Mohon tunggu...
Sasetya wilutama
Sasetya wilutama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Pemerhati budaya

Mantan redaktur majalah berbahasa Jawa Penyebar Semangat Surabaya dan pensiunan SCTV Jakarta. Kini mengabdi di almamaternya, Stikosa-AWS Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kisah Panjang di Penanjakan

2 November 2024   22:24 Diperbarui: 2 November 2024   22:54 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ingatkah saat kita naik ke puncak Penanjakan
memandangi keelokan gunung Bromo berselimut kabut aneka warna

semburat di udara,
dan pendar cahaya kemerahan itu menyaput pipimu yang merona

Lalu kuceritakan padamu kisah panjang tentang perjalanan  menempuh onak dan duri, kadang melambung di puncak
kejayaan, kadang melambung dengan keras ke bawah bumi

Kuceritakan padamu kisah panjang sambil kueja rona matamu
seperti pedang amor yang menembus jantungku
Kuceritakan padamu kisah panjang sambil mengelus
rambutmu yang bergelombang seperti hatiku yang
bergelinjang oleh asmara

Hawa dingin puncak penanjakan merayap dari kaki sampai ubun
kita berdekapan memandangi simponi kabut dan pelangi berpendaran, lautan pasir Bromo
yang pelahan menyembul oleh cahaya pagi,
bunga-bunga edelweiss yang bermekaran
Dan kubisikkan kata
duh aku cinta

Surabaya, 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun