81
Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Mamasa, 2012
Daya dukung lainnya dalam konteks pengembangan pariwisata juga sangat potensial, seperti suasana kehidupan sosialnya yang aman, tertib, dengan sikap masyarakatnya yang sangat ramah. Alhasil, jika konsep “sapta pesona” dijadikan rujukan atau parameter dalam pengembangan pariwisata maka sesungguhnya Kabupaten Mamasa memiliki kans yang besar untuk mengembangkannya. Sebagaimana kita mafhumi bahwa “sapta pesona” merupakan kondisi yang harus diwujudkan suatu daerah dalam rangka menarik minat para wisatawan datang berkunjung ke daerah itu. Sapta pesona terdiri dari tujuh unsur yang dapat mendukung pengembangan pariwisata, yaitu: aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah-tamah, dan kenangan. Dengan melihat berbagai potensi yang dimiliki, Kabupaten Mamasa sejatinya punya peluang besar untuk dikembangkan sebagai kota pariwisata.
Kendala dan peluang
Potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Mamasa sejatinya sangatlah besar, baik wisata alam maupun wisata budaya. Kedua potensi pariwisata ini memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan setidaknya karena tiga alasan. Pertama, kultur dan sikap positif masyarakat. Sikap santun, terbuka, dan rasa saling percaya yang tinggi merupakan salah satu modal sosial yang sangat mendukung bagi pengembangan pariwisata. Kedua, kondisi alam dan iklim sejuk yang tentu saja sangat kondusif sebagai magnet yang menarik para wisatawan untuk berkunjung ke wilayah ini. Ketiga, posisi strategis Kabupaten Mamasa terletak di jalur wisata Tanah Toraja yang sudah sangat terkenal. Dengan berbagai potensi yang dimiliki, Kabupaten Mamasa juga punya peluang untuk mengembangkan fokus pariwisata tersendiri, misalnya agrowisata.
Namun demikian, ditengah berbagai potensi dan peluang yang dimiliki, ada sejumlah persoalan yang masih menjadi kendala bagi pengembangan pariwisata di Kabupaten Mamasa. Kendala utama yang tampak begitu kentara adalah soal ketersediaan infrastruktur, terutama kondisi jalan yang umumnya masih sangat buruk. Hampir seluruh jalan poros dari luar kota menuju Kabupaten Mamasa kondisinya masih “seadanya”. Di sejumlah titik bahkan masih banyak dijumpai jalan tanah yang belum dikeraskan sehingga sangat sulit melewatinya terutama pada saat hujan. Bahkan, beberapa tempat wisata potensial pun akses jalannya belum tersedia secara memadai. “Bagaimana pariwisata mau berkembang kalau jalan buruknya setengah mati, apa mau turis datang kesini?” ujar Herman, sopir angkutan Polewali-Mamasa.
Persoalan lainnya yang menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Mamasa adalah soal keterbatasan anggaran. Menurut Sekretaris Dinas Pariwisata, Yesaya, anggaran Dinas Pariwisata dan Kebudayaan hanya sekitar tiga miliar per tahun. Padahal menurutnya banyak hal yang harus diurusi sehingga Dinas Pariwisata kesulitan menentukan prioritas program yang harus dilakukan. “Dengan anggaran sekecil itu sebenarnya kita sangat sulit, padahal banyak hal yang harus kita kerjakan. Di tingkat provinsi, misalnya, sudah ada Perda untuk mendukung pengembangan pariwisata tapi tidak ada turunannya di level implementasi dan implikasi anggarannya belum ada,” ujar Yesaya.
[caption id="attachment_339235" align="aligncenter" width="491" caption="infrastruktur jalan, kendala pariwisata mamasa (dok.pribadi)"]
Di tengah ragam kendala yang menghimpit itu, perhatian pemerintah terhadap pengembangan pariwisata memang tampak seperti ironi. Secara legal-formal pariwisata diposisikan sebagai salah satu prioritas pembangunan, namun secara faktual masih jauh panggang dari api. Ini dapat dilihat antra lain misalnya dari keberadaan cagar budaya yang sebagian besar tidak terawat dengan baik. Sementara itu, keberadaan sanggar seni juga seolah tidak mendapat pengakuan secara semestinya. Dari 81 sanggar seni yang ada baru 4 sanggar seni saja yang hingga saat ini memiliki Akta Notaris. Rendahnya perhatian pemerintah terhadap pengembangan kebudayaan juga tergambar dari capaian indikator urusan kebudayaan sebagaimana tersaji dalam tabel berikut.
Indikator capaian urusan kebudayaan Kabupaten Mamasa, 2010-2012
No
Uraian
Tahun
2010
2011
2012
1
Jumlah penyelenggaraan kegiatan seni-budaya