Mohon tunggu...
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni Mohon Tunggu... Editor - dream - journey - discover

Ngeblog di RanselHitam.Com, berkolaborasi di Maioloo.Com, masak-masak di kitabrasa, jualan wedang rempah budhe sumar. Menerima jasa edit dan tulis ini itu.

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Yuk, Kenalan dengan Desa Wisata Ramah Berkendara Rejowinangun

17 September 2022   07:09 Diperbarui: 6 Oktober 2022   21:07 2782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salam sahabat Adira (pic: pribadi)

Lebih dari 15 tahun tinggal di Yogyakarta membuat saya begitu familiar dengan kawasan Rejowinangun. Apalagi dulu saya pernah berkantor di Kotagede, tiap berangkat dan pulang saya selalu lewat daerah tersebut.

Namun, meski sering melintas di Rejowinangun, hal identik yang saya ingat dari kawasan tersebut hanyalah Kebun Binatang Gembira Loka atau yang sekarang lebih dikenal dengan nama GL Zoo.

Oleh karena itu saya agak bertanya-tanya saat diajak kawan-kawan Adira Finance untuk mengunjungi Rejowinangun guna menyaksikan proses peresmiannya sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara. Ada dua pertanyaan besar yang melintas di kepala. Sejak kapan Rejowinangun menjadi desa wisata dan apa maksud dari desa wisata ramah berkendara?

Ternyata memang saya yang tidak update. Berdasarkan berita yang saya baca, rupanya pada tahun 2021, Kampung Rejowinangun termasuk dalam daftar 50 desa wisata terbaik versi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) yang digagas oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Bahkan, desa ini termasuk yang dikunjungi oleh Sandiaga Uno selaku Menteri Parekraf dalam penilaian lapangan ADWI. Wow, jika sudah masuk dalam daftar desa wisata terbaik, tentunya pesona kawasan ini tidak main-main.

Pada sabtu sore yang mendung, saya dan rombongan Adira Finance pun tiba di Rejowinangun. Berhubung terletak di tengah kota, Anda jangan membayangkan mendapatkan view lanskap pedesaan seperti sawah menghijau luas atau sungai mengalir indah.

Desa tersebut memang tidak memiliki pemandangan moi indie khas pedesaan yang bisa dijual ke wisatawan, tetapi ada hal lain yang jauh lebih menarik daripada itu.

Begitu tiba di Rejowinangun, rombongan kami disambut dengan pertunjukan Gejog Lesung oleh kelompok Jiwo Mudo Wiromo. Sekitar 8 orang pria dan wanita paruh baya terlihat terampil memainkan lesung sembari menyanyikan tembang Jawa. Bagi Anda yang belum tahu, Gejog Lesung adalah seni memukul lesung atau kayu besar berongga yang digunakan sebagai tempat menumbuk padi menggunakan alu (alat penumbuk). 

Kesenian Gejog Lesung (pic: pribadi)
Kesenian Gejog Lesung (pic: pribadi)

Seni ini merupakan bentuk ucapan syukur pada Dewi Sri atau Dewi Padi atas panen yang melimpah. Sembari menumbuk padi selesai panen, masyarakat pun akan bernyanyi dan menari. Saat ini, seni Gejog Lesung memang sudah jarang dijumpai. Namun, di Rejowinangun, masih ada kelompok seni yang memainkan pertunjukan ini.

Seusai melihat penampilan Gejog Lesung, kami pun dipersilakan untuk duduk di kursi menghadap panggung dengan background sawah yang baru saja panen. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa kedatangan saya hari ini adalah untuk menyaksikan proses peresmian Kampung Rejowinangun menjadi Desa Wisata Ramah Berkendara.

Peresmian Desa Wisata Ramah Berkendara (pic: pribadi)
Peresmian Desa Wisata Ramah Berkendara (pic: pribadi)

Dalam kesempatan tersebut, Ibu Swandajani Gunadi selaku Direktur Marketing Adira Finance mengungkapkan bahwa pemilihan Rejowinangun sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara telah melalui berbagai kriteria penilaian.

Secara garis besar ada tiga poin yang harus dipenuhi, yakni infrastruktur, sumber daya manusia, serta ekosistem pariwisata. 

Di desa ini terdapat jalan beraspal dua lajur, penerangan lalu lintas, marka jalan, stasiun pengisian bahan bakar, bengkel otomotif, pelaku ekonomi kreatif, pengelola dan pemandu wisata, akomodasi, dan fasilitas pendukung lainnya. Berhubung semua kriterianya memenuhi, maka dipilihlah Rejowinangun sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara.

"Kami melihat bahwa jarak tempuh untuk berwisata kini relatif lebih pendek, di mana masyarakat akan lebih mencari destinasi wisata yang tidak jauh dari domisili mereka dan dapat dengan mudah dikunjungi menggunakan mobil atau motor. Sehingga, pada program tahun ini kami bersama Kemenparekraf memilih lima desa wisata yang memenuhi kriteria sebagai desa ramah berkendara untuk wilayah Jawa dan Bali. Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Kemenparekraf yang telah menjadikan desa wisata sebagai salah satu destinasi wisata baru pecinta otomotif," tambah Swandajani.

Peresmian Desa Rejowinangun sebagai Desa Wisata Ramah Berkendara ini merupakan bagian dari rangkaian Festival Kreatif Lokal 2022 yang dihelat oleh Adira Finance.

Di Kota Yogyakarta sendiri, kegiatan FKR 2022 meliputi Festival Pasar Rakyat di Pasar Kotagede, peresmian dan jelajah Desa Wisata Ramah Berkendara Rejowinangun oleh dua komunitas motor, pelatihan dan pendampingan desa wisata kreatif, serta peningkatan literasi keuangan bagi masyarakat.

Pesona Desa Wisata Ramah Berkendara Rejowinangun

Nah, bagi Anda yang akan berwisata ke Yogyakarta, tak ada salahnya untuk berkunjung ke Desa Wisata Rejowinangun.

Di Desa Rejowinangun terdapat berbagai potensi wisata yang menarik untuk diintip. Berdasarkan obrolan saya dengan Pak Dadik Rakhmanto selaku ketua Pokdarwis Rejowinangun, wisata di desa ini terbagi menjadi 5 kluster, yakni kluster seni budaya, kerajinan, argo, herbal, dan kuliner.

Salah satu contoh kluster seni budaya yang ada di desa ini adalah kesenian Gejog Lesung yang sudah ditampilkan di awal. Selain itu, ada pula tari edan-edanan, prosesi tingkeban, serta upacara adat wiwit pari.

Di klaster kerajinan, para wisatawan dapat melihat prosesi pembuatan maupun membeli aneka kerajinan yang dihasilkan warga. Adapun kerajinan yang dihasilkan di desa ini adalah kerajinan kulit, fiber, kayu, blangkon, hingga batik.

Satu hal menarik yang saya lihat dari Rejowinangun adalah kawasannya yang asri. Meski di tengah kota, daerah ini terlihat hijau dengan banyaknya tamanan, baik dalam pot maupun polybag. Menurut Pak Dedik, salah satu program klaster agro adalah penanaman sayur mayur maupun empon-empon di setiap rumah untuk ketahanan pangan. 

Aneka sayuran di kluster argo (pic: pribadi)
Aneka sayuran di kluster argo (pic: pribadi)

Salah satu homestay asri milik warga (pic: pribadi)
Salah satu homestay asri milik warga (pic: pribadi)

Dan tidak berhenti di situ saja, hasil tanaman tersebut lantas diolah untuk mendapatkan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Salah satunya adalah dengan memproduksi J'Ger alias jamu gendong Rejowinangun.

Jika wisatawan ingin tinggal lebih lama di Rejowinangun, di kampung ini juga sudah tersedia banyak homestay dan penginapan dengan kualitas bagus. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Desa Wisata Ramah Berkendara Rejowinangun, Anda dapat meluncur menuju akun Instagram Kamwis Rejowinangun.

Pendampingan Adira Finance untuk Desa Wisata Ramah Berkendara Rejowinangun

Tak hanya berhenti pada memberi predikat Desa Wisata Ramah Berkendara pada Kampung Rejowinangun, untuk kedepannya Adira Finance juga akan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat.

Salah satu program terdekatnya adalah membantu mempromosikan keberadaan Kampung Rejowinangun kepada masyarakat luas. Adira akan membantu membuat paket wisata untuk para pemotor.

Salam sahabat Adira (pic: pribadi)
Salam sahabat Adira (pic: pribadi)

Selain itu juga, akan mengadakan program literasi keuangan terhadap pelaku UMKM. Dengan adanya pendampingan seperti ini, diharapkan dapat memberikan manfaat untuk masyarakat dan memberdayakan ekosistem wisata yang ada.

Ibu Swandajani Gunandi sendiri mengatakan akan terus berdampingan dengan Kementerian Pariwisata untuk mengembangkan Desa Wisata Ramah Berkendara. Semoga adanya rangkaian Festival Kreatif Lokal ini mampu membantu memulihkan perekonomian serta membawa desa wisata makin dikenal wisatawan lokal maupun mancanegara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun