Apa yang dimaksud dengan Model Komunikasi Habermas?
Model komunikasi yang diperkenalkan oleh Jrgen Habermas adalah bagian dari teori kritis yang ia kembangkan dalam rangka menjelaskan interaksi manusia dalam masyarakat. Habermas berusaha mengatasi problem sosial yang disebabkan oleh rasionalitas instrumental---yakni, cara berpikir yang memprioritaskan efisiensi dan hasil di atas proses komunikasi dan pemahaman bersama. Dalam hal ini, Habermas memfokuskan diri pada konsep tindakan komunikatif, di mana komunikasi bertujuan untuk mencapai saling pengertian di antara individu, bukan sekadar untuk manipulasi atau dominasi.Â
Habermas membedakan tiga tipe hubungan manusia yang berbeda:
1. Hubungan Subjek-Objek: Terkait dengan hubungan manusia terhadap objek fisik atau ilmu alam.
2. Hubungan Subjek-Subjek: Melibatkan interaksi antar manusia dalam dunia sosial.
3. Hubungan Subjek-It, Self: Relasi individu dengan diri sendiri atau dunia internalnya.
Habermas menekankan bahwa hanya rasionalitas komunikatif yang bisa digunakan dalam ilmu sosial, karena rasionalitas instrumental (yang digunakan dalam ilmu alam) tidak sesuai untuk memahami dan mengelola interaksi sosial.
Habermas membedakan berbagai jenis tindakan sosial, termasuk:
- Tindakan Teleologis: Tindakan ini didasarkan pada tujuan yang ingin dicapai oleh individu, seperti memenuhi kebutuhan pribadi (contohnya, haus maka minum) atau mengikuti perintah dari otoritas.
- Tindakan Normatif: Tindakan yang berlandaskan norma atau aturan sosial yang diikuti oleh individu dalam lingkup tertentu, seperti mengikuti instruksi dosen.
- Tindakan Dramaturgis: Tindakan yang dilakukan individu untuk menciptakan citra tertentu di mata orang lain, misalnya menunjukkan kesalehan atau kesuksesan melalui simbol-simbol status, meskipun realitasnya berbeda.
- Tindakan Komunikatif: Tindakan ini dilakukan dengan tujuan mencapai kesepahaman bersama melalui dialog dan interaksi yang didasarkan pada kejujuran, kesetaraan, dan tanggung jawab.
Model komunikasi Habermas menekankan bahwa dalam interaksi sosial, individu seharusnya berkomunikasi dengan tujuan mencapai konsensus yang rasional, bukan memaksakan kehendak atau mendominasi satu sama lain. Rasionalitas komunikatif berfungsi untuk menciptakan komunikasi yang terbuka, di mana peserta diskusi mengutamakan saling pengertian daripada hasil atau tujuan pribadi.
Mengapa model komunikasi ini penting?
Model komunikasi Habermas penting karena berusaha memperbaiki interaksi sosial dan cara manusia berkomunikasi dengan menghilangkan dominasi atau manipulasi. Dalam model ini, tujuan utama komunikasi adalah untuk mencapai pemahaman bersama (mutual understanding). Hal ini berbeda dengan tindakan strategis, yang berorientasi pada keberhasilan atau hasil melalui cara-cara seperti bujukan, paksaan, atau ancaman.
Habermas mengkritik bahwa di era modern, hubungan manusia semakin terdistorsi oleh uang, kekuasaan, dan rasionalitas strategis. Ini terjadi melalui apa yang disebutnya sebagai "kolonisasi lifeworld" oleh sistem pasar dan birokrasi. Konsep lifeworld mencakup nilai-nilai, norma, dan budaya yang membentuk pandangan dunia individu. Ketika lifeworld didominasi oleh sistem pasar dan birokrasi, tindakan komunikatif yang berorientasi pada kesepahaman dapat tergeser oleh tindakan yang hanya mementingkan hasil.
Lebih jauh lagi, Habermas menekankan bahwa dalam ruang publik, setiap warga negara memiliki hak untuk menyampaikan opini mereka secara bebas, berpartisipasi dalam diskusi publik, dan memberikan saran kepada negara. Komunikasi di ruang publik ini penting untuk mewujudkan demokrasi deliberatif, di mana kebijakan publik dihasilkan melalui proses diskusi yang melibatkan berbagai pihak dengan tujuan mencapai kesepakatan yang adil.
Bagaimana model komunikasi Habermas diterapkan?
1. Tindakan Komunikatif:
Dalam tindakan komunikatif, individu atau kelompok berinteraksi dengan tujuan utama untuk mencapai pemahaman bersama, bukan untuk mencapai keuntungan pribadi. Komunikasi ini mengandaikan adanya konsensus dan persetujuan dari semua pihak yang terlibat, yang dicapai melalui proses diskursus yang jujur dan terbuka.
2. Rasionalitas Komunikatif:
Rasionalitas komunikatif adalah konsep yang mengedepankan proses komunikasi yang bertujuan untuk menemukan kebenaran bersama melalui diskusi, debat, dan argumen rasional. Habermas menganggap bahwa rasionalitas ini lebih sesuai dalam konteks sosial daripada rasionalitas instrumental, yang lebih mengutamakan efisiensi tanpa mempertimbangkan aspek sosial.
3. Pra-Syarat Komunikasi:
Untuk komunikasi yang efektif, Habermas menyatakan bahwa ada beberapa prasyarat yang harus dipenuhi:
  - Penggunaan bahasa yang sama dan mematuhi aturan logika yang konsisten.
  - Peserta komunikasi harus memiliki tujuan untuk mencapai konsensus, dengan sikap otonom, tulus, dan bertanggung jawab.
4. Etika Diskursus:
Etika diskursus adalah norma yang digunakan dalam proses diskusi untuk mencari kesepakatan yang didasarkan pada nilai-nilai pluralitas. Diskusi harus dilakukan tanpa ada dominasi atau tekanan, di mana semua peserta diskursus memiliki hak yang sama untuk berbicara dan mengungkapkan pandangan mereka.
5. Demokrasi Deliberatif:
Demokrasi deliberatif adalah model pemerintahan yang Habermas dukung, di mana keputusan diambil melalui diskusi publik yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat. Dalam model ini, partisipasi aktif warga negara diperlukan untuk menciptakan kebijakan yang dapat diterima oleh semua pihak, dengan proses pembuatan keputusan yang transparan dan dapat diakses oleh publik.
Kesimpulan
Daftar Pustaka:
- Habermas, Jrgen. "Knowledge and Human Interests." 1968.
- Habermas, Jrgen. "The Theory of Communicative Action." 1984.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H