Saat ini masyarakat dihadapkan dengan pandemi Covid-19 yang tidak kunjung selesai. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran virus di masyarakat, salah satunya menghimbau masyarakat untuk tetap dirumah saja. Hal ini mengakibatkan kegiatan ekonomi mengalami pergeseran yang sangat cepat. Dengan di rumah saja membuat masyarakat lebih mengandalkan aktivitas ekonominya melalui digital. Hal ini mengakibatkan pola konsumsi masyarakat menjadi meningkat karena adanya pembatasan interaksi sosial termasuk aktivitas masyarakat dan pelaku bisnis.Â
Sejak pandemi masyarakat beralih menggunakan platform online atau e-commerce. Dampak pandemi ini mempengaruhi tingkat penjualan bisnis karena peningkatan permintaan konsumen secara drastis. Seperti barang yang berkaitan dengan kesehatan yang saat ini dibutuhkan oleh masyarakat yaitu masker dan hand sanitizer. Menurut data Wearesocial dan Hootsuite, sekitar 90% pengguna internet di Indonesia pernah berbelanja online. Ini menandakan bahwa aktivitas ekonomi secara digital di Indonesia mengalami peningkatan selama pandemi.
Di sisi lain dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat juga karena pertumbuhan kelas menengah di Indonesia yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat bahwa jumlah pengeluaran masyarakat untuk berbelanja secara online sangat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Tidak hanya e-commerce yang memicu perubahan pola konsumsi masyarakat, tetapi dengan adanya teknologi finansial juga berpengaruh terhadap ekonomi digital. Dalam teknologi finansial menyediakan berbagai macam metode pembayaran. Sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya tanpa harus keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain.Â
Meskipun hal ini menjadikan sebuah kebiasaan baru melalui aktivitas digital bagi masyarakat, tetapi mereka tetap memperhatikan pengeluaran dan membeli kebutuhan yang diperlukan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H