Mengangkat tema tindakan rasis pada orang Madura mengantar Fuad Sasmita menjadi komika yang cukup laris manggung, khususnya di wilayah Jawa Timur. Setiap joke-nya tentang hal-hal unik orang Madura, yang disampaikan dengan dialek plus makian khas Suroboyo-an, selalu mengundang tawa penonton. Â
Saat menjadi narasumber di acara pengajian maiyah komunitas Bang Bang Wetan di panggung terbuka kampus Stikosa AWS, Jl Nginden Intan Timur Surabaya, akhir Oktober 2024 lalu, ia melontarkan joke tentang orang Madura, membuat penonton terpingkal. Antara lain begini :
Wastafel ilang..... nunjuk orang Madura, memang sih wastafel tetangga saya hilang semua dibawa orang Madura. Terus hal sepele....kayak blayer (gas motor yang menimbulkan suara bising). Orang-orang bilang 'Meduro iku pasti!', Kan belum tentu. Bisa aja Bondowoso, Situbondo, Lumajang.....Tapi jika Valentino Rossi yang blayer-blayer, kenapa tidak dibilang orang Madura...
Menurut Fuad, basic ide Stand Up Comedy adalah keresahan. Baik resah pada diri sendiri, masyarakat, pekerjaan maupun negara. Keresahan pada negara diwujudkan dengan sindiran-sindiran yang harus dikemas secara cerdas dan jenaka. Demikian juga keresahannya pada tindakan rasis terhadap orang-orang Madura. Sebagai putra daerah dari Pulau Kangean, salah satu pulau terpencil di wilayah Kabupaten Sumenep, ia merasa berkewajiban untuk menetralisir anggapan minor masyarakat pada orang-orang dari Pulau Madura yang dianggap sering bikin onar.
Konsep Fuad dalam ber-komika memang mengangkat tindakan rasis pada orang Madura, namun dengan bahasa komedi. "Apa sih kesalahan orang-orang Madura ? Â Banyak sih. Tapi apa ? Gitu lho..." ujarnya, disambut gelak tawa penonton.
Sejak gagal di grand final Audisi Stand Up Comedy yang diadakan salah satu TV Swasta di Jakarta tahun 2017 lalu, Fuad memutuskan tidak lagi bermain di televisi. Ia banting stir sebagai konten kreator baik di Youtube maupun Tiktok khusus stand up comedy. Hanya bermodal satu ponsel jadul dan mic kabel ia memulai produksi konten pertamanya di Tiktok Lite. Kini subscribe-nya sudah puluhan ribu. Ia juga cukup laris diundang tampil sebagai komika di banyak acara.
Selain keresahan, basic stand up comedy adalah kejujuran. Seorang komika harus jujur agar guyonannya orisinal. Mengenai kejujuran itu ia punya kisah lucu. Ia jujur cerita bahwa dulu, saat merintis karir, Â selain bermain stand up comedy, ia juga bekerja sebagai tukang ojek online. Suatu ketika, setelah selesai pentas stand up comedy, tiba-tiba hapenya berdering, ada pesanan ojek masuk. Ternyata si penumpang mengenalinya karena ia baru saja menonton penampilannya di panggung. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H