Mohon tunggu...
Sasetya wilutama
Sasetya wilutama Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Pemerhati budaya

Mantan redaktur majalah berbahasa Jawa Penyebar Semangat Surabaya dan pensiunan SCTV Jakarta. Kini tinggal di Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Kisah Moenir Memburu Inul Daratista

21 November 2023   11:45 Diperbarui: 21 November 2023   18:53 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Al Moenir, produser "Laris Manis" SCTV. (foto: Dok)

Semalam saya tidak sengaja melihat iklan di televisi, dan muncul sosok Inul Daratista sebagai bintang iklan. Tetiba ingat awal kemunculannya yang fenomenal di tahun 2000-an.  Artis lokal menggebrak kemapanan para artis dangdut nasional yang sebelumnya menjadi langganan tampil di televisi. Dan SCTV lah yang  "meledakkan" nama Inul Daratista, dan langsung bertengger sebagai artis papan atas serta salah satu artis terkaya di Indonesia.

Kisah penemuan Inul ini bermula dari info yang diterima Produser program "Laris Manis" waktu itu, Al Moenir Rahmat, bahwa di Surabaya ada penyanyi dangdut yang sangat bertalenta. Vokalnya oke, jogetnya aduhai. Rekaman saat pentas di berbagai panggung dangdut berupa kaset VCD banyak dijual di kios-kios VCD pinggir jalan. Waktu itu In House Produksi memang sedang mencari bibit-bibit talent pengisi acara baru. Bukan hanya artis, termasuk juga presenter program infoteintment dan religi.

Sebagai Produser yang banyak menangani program musik dangdut, instingnya langsung nyala. Saat kebetulan ada produksi suting di Surabaya, ia pun mencari info tentang keberadaan Inul. Dari info yang didapat, Inul biasa rutin manggung di cafe dekat Monumen Bambu Runcing, Jl. Jendral Sudirman Surabaya. Ia pun "nyanggong" di cafe tersebut selepas produksi suting. Tidak langsung ketemu, sebab Inul ternyata absen manggung.

Baru hari ketiga, Moenir bisa ketemu Inul di tempat yang sama. "Waktu itu Inul datang diantar suaminya (Adam Suseno) naik Vespa" kenang Moenir. Kesepakatanpun akhirnya tercapai. Sebenarnya ada dua artis penyanyi dangdut lagi di kantong Moenir, yakni Uut Permatasari dan Dewi Persik. Namun tim produksi sepakat "menggarap" Inul terlebih dahulu. Dari kaset VCD yang diterimanya, Moenir yakin Inul akan booming.

Sebagai uji coba, Inul dimasukkan sebagai penyanyi tamu di program "Laris Manis". Ternyata kemunculannya membuat heboh, dengan goyangan khasnya itu.  Eko Patrio yang waktu itu sebagai Host bersama Ulfa Dwiyanti, langsung menamakan goyang ala Inul ini sebagai goyang ngebor. Sejak itu nama Inul terkenal sebagai "Ratu Ngebor". Demikianlah, nama Inul makin melesat. Rating "Laris Manis" selalu melonjak tinggi jika Inul tampil. Dalam tempo relatif singkat, Inul telah menjadi bintang dangdut. Namanya makin berkibar ketika Inul dibuatkan program sendiri dengan judul program "Inul Sang Bintang", tayang secara live di jam prime-time, setiap Jum'at malam, jam 21.00 -- 21.30 WIB.

Pernah ada ide untuk menghitung kecepatan knot goyangan ngebor Inul itu, dimasukkan sebagai "gimmick" di salah satu segmen, namun keburu ada kasus perseteruan Inul dengan Si Raja Dangdut, menjadi bahan pemberitaaan yang ramai di berbagai media dalam dan luar negeri selama beberapa minggu. Rhoma Irama mempermasalahkan penampilan Inul, bahkan diungkapkan juga di forum DPR. Dikatakan bahwa penampilan Inul merusak "citra musik dangdut". Disusul kemudian Camelia Malik juga mengungkapkan hal yang sama. Diantara komunitas dangdut pun suaranya tak sama. Ada yang pro dan kontra.

Sebagai produser program, Al Moenir Rachmat dibuat repot, beberapa kali mendapat tilpun dari beberapa tokoh agar program Inul dihentikan. Direktur SCTV waktu itu, Lany Ratulangi dan Alex Kumara juga ikut repot mengusahakan agar Inul dan Rhoma Irama berdamai. Buntutnya, Inul mundur dari program "Inul Sang Bintang", diganti dengan Ira Swara. Judul pun dirubah jadi "Sang Bintang" saja. Walaupun tidak lagi tampil di SCTV, namun namanya terus berkibar. Bahkan aliran dangdut koplo khas Jawa Timur, yang selalu mengiringi penampilannya, malah jadi ngetrend.

Tak banyak artis daerah yang seberuntung Inul, langsung melesat menjadi bintang papan atas. Namun Inul merintis karirnya juga melewati perjalanan yang panjang, dimulai dari panggung ke panggung. Kesuksesan Inul ibarat menunggu moment saja. Dan saat kesempatan itu datang,  Inul tidak menyia-nyiakannya.

Maka membicarakan kemunculan Inul Daratista di pentas dangdut nasional tak bisa dilepaskan dari peran Al Moenir Rachmat dan SCTV.  Moenir bergabung di SCTV sejak 1997, sebagai Produser Director. Sebelumnya ia berkarya di Televisi Pendidikan Indonesia (sekarang MNC TV), dan sempat menelorkan beberapa program populer, antara lain "Kuis Dangdut" dengan pemandu kuis si "Apaan Tuh..." H.Jaja Miharja, "Serbaneka" dan sebagainya. Sejak tahun 1982 sampai 1990, Moenir bekerja di Pustekkom Departemen Pendidikan & Kebudayaan (Pusat Teknologi Komunikasi Pendidikan) yang antara lain memproduksi serial sinetron TVRI  "ACI (Aku Cinta Indonesia)" bersama Arswendo Atmowiloto dan melibatkan teman-teman saya itu sebagai penulis skenarionya.

Jadi, perkara jam terbang di TV Broadcast, Al Moenir mempunyai pengalaman yang sangat panjang. Banyak program-programnya di SCTV yang mempunyai rating tinggi, mayoritas program musik, antara lain : Sik Asik, Inbox, Miss Celebrity Indonesia, SCTV Awards, Dunia Bintang keliling Eropa dan sebagainya. Walaupun pendidikan formalnya adalah Sarjana Ekonomi dari Universitas Jayabaya, namun pendidikan tentang TV Broadcasting ia peroleh dari beberapa pelatihan di mancanegara, antara lain di Belanda dan Malaysia. Al Moenir pensiun dari SCTV pada tahun 2017, dan kini mengajar di salah satu Universitas Swasta cukup  ternama di Jakarta.

***

Antara artis bintang dan media televisi memang ibarat simbiose mutualistis, saling membutuhkan. Artis membutuhkan media untuk mengerek namanya dan besaran honornya. Media televisi membutuhkan artis bintang agar programnya populer dan mendatangkan banyak iklan. Karakter pemirsa televisi selalu dinamis, mengikuti trend yang sedang berkembang. Maka bagi kreator televisi dituntut untuk "membaca" trend dalam meng-create programnya. Atau sekalian menciptakan trend baru dengan menampilkan elemen baru, konten baru, juga bintang baru.

Karena merupakan elemen utama dalam produksi program, maka dalam organisasi departemen Produksi yang besar biasanya dilengkapi dengan bagian Talent Section, atau ada yang menyebut Talent Scouting, yang artinya pemandu bakat. Dengan insting dan pengalamannya, seorang pemandu bakat akan dengan cepat menemukan bakat & kemampuan seseorang dalam hal akting, olah vokal, presenter, dan sebagainya. Bagian inilah yang menyimpan semua nomor tilpun artis dan manajernya, menghubungi artis untuk panggilan suting dan deal besaran honorarium, baik artis bintang maupun pemula. Untuk artis pemula, biasanya bekerja sama dengan agency artis yang cukup banyak di Jakarta. Tinggal nunjuk beberapa artis pemula sesuai kriteria konsep program untuk dilakukan audisi.

Dalam perkembangannya, audisi artis ini bisa dikemas menjadi program yang sangat menarik. Di akhir tahun 2003, Indosiar memproduksi Akademi Fantasi Indosiar (AFI), ajang pencarian bakat di bidang tarik suara. Program ini merupakan adaptasi dari program La Academia asal Mexico. Kesuksesan Indosiar memproduksi format audisi ini segera diikuti oleh stasiun televisi lainnya. Ada Indonesian Idol di RCTI, Kontes Dangdut Indonesia (KDI) di TPI, Audisi Pelawak Indonesia (API) di TPI, dan sebagainya.

Kemudian layar televisi Indonesia dipenuhi dengan taburan bintang-bintang baru. Beberapa diantaranya masih eksis dan berhasil menjadi bintang beneran, misalnya Nazar KDI, Judika, Gisella Anastasia, Sule, dan sebagainya. Namun ratusan bintang yang lain, entah dimana kini keberadaannya. Bersinar sejenak, kemudian redup dan dilupakan.

Namun Inul masih bersinar sampai sekarang. Masih laris sebagai bintang iklan. Ditambah produksi kontennya di media sosial yang banyak dikunjungi orang. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun