“Kalau orang belum mencibir mimpimu, itu tandanya mimpimu masih biasa-biasa saja. Bermimpilah setinggi mungkin hingga melampaui batasmu!”
Saya ini seorang pemimpi ulung dengan jutaan file mimpi yang tersimpan rapi di kepala dan terbagi menjadi beberapa folder. Ada folder mimpi yang saya bagi dengan banyak orang sehingga menjadi rahasia umum, ada folder mimpi yang hanya saya share dengan kawan-kawan dekat, ada pula folder rahasia yang saya kunci rapat-rapat sehingga hanya saya sendiri yang mengetahui isinya.
Dari sekian banyak mimpi-mimpi itu satu persatu mulai terwujud baik pada saat yang tepat maupun pada saat yang tidak saya duga. Tapi ada juga mimpi yang mengendap dan menghilang, atau bahkan saya kubur dalam-dalam. Beruntung saya memiliki kawan-kawan baik yang kerap mengingatkan untuk terus menjaga bara semangat supaya tidak meredup, sahabat yang selalu menularkan energi positif dalam diri.
Saat duduk di bangku SD saya mempunyai impian yang dibilang ibu saya aneh, yaitu menjadi turis alias pelancong. “Jadi turis itu enak, aku bisa jalan-jalan terus,” demikian jawan saya pada ibu yang hanya berakhir dengan nasihat panjang lebar. Lantas di bangku SMP cita-cita saya berubah, yakni ingin menjadi seorang duta besar yang bisa keliling dunia. Berhubung saya sempat membaca sebuah artikel tentang seorang duta besar yang mengawali karirnya dengan menjadi seorang jurnalis, maka mimpi pun bergeser menjadi wartawan. Dan mimpi itu yang terus saya hidupi hingga duduk di bangku kuliah.
Pada tahun ke-3 kuliah, saya mendapatkan tawaran untuk menjadi redaktur di sebuah media online yang mengkhususkan diri pada sejarah dan perkembangan budaya Melayu. Setahun bekerja di tempat itu, saya pun turut membidani lahirnya media online tentang wisata dan budaya Jogja. Lantas menginjak tahun ketigaa saya memutuskan untuk hijrah ke situs wisata nomor satu Jogja dengan pekerjaan yang jauh lebih menantang.
Bekerja menjadi travel writer sungguh sangat menyenangkan. Saya bisa melancong ke banyak tempat, mempelajari budaya baru, mencicipi aneka makanan lezat, hingga bertemu orang-orang baru. Bisa travelling ke berbagai tempat secara gratis itu menyenangkan. Namun yang saya alami saya jauh lebih menyenangkan, karena seusai traveling dan menuliskan catatan perjalanan saya masih mendapatkan gaji. Ini adalah mimpi masa kecil yang mewujud, menjadi pelancong sekaligus penulis.
Tapi hal itu hanya bertahan kurang dari 2 tahun. Ternyata benar ucapan kawan saya “Hidup tak selamanya kokoh. Dia fragile dan mudah retak, karena itu kita dituntut untuk terus melatih diri,” ada suatu masa dimana akhirnya saya memilih untuk pergi meninggalkan pekerjaan yang saya cintai. Masa-masa itu adalah masa yang cukup sulit bagi saya.
Usai meninggalkan pekerjaan sebagai travel writer saya memilih untuk menjadi pekerja lepas sambil sesekali melancong sendirian. 3 tahun berjalan seperti itu. Tapi di sudut hati saya tersimpan impian besar untuk membangun sebuah website yang berisikan tentang informasi wisata yang terintegrasi. Jadi cukup sekali klik maka visitor akan mendapatkan informasi tentang semua hal yang mereka butuhkan saat berpergian mulai dari daftar tempat wisata, penginapan, tiket transportasi, tempat makan, pusat oleh-oleh, jadwal pertunjukan, hingga rental kendaraan. Melalui website ini saya juga ingin memberdayakan masyarakat lokal supaya bisa mengangkat potensi daerahnya dan hasilnya kembali lagi ke mereka bukan ke investor asing. Namun saya masih bingung bagaimana caranya untuk memulai mewujudkan semua ini.
Hingga akhirnya pada tahun 2015 seorang kawan yang sudah beberapa kali berkolaborasi dalam berbagai proyek dengan saya mengajak untuk berbincang tentang mimpi. Lantas dia mengajak saya untuk berkolaborasi membuat website seperti yang ada dalam bayangan saya. Whoops, tentu saja saya sangat setuju. Akhirnya ada jalan terbuka untuk mulai mewujudkan apa yang selama ini hanya ada dalam benak.
Setelah melalui brainstorming yang cukup panjang, pada bulan Oktober 2015 kami berdua meluncurkan situs wisata Maioloo.Com. Dari yang rencana awal hanya akan berisikan informasi wisata tentang Jogja kami pun memilih untuk melebarkannya menjadi informasi wisata Indonesia.
“Wah kita songong ya, sok-sokan bikin situs wisata Indonesia” celetuk kawan saya.
“Nggak papa songong. Anggap saja ini doa yang baik,” jawab saya sambil tertawa yang lantas diaminkan kawan saya.
Mungkin bagi banyak orang membuat sebuah situs wisata adalah hal yang gampang. Tapi bagi kami berdua yang memiliki keterbatasan dalam hal sumber daya dan sumber dana ini bukanlah hal yang mudah. Kawan saya bagian website development dan saya bertugas di bagian konten. Berhubung kami ingin menyuguhkan informasi terakurat dengan foto-foto pendukung yang baik, maka haram hukumnya bagi kami untuk mengambil foto dari website orang lain. Semua foto yang kami gunakan di Maioloo.Com adalah foto hasil karya kami sendiri.
Saat ini Maioloo.Com memang belum berada dalam performa terbaiknya dan belum menjadi seperti apa yang saya impikan. Kami masih terus melakukan perbaikan disana-sini dan tentu saja mengupdate konten secara rutin. Kami tau untuk menciptakan sebuah website yang bagus baik dari segi tampilan maupun isi memerlukan effortyang banyak dan waktu yang lama. Tapi kami percaya kami akan mencapai titik itu, di mana Maioloo.Com menjadi rujukan nomor 1 bagi para wisatawan yang hendak melancong ke seluruh penjuru Indonesia dan juga mampu mengangkat perekonomian masyarakat lokal.
Dari Maioloo.Com Lahirlah Maioloo Studio
Tak hanya puas dengan Maioloo.Com, kami berdua ditambah dengan 2 orang kawan lain kini membuat Maioloo Studio alias studio kreatif yang melayani jasa pembuatan website, pemotretan, pembuatan video, hingga jasa penulisan artikel. Kami berempat sudah sejak lama bergerak di industri ini secara perseorangan. Kini kami memutuskan untuk bergabung dan membuat perusahaan sendiri, karena kami tau dan yakin bahwa sesuatu yang dikerjakan secara bersama-sama pasti akan menciptakan hasil yang lebih baik.
Usia Maioloo Studio memang masih seumur jagung. Kami masih fokus pada pemasaran serta mengenalkan keberadaan Maioloo Studio kepada masyarakat. Berawal dari start up dengan modal minimalis, saya bermimpi Maioloo Studio kelak mampu menjadi perusahaan yang besar dan disegani.
Mimpi menjadi wartawan perempuan tangguh yang mendapatkan penghargaan internasional memang sudah terpinggirkan dan saya simpan rapat di sudut gudang. Tapi mimpi baru telah menanti untuk dijalani. Kini fokus saya adalah membesarkan Maioloo.Com serta Maioloo Studio. Saya percaya sesuatu yang dikerjakan dengan hati dan sungguh-sungguh pasti akan memberikan hasil yang tidak mengecewakan.
Jika dulu saat menjadi pegawai saya bekerja untuk mewujudkan mimpi orang lain alias mimpi pimpinan saya, kini saya bekerja untuk mewujudkan mimpi saya sendiri. Seperti tagline Maioloo.Com, Let your journey begin, ini adalah langkah awal dari perjalanan panjang untuk mewujudkan mimpi-mimpi besar saya.
…bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu…
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI