Mohon tunggu...
I Made Mahendra Budhiastra
I Made Mahendra Budhiastra Mohon Tunggu... -

Pemuda yang gila akan dunia wisata, hiburan dan trend terkini. Ingin memiliki usaha sendiri dan bisa hidup berkecukupan dengan jalan yang direstui tuhan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Susahnya Mengurus Barang Pindahan di Bandara Soekarno-Hatta

22 Februari 2014   16:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Residence permit saya di Swiss

Setelah sampai di KBRI Bern, sayapun memberikan dokumen pertama untuk dilegalisir serta dibuatkan surat konjen yg berisikan keterangan bahwa saya sudah selesai belajar di Swiss dan akan pulang ke Indonesia.

Tanggal 14 Februari saya pulang menggunakan Qatar Airways ke CGK dengan transit di Doha (DOH). Ternyata saya terkena overweight sebesar 8 KG dari total baggage allowance 30 KG. Karena biaya excess baggage per kilonya sangat mahal (60 USD) saya putuskan mengambil sebagian barang saya di koper dan saya bawa ke Intrapass lagi untuk dikirimkan melalui kurir (Dalam hal ini dikirim menggunakan TNT).

Dalam penerbangan dari Doha menuju Jakarta, setiap orang diberikan form custom declaration yg wajib diisi. Karena akan ada barang yg sampai belakangan, saya juga isi di form tersebut di bagian yg bersangkutan termasuk di halaman belakang yg harus saya tuliskan rincian barangnya seperti apa. Toh itu semua memang barang yg saya beli di Indonesia kok, jadi kan harusnya ga dipajekin lagi (Masuk akalnya)

Setelah saya mendarat di Jakarta (Hari sabtu tgl 15 Februari) saya mau coba langsung pergi ke terminal kargo yang berada di dekat Terminal 3. Terminal kargonya cukup memusingkan dan tidak ada tanda yang jelas mengenai dimana tempat parkir, dimana gedung ABCDE so on dll.... Akhirnya saya mencoba turun dan bertanya dgn salah satu orang disana dan rupanya saya diarahkan ke seseorang yang rupanya adalah calo di terminal kargo. Awalnya sih enggak ngeh kalo itu calo, cuma baru sadar belakangan sih.

Si calo ini sih rupanya karyawan JAS. Karena kargo saya dikirim oleh Qatar Airways, jadinya yang handle di Jakarta adalah JAS Kargo. Terus si orang ini lumayan menginterogasi saya mulai dari kirim pindahan seperti apa bla bla bla. Hingga ada percakapan yang cukup bikin saya sebel

A: Saya B: Calo JAS

B: Pak, ini di Qatar jadi TKI atau sekolah?

A: Engga pak, saya kuliah di Swiss baru pulang

B: Oh habis kuliah di eropa pak ya? Oh ya nanti jgn lupa bayar sewa gudang ya pak. Soalnya itu kan dihandle pihak swasta

Entah gimana maksudnya percakapan begini? Apa maksudnya menurut di calo ini orang yang keluar negeri untuk kuliah berhak untuk dimintai duit apapun kondisinya? Lanjut percakapan pun berlanjut seperti ini ketika sampai di kantornya JAS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun