Mohon tunggu...
Sofian Munawar
Sofian Munawar Mohon Tunggu... Editor - PENDIRI Ruang Baca Komunitas

"Membaca, Menulis, Membagi" Salam Literasi !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkah Cipali, Jakarta-Cirebon Kian Dekat

12 Juli 2015   15:32 Diperbarui: 10 Agustus 2015   09:48 1576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Mobil patroli polisi sedang berjaga di ruas jalan tol Cipali/sofian asgart"][/caption]

Setelah tol Cipali beroperasi, Jakarta-Cirebon terasa semakin dekat ...

 

Obsesi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk memecah kemacetan di jalur Pantura tampaknya akan terwujud. Sebagaimana biasanya, musim mudik lebaran selalu diikuti persoalan klasik yang sulit dihindari, salah satunya dan terutama adalah dalam penanganan kemacetan di sejumlah titik. Kemacetan terparah terutama sering terjadi di jalur Pantura yang menjadi jalur favorit para pemudik.

Menurut Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, pembangunan tol Cikopo-Palimanan (Cipali) selain untuk memperlancar pergerakan arus lalu-lintas jasa angkutan barang dan orang antara Cikampek-Karawang-Palimanan hingga Cirebon, jalur ini juga diharapkan mampu mengurai kemacetan di sepanjang jalur pantai utara Jawa Barat hingga ke wilayah Jawa Tengah. “Jika sebelumnya para pemudik harus terjebak kemacetan di simpang Jomin, Cikampek hingga Cirebon hingga menghabiskan waktu berjam-jam di situ, kini kita bisa bernapas lega karena perjalanan akan jauh lebih lancar menuju Cirebon hingga perbatasan Jawa Tengah,” ujar Hadimuljono seperti dikutip Majalah KIPRAH Volume 68/Tahun XV/Juni-Juli 2015.

 

Obsesi yang terwujud
Menghadapi masa mudik lebaran 2015, proyek jalan tol Cipali memang terus dikebut dengan harapan jalan ini dapat segera dimanfaatkan. Wisnu Dewanto, Corporate Affair PT. Lintas Marga Sedaya (PT. LMS), perusahaan swasta yang mendapat konsesi pengelolaan tol Cipali menuturkan bahwa pembangunan proyek tol Cipali dilakukan dengan skema pembiayaan privat public partnership, yaitu kerjasama pemerintah dan swasta yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pendanaan. Dalam implementasinya, pemerintah menetapkan PT. LMS sebagai pemegang konsesi dengan pemegang saham PLUS Expressways Berhad (55%) dan PT. Bhaskara Utama Sedaya (45%). Pembangunan tol Cipali menjadi megaproyek dengan pendanaan terbesar dalam sejarah pembangunan jalan tol di Indonesia dengan nilai investasi sekitar 12,5 triliun. Mengingat proyek yang sangat besar, pembangunan tol Cipali melibatkan 22 bank dan institusi finansial lain melalui sindikasi perbankan, antara lain dan terutama Bank Central Asia (BCA) dan Bank DKI yang menjadi motor utamanya.

[caption caption="Sebuah mobil melintas di gerbang tol Palimanan ... /sofian asgart"]

[/caption]

Kerja keras PT. LMS ternyata tidak sia-sia. Setelah sebelumnya proyek ini tertunda-tunda, kini jalan tol yang disebut-sebut sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia itu benar-benar terwujud. Saat peresmian tol Cipali 13 Juni lalu, Presiden Jokowi memberi apresiasi tersendiri. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi memuji PT. LMS yang menurutnya telah menyelesaikan pembangunan tol Cipali lebih cepat dari waktu yang ditargetkan. “Saya memberi apresiasi yang besar terhadap pelaksana jalan tol ini karena saya memberi target agar sebelum lebaran selesai ternyata sebelum puasa sudah jadi,” tutur Jokowi.

Banyak pihak menyambut gembira peresmian tol Cipali. Sejumlah pengemudi yang biasa melintasi trayek Jakarta-Cirebon merasa diuntungkan dengan beroperasinya tol Cipali. “Pastilah nanti bisa lebih cepat dan lebih enak pakai jalur tol ini,” ujar salah seorang sopir PO. Santoso yang sedang istirahat di rest area Km. 102 di sekitar wilayah Majalengka. “Paling tidak kita akan terhindar dari kemacetan di Simpang Jomin yang paling parah itu,” ucap personil bis lainnya menimpali. Deni, salah satu kawan saya penggila kuliner seperti tak mau ketinggalan berkomentar. “Empal Gentong Cirebon sekarang makin gampang dong. Jakarta-Cirebon bisa kita tempuh 3 jam saja,” ujarnya bersungut-sungut. Bahkan bukan hanya Jakarta-Cirebon yang kini waktu tempunya kian pendek, tapi juga Bandung-Cirebon. Kawan lama saya, Anni yang bermukim di Bandung menuturkan bahwa perjalanan Bandung-Cirebon via Cipali saat ini dapat ditempuh lebih cepat. "Bandung-Cirebon lewat tol Cipali kurang lebih hanya butuh waktu dua jam saja," ujarnya.

 

Karya Anak Bangsa

Tol Cipali terletak sekitar 72 kilometer dari Jakarta. Jalan tol ini tersambung dengan dua ruas tol yang telah beroperasi sebelumnya, yaiitu tol Jakarta-Cikampek di sebelah barat dan tol Palimanan-Kanci di sebelah timur. Dengan total panjang 116,75 kilometer jalan tol ini melalui lima kabupaten, yaitu: Kabupaten Purwakarta, Subang, Indramayu, Majalengka, dan Kabupaten Cirebon. Tol Cipali memiliki tujuh simpang susun, yaitu: simpang susun Cikopo, Kalijati, Subang, Cikedung, Kertajati, Sumberjaya, dan simpang susun Palimanan.

Jalan tol Cipali merupakan bagian dari jalan tol Trans-jawa yang membentang dari Merak di Provinsi Banten hingga Banyuwangi di Jawa Timur. Dengan begitu, tol Cipali seakan menjadi titik simpul yang menyatukan sejumlah ruas tol yang sudah ada sebelumnya sehingga menjadi makin strategis untuk mewujudkan asa menyatukan jalur tol Trans-Jawa secara nyata. Bukan itu saja, kehadiran tol Cipali juga diharapkan melahirkan efek domino bagi peningkatan kehidupan perekonomian, terutama pengembangan sektor-sektor ekonomi produktif di wilayah-wilayah sekitarnya.

Keberadaan tol Cipali tentu memiliki peran yang strategis, misalnya untuk mempercepat proses distribusi logistik dan jasa di pulau Jawa dan mendorong tumbuh-kembangnya sentra ekonomi baru dan sekaligus memicu percepatan pembangunan di daerah sekitarnya. Velix V. Wanggai menyebutkan bahwa keberadaan jalan raya menjadi salah satu infrastruktur kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Dalam tataran makro, pembangunan infrastruktur termasuk di dalamnya infrastruktur jalan raya akan menjadi fondasi strategis dan vital bagi pembangunan sebuah bangsa. “When we build infrastructure, we build nations …,” ucap Velix V. Wanggai, Kabiro Komunikasi Publik Kementerian PUPR yang juga Pemimpin Umum Majalah KIPRAH.

Senada dengan itu, CEO Kompasiana, Pepih Nugraha menuturkan bahwa tol Cipali merupakan karya anak bangsa yang membanggakan. Nilai manfaat tol Cipali tentu bukan sekadar temporer mengurai kemacetan saat masa mudik lebaran, tapi memiliki nilai strategis untuk menopang pertumbuhan ekonomi secara makro. “Dengan beragam tingkat kerumitan secara teknis maupun juga sosial-ekonomi yang mengiringinya, realisasi pembangunan tol Cipali merupakan prestasi tersendiri. Ini merupakan karya anak bangsa yang perlu diapresiasi,” ujarnya.

[caption caption="Velix V. Wanggai dan Pepih Nugraha selepas acara talkshow di kantor operasional PT. Lintas Marga Sedaya, Subang, Jawa Barat / sofian asgart "]

[/caption] 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Cipali dan Mitos Kerawanan
Sejak tol Cipali diresmikan Jokowi pada 13 Juni lalu, sejumlah masyarakat tampak masih was-was dan cemas untuk memanfaatkan tol Cipali. Berita-berita seputar kecelakaan yang terjadi di tol Cipali mungkin menjadi salah satu pemicu para pengguna jalan masih enggan melintas di sini. Sebagaimana diberitakan di TV One, sejak 14 Juni hingga 29 Juni 2015 saja, telah terjadi 37 kecelakaan di tol Cipali. “Ada 13 kecelakaan di jalur A, atau ruas dari Cikopo menuju Palimanan dan 24 kecelakaan di ruas tol sebaliknya. Kecelakaan tersebut mengakibatkan 3 orang meninggal dunia, 4 luka berat, dan 32 luka ringan,” kata Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam) Mabes Polri Irjen Pol Putut Eko Bayuseno, dalam acara Rapat Koordinasi Persiapan Pelaksanaan Angkutan Lebaran Terpadu, di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Menurut Wisnu Dewanto, ihwal kecelakan lalu lintas yang terjadi di ruas tol Cipali memang tidak perlu ditutup-tutupi, tapi justru harus dijadikan bahan pelajaran dalam rangka melakukan evaluasi. Dari hasil kajian dan evaluasi yang dilakukan tim kepolisian, hampir seluruh kecelakaan yang terjadi di tol Cipali masuk kategori kecelakaan tunggal (single accident). Menurut Wisnu Dewanto, model kecelakaan seperti ini umumnya lebih disebabkan karena faktor kecerobohan dari pengemudi, seperti mengantuk, tidak fokus, dan ugal-ugalan atau ngebut di luar batas kecepatan yang diizinkan.

[caption caption="Wisnu Dewanto, Corporate Affair PT. Lintas Marga Sedaya sedang memberi penjelasan kepada Kompasianer/sofian asgart"]

[/caption]

Senada dengan itu, Wakil Direktur Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Barat Ajun Komisaris Besar Prahoro Tri Wahyono mengatakan, pihaknya telah memetakan titik lelah di tol Cipali. Dari arah Jakarta, titik lelah berada di wilayah Kabupaten Majalengka . Sementara dari arah Cirebon, titik lelahnya berada di sekitar Kabupaten Subang. Banyak kecelakaan lalu lintas terjadi di daerah itu. Penyebab paling banyak akibat kelalaian pengemudi (Kompas, 8 Juli 2015). Karena itu pihak kepolisian mengingatkan agar para pengendara yang melintas tol Cipali lebih berhati-hati, terutama di titik-titik rawan dengan tetap mematuhi aturan rambu-rambu lalu-lintas dan marka jalan.

Dalam pantauan saya selama melintas di tol Cipali, sebenarnya telah banyak rambu lalu-lintas dan marka jalan yang terpasang di kanan-kiri jalan. Rambu dan marka lalu-lintas itu tentu mengingatkan setiap pengemudi untuk seantiasa berhati-hati dan fokus dalam berkendara. Namun demikian, tidak jarang himbauan itu diabaikan dan dianggap angin lalu begitu saja seolah mereka ingin menantang maut. Karena itu Wisnu berpesan, kondisi jalan tol Cipali yang mulus dan cenderung lurus tetap perlu diimbangi dengan perilaku bijak pengemudi. Kondisi fisik dan kendaraan perlu dipersiapkan sebelum berkendara. Manfaatkan rest area yang telah tersedia untuk berisitirahat. Jaga jarak aman dan jangan ngebut melebihi batas maksimum kecepatan 100 km per jam,” kata Wisnu yang kebetulan duduk bersebelahan dengan saya dalam perjalanan Jakarta-Cirebon.

[caption caption="60 - 100 km per jam, batas kecepatan yang diizinkan melaju di tol Cipali /sofian asgart"]

[/caption]

Wisnu kemudian mencontohkan, misalnya pengemudi seringkali melanggar aturan yang sudah ditetapkan bahwa kecepatan maksiamal itu 100km per jam dan minimalnya dianjurkan 60 kilometer per jam. “Itu aturannya sudah jelas. Kalau batas maksimal 100 kilometer per jam itu aturan yang tidak boleh dilanggar dan ada sanksinya kalau dilanggar. Sementara batas minimal 60 kilometer per jam adalah himbauan atau sebatas anjuran,” tambah wisnu.

Senada dengan itu, Velix V. Wanggai, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR mengingatkan agar masyarakat pengguna jalan untuk tetap waspada dan bijaksana dalam berkendara. Perlu disadari bahwa tingkat kecelakaan tertinggi yang terjadi di tol Cipali selama ini adalah karena faktor manusia (human error). Karena itu, pesan yang dikemukakan Velix V. Wanggai menjadi penting untuk diperhatikan bahwa sosialisasi dan edukasi masyarakat harus terus dilakukan agar mereka menjadi bijaksana dalam berkendara. Dengan memanfaatkan tol Cipali, Jakarta-Cirebon memang serasa makin dekat dengan waktu tempuh hanya sekitar tiga jam saja. Namun begitu, jangan mentang-mentang jalanan mulus, gas terus dipusss ... Maksud hati mengejar Empal Gentong, tapi yang didapat malah pepes pocong ... Biar mudik asyik melalui Cipali, baca ini dulu dooong ... http://www.kompasiana.com/sasgart/mau-mudik-asyik-ayo-kenali-cipali_559db1a180afbdbe1b785b16

 

[caption caption="Para Kompasianer sedang mendengarkan presentasi Wisnu Dewanto dan Velix V. Wanggai di Kantor PT. LMS Subang /sofian asgart"]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun