Surabaya pada  Selasa 14 November 2023.
Komunitas Seduluran Semanggi Suroboyo (SSS) akan menggelar  pertunjukan musik Sawung Jabo & Sirkus Barock di  Gedung Cak Durasim,  kompleks Taman Budaya Jawa Timur Jl. Genteng Kali 85Ketua Panitia Cak Sjamsul Umur menjelaskan bahwa acara ini diberi tajuk "Kado Nggo Jabo" (Kado untuk Jabo).
"Sebagai seniman yang lahir dan besar di Surabaya yang lantas merantau di Jogjakarta,  kemudian malang melintang di jagad  kesenimanan --khususnya permusikan--  antara lain pernah berguru dan berkiprah di Bengkel Teater Rendra, Swami dan Kantata Takwa serta sejumlah komunitas dan entitas lain, sudah selayaknya kalau kami mengadakan gelar musik yang dimotori Cak Jabo ini.
Sebagaimana aktivitas Jabo yang tiada henti di kanal musik yang lahir di kampung Ampel  dan yang  kini mukim di Sydney, Australia, tahun lalu Sawung Jabo menggebrak Jogja, dilanjut Bandung dan Bogor. "Dan tahun ini, giliran kotane awake dewe, rek. Kota kelahirane Jabo:  Suroboyo!" kata Cak Sjamsul yang terkesan pendiam tapi nyatanya grapyak ini.
Pertunjukan _Kado Gawe Jabo_ ini dibagi dua sesi. Sesi I dimulai pukul 18.00 menampilkan pemberi kado para seniman keluarga besar SSS, yaitu Djatu Parmawati, Desy Agustina, Utiek, Bambang Jon, Ndindy & Helen (teatrikal puisi-musik), Prof. Rubi Castuby Band, dan Asri Nugroho (teatrikal seni rupa).
Sedang Sawung Jabo  & Sirkus Barock  memulai pertunjukan pukul 19.15 hingga selesai acara diperkirakan sekitar pukul 22.00.
Para personel Sawung Jabo & Â Sirkus Barock: Sawung Jabo (gitar), Emanuel Hertoto (Toto Tewel) lead guitar, Â Ucok (violin), Denny (perkusi), Hasnan (cello), Bagus (keyboard), Joel (gitar), Tauhid (bas), dan Wasis (drum).
Kata Cak Sjamsul, pertunjukan ini gratis. "Bagi yang sudah kehabisan tiket, jangan kuatir. Bisa nonton via streaming," ujarnya.
Komunitas Seduluran Semanggi Suroboyo aktif menggelar berbagai kegiatan budaya. Tahun 2022,  menggelar dua aktivitas, yaitu orasi budaya Eros Djarot di  Balai Budaya  kompleks Balai Pemuda Surabaya, pada 12 Juli  -- dimana selain orasi budaya, juga disuguhkah lagu-lagu yang ditulis oleh budayawan ini, dibawakan penyanyi Djatu Parmawati, Desy Agustina, Dian Permana, Putri Ajeng dan sejumlah seniman musik pendukung lainnya.
Empat bulan kemudian, pada 25 November digelar di Wisma Jerman (dulu disebut Goethe Institute) Â diskusi dan pembacaan puisi kumpulan puisi "69 Cinta untuk Rayni" karya pewarta dan pengarang Noorca M. Massardi.
Acara tersebut didukung  pembacaan puisi  oleh seniman Jawa Timur:  Wina Bojonegoro, Ndindy & Helen (teatrikal puisi-musik), Denting Kemuning, Heti Palestina Yunani, serta musikalisasi puisi oleh Bambang Jon, Arul Lamandau.