Salah satu contoh kluster seni budaya yang ada di desa ini adalah kesenian Gejog Lesung yang sudah ditampilkan di awal. Selain itu, ada pula tari edan-edanan, prosesi tingkeban, serta upacara adat wiwit pari.
Di klaster kerajinan, para wisatawan dapat melihat prosesi pembuatan maupun membeli aneka kerajinan yang dihasilkan warga. Adapun kerajinan yang dihasilkan di desa ini adalah kerajinan kulit, fiber, kayu, blangkon, hingga batik.
Satu hal menarik yang saya lihat dari Rejowinangun adalah kawasannya yang asri. Meski di tengah kota, daerah ini terlihat hijau dengan banyaknya tamanan, baik dalam pot maupun polybag. Menurut Pak Dedik, salah satu program klaster agro adalah penanaman sayur mayur maupun empon-empon di setiap rumah untuk ketahanan pangan.Â
Dan tidak berhenti di situ saja, hasil tanaman tersebut lantas diolah untuk mendapatkan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Salah satunya adalah dengan memproduksi J'Ger alias jamu gendong Rejowinangun.
Jika wisatawan ingin tinggal lebih lama di Rejowinangun, di kampung ini juga sudah tersedia banyak homestay dan penginapan dengan kualitas bagus. Jika Anda tertarik untuk mengetahui lebih banyak tentang Desa Wisata Ramah Berkendara Rejowinangun, Anda dapat meluncur menuju akun Instagram Kamwis Rejowinangun.
Pendampingan Adira Finance untuk Desa Wisata Ramah Berkendara Rejowinangun
Tak hanya berhenti pada memberi predikat Desa Wisata Ramah Berkendara pada Kampung Rejowinangun, untuk kedepannya Adira Finance juga akan memberikan pendampingan dan pelatihan kepada masyarakat.
Salah satu program terdekatnya adalah membantu mempromosikan keberadaan Kampung Rejowinangun kepada masyarakat luas. Adira akan membantu membuat paket wisata untuk para pemotor.