Mohon tunggu...
Elisabeth Murni
Elisabeth Murni Mohon Tunggu... Editor - dream - journey - discover

Ngeblog di RanselHitam.Com, berkolaborasi di Maioloo.Com, masak-masak di kitabrasa, jualan wedang rempah budhe sumar. Menerima jasa edit dan tulis ini itu.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Babel Magical Journey; 2 Minggu Solo Backpacking ke Bangka Belitong

10 September 2013   07:08 Diperbarui: 13 April 2016   01:34 1716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_286942" align="aligncenter" width="504" caption="Bermain Bersama Pattrick di Pulau Pasir"]

13787692881210032397
13787692881210032397
[/caption] [caption id="attachment_286943" align="aligncenter" width="480" caption="Menjadi Bocah Laut"]
1378769324241112641
1378769324241112641
[/caption]

Di malam terakhir sebelum pulang, saya dan 7 orang kawan nongkrong di warung kopi yang terletak di bibir pantai. Kami berbincang tentang banyak hal. Saat itu saya dan Bang Ade sempat berbincang tentang mimpi masing-masing.

“Saya nggak mau hidup buat memenuhi mimpi dan ambisi orang lain. Saya pengen menjalani mimpi saya sendiri,” kata saya. “Saya pun begitu. Karena itu saya tetap memilih bertahan di pulau kecil tempat kelahiran saya. Saya pengen membangun ekowisata di tempat ini. Sebenarnya kalau mau ke Jakarta saya bisa dapat pekerjaan yang jauh lebih mentereng. Tapi ini pilihan saya dan saya siap dengan segala konsekuensinya,” “Iya ya. Saya juga nggak pengen jadi orang penting. Saya cuma pengen jadi orang yang berguna buat orang lain,” “Betul, percuma kita jadi orang penting dan sukses tapi mengorbankan banyak hal di sekitar kita. Yang paling penting adalah jadi orang yang berguna untuk sesama!” [caption id="attachment_286945" align="aligncenter" width="448" caption="Bang Jon, Pemilik Warung Kopi Kong DJie Teman Saya Ngobrol"]

1378769426486849273
1378769426486849273
[/caption]

 

***

Kamis 21 Februari, saya bangun pagi-pagi dan mengemasi semua barang-barang. Usai mandi dan keliling kota untuk terakhir kalinya saya lantas menyalami semua orang yang ada di kantor. Bang Budi, Bang Asro, Bang Eko, Bapak depan kantor yang saya lupa namanya, Shinta, Iqbal, Ihsan, Adli, Ridwan, dan Uwak. Saya pamit pulang. Matur suksma untuk tumpangannya selama saya di Belitung. Pagi itu saya diantarkan Titis menuju bandara.

[caption id="attachment_286944" align="aligncenter" width="448" caption="Terimakasih Kawan"]

1378769384604775147
1378769384604775147
[/caption]

Ketika pesawat yang saya naiki mulai mengangkasa saya melihat awan gemawan dan langit biru yang sangat luas. Ya, perjalanan 2 minggu ini telah meluaskan cara berpikir saya. Pertemuan dengan orang-orang baru dan perbincangan dengan mereka telah mengajarkan saya banyak hal. Hidup memang tak pernah mudah dan akan selalu rapuh. Tapi justru disitu kita ditantang untuk melatih diri, menghadapi setiap kegagalan dan kekecewaan, lantas kembali mengumpulkan keping-keping yang rusak dan menyusunnya kembali. Jangan pernah menyerah dengan tiap masalah.

Benar bahwa perjalanan selalu mengajarkan sesuatu. Perjalanan kali ini mengajarkan saya untuk menjadi lebih kuat, tangguh, serta berani mengambil keputusan dalam hidup. Perjalanan ini juga memulihkan luka yang pernah mendera. Tak perlu bersedih meratapi kegagalan, yang perlu dilakukan adalah kembali berjuang. Karena hidup terlalu singkat jika hanya dihabiskan dengan bersedih dan meratapi diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun