi pendidikan tinggi dan masyarakat secara keseluruhan.
Daftar Pustaka:
1. Kohlberg, L. (1981). The philosophy of moral development: Moral stages and the idea of justice. Harper & Row.
2. Fischer, D. (2006). Academic integrity: A new approach to avoiding plagiarism. Journal of Academic Ethics, 4(1), 19-30.
3. Bok, S. (2003). Lying: Moral choice in public and private life. Pantheon Books.
4. Schwartz, M. S., & Carson, T. (2007). A theory of moral development for educators. Journal of Business Ethics, 76(1), 93-104.
5. Sullivan, W. M. (2005). Work and integrity: The crisis and promise of professionalism in America. Jossey-Bass.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H