Mohon tunggu...
Nur Annisa Hamid
Nur Annisa Hamid Mohon Tunggu... Wiraswasta - blogger dan content creator

seorang wanita yang hobi travelling, menulis dan menyukai anak-anak selalu berfikir positif dan bersyukur dalam segala hal

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menjalankan Puasa Ramadan 2020 dengan Keprihatinan

5 Mei 2020   18:12 Diperbarui: 5 Mei 2020   18:18 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjalani kehidupan memang tidak selamanya indah atau lurus, ada kalanya jatuh lalu bangun dan melewati banyak belokan. Begitu juga menjalani puasa tahun ini yang bagi saya banyak ujian yang harus dilewati untuk naik ke tingkatan berikutnya. Mulai dari pendapatan yang berkurang, tidak bisa bertemu teman dan keluarga di kota kelahiran, buka puasa dan tarawih hanya di rumah. 

Hal ini tidak terjadi pada saya saja namun juga orang-orang di sekitar saya. Tahun ini menjadi Ramadan yang penuh prihatin bagi saya, karena keuangan yang menipis namun harus tetap berjuang bertahan hidup sampai pandemi berakhir. Dulu saya pernah mengalami puasa yang sulit karena jauh dari orang tua, uang hanya sedikit dan nyaris tidak bisa mudik karena kehabisan tiket. 

Tapi saat itu saya masih bisa menjalankan tarawih di masjid, buka bersama dengan teman dan mendapat banyak kemudahan karena bisa bekerja saat puasa. Sekarang pekerjaan mengajar harus tertunda, ada pembayaran campaign yang macet, belum bisa silaturahmi dan belum bisa sholat berjamaah itu yang membuat saya sedih. 

Ramadan bagi saya ialah momen dimana semua terasa hidup sepanjang hari. Mulai dari keramaian sahur bareng, buka bersama, tarawih, mudik dan sholat Idul Fitri. Semua ada kenangannya mulai  dari hunting makanan untuk berbuka, menikmati sholat berjamaah di beberapa masjid, ketegangan mendaftar mudik, rasa tidak sabar menempuh perjalanan pulang kampung, rasa bahagia dan senang saat bisa bertemu keluarga dan teman lama dan rasa suka cita saat menjalankan sholat Ied di pagi hari. 

Kebiasaan ini sudah saya jalankan bertahun-tahun sehingga ketika tahun ini berbeda maka saya pun sempat panik dan sedih. Namun ibadah harus tetap berjalan apapun kondisinya meski menimbulkan rasa tidak nyaman. 

Saya pun belajar untuk menyesuaikan diri untuk ibadah dalam berbagai kondisi baik saat senang maupun susah. Jika dipikir kembali generasi sekarang jauh lebih beruntung karena banyak kemudahan teknologi yang membuat jarak menjadi lebih singkat dengan menggunakan internet.

sumber : pixabay.com
sumber : pixabay.com
Saya juga bersyukur masih diberi kesehatan, keselamatan, bisa tinggal bersama keluarga, mendapat kiriman makanan atau barang lainnya gratis, mendapat dukungan dari komunitas untuk terus semangat dan menerima beberapa pekerjaan lainnya secara online. Saya percaya dibalik kesulitan pasti ada kemudahan asalkan kita mau terus berusaha dan sabar. 

Ya momen Ramadan tahun ini mengajarkan saya untuk sabar dan ikhlas. Sabar menjalankan ibadah di kondisi pandemi, sabar walaupun harus menghemat pengeluaran, sabar menghadapi berbagai informasi di media sosial dan ikhlas dengan keputusan dari Sang Pencipta untuk mengurangi aktivitas di luar rumah. Sebuah pelajaran hidup berharga yang saya yakin kelak akan mempermudah saya jika harus bertahan di kondisi tidak mudah. 

sumber : pixabay.com
sumber : pixabay.com
Dengan banyak bersyukur membuat saya tetap optimis di kondisi yang tidak mudah dan merasa lega karena masih banyak yang belum beruntung dibanding saya. Terdengar sederhana tapi dengan mengucap syukur menjadikan hati saya tenang dan yakin untuk terus menatap masa depan. 

Untungnya saya juga tergabung dalam grup whatsapp yang bisa saling menghibur, mendukung dan mendoakan agar semua bisa sehat dan berkumpul kembali seperti sebelum pandemi. Lingkungan yang positif membuat saya merasa berarti dan bahagia karena interaksi yang aktif antar anggotanya. 

Mari kita sama-sama saling memberi dukungan, saling mendoakan dan saling menguatkan agar bisa ibadah dengan lancar serta bisa bertahan sampai seterusnya untuk menjadi manusia yang lebih baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun