Mohon tunggu...
Nur Annisa Hamid
Nur Annisa Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - blogger dan content creator

seorang wanita yang hobi travelling, menulis dan menyukai anak-anak selalu berfikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Optimis Menjalankan Ibadah Saat Ramadan dan Waisak

7 Mei 2020   21:48 Diperbarui: 7 Mei 2020   22:05 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak terasa sudah tiba di pertengahan puasa dan bertepatan dengan hari raya umat Budha yaitu Waisak. Karena saat ini sedang terjadi pandemi, perayaan yang biasanya dipusatkan di Candi Borobudur dengan meriah tahun ini hanya diadakan di rumah. Sudah tiga bulan terakhir perayaan hari besar agama mulai dari Nyepi, Paskah, Waisak, Isra Mikraj dilakukan di rumah. 

Ada rasa rindu akan kegiatan perayaan agama yang ramai dan meriah namun sebagai manusia kita hanya bisa menjalani ibadah di berbagai kondisi. Walaupun jauh dari keramaian kita dapat berdoa dan membantu sesama agar situasi dapat berubah jadi lebih baik. Hadirnya pandemi mengajarkan saya untuk introspeksi, banyak berdoa dan meningkatkan empati kepada sesama. 

Tidak ada yang bisa menyangka tahun ini banyak terjadi bencana alam mulai banjir, kebakaran hutan dan pandemi virus di berbagai negara. Situasi yang tidak nyaman mengajarkan saya untuk optimis, sabar, ikhlas dan bersyukur untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Walaupun banyak berita negatif atau hoaks beredar di media sosial tidak berpengaruh karena saya ingin fokus beribadah dan menebarkan kebaikan dimanapun. 

Optimis saya wujudkan dengan konsisten membuat konten positif di media sosial baik itu twitter, facebook, instagram, podcast, tiktok agar memberikan semangat dan hiburan pada orang lain. Ternyata energi yang saya sebarkan di berbagai media mendapat respon baik dari orang lain sehingga kita perlahan-lahan menjadi lebih fokus menjalani ibadah di bulan penuh berkah ini. 

Untuk bisa konsisten optimis memang tidak mudah karena masih banyak orang yang masih mengkritik, menjelekkan bahkan mengadu domba masyarakat dengan konten yang provokatif namun saya memilih untuk tidak peduli dengan hal tersebut. Teman dan keluarga saya kini lebih fokus untuk meningkatkan ibadah, membantu sesama dan mengingatkan akan kebersihan serta kesehatan. 

Optimis membutuhkan kesabaran, konsistensi dan dukungan sekitar agar bisa menyebarkan energi yang baik di sekitar kita. Bagi saya optimis akan lebih terasa hasilnya jika bersama dalam komunitas yang memiliki energi dan visi yang sama. Kini pelan-pelan mulai terlihat orang sudah bisa berjualan walaupun dari rumah, pasien yang sembuh terus bertambah, orang yang memberikan bantuan juga semakin  bertambah. 

Umat Buddha yang merayakan Waisak juga menunjukkan optimisme dengan beribadah dari rumah secara serentak yang diadakan salah satu akun vihara Buddhasena. Dengan berdoa menjadi bukti kita masih memiliki harapan dan percaya pada Tuhan bahwa situasi akan berubah jadi lebih baik. Mental tahan banting dan pekerja keras merupakan hal positif yang harus kita banggakan dari nenek moyang kita yang dulu berusaha mati-matian memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. 

sumber : instagram @viharabuddhasena
sumber : instagram @viharabuddhasena

Kini dengan kemudahan teknologi harusnya kita bisa yakin dan optimis untuk melewati masa sulit yang sekarang dihadapi. Apalagi kini banyak kelas online untuk menambah ilmu, berkonsultasi dengan tenaga medis dan bertanya kepada psikolog atau psikiater jika kita butuh bantuan. 

Tidak perlu malu atau takut kalau memang kita butuh bantuan orang lain agar bisa bertahan hidup. Justru akan banyak bantuan yang diberikan kepada saudara atau teman yang merasa kesulitan. Dengan meminta tolong pada Tuhan dan orang lain bukti kita masih percaya pada harapan baik. Setelah mendapat bantuan atau melewati ujian maka akan timbul rasa yakin dan optimis kalau kita bisa bangkit asalkan ada kemauan dan kerja keras. 

Apalagi orang Indonesia dikenal pekerja keras dan tahan banting karena pernah mengalami krisis 1998 dan moneter tahun 2000an jadi saya optimis Indonesia bisa bangkit melewati masa pandemi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun