Tiga tahun setelah diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN yang membuka peluang tenaga kerja asing mengisi berbagai profesi yang sebelumnya tertutup oleh orang asing. Hal ini tidak bisa dihindari mengingat Indonesia bagian dari ASEAN yang seharusnya menjadi pemimpin di Asia Tenggara.Â
Sejumlah kekhawatiran pun dialami pemilik usaha mengingat masih banyak tenaga kerja asal Indonesia yang belum menguasai bahasa asing dan belum percaya diri bersaing dengan tenaga kerja asing.Â
Berbagai permasalahan tenaga kerja masih tantangan yang perlu dibenahi seperti upah, jam kerja, minimnya lapangan kerja, dan tingginya angka pengangguran. Agar bisa bersaing dengan tenaga kerja asing, pemerintah perlu memperbanyak pelatihan ketrampilan seperti bahasa asing, penguasaan komputer, dan sikap profesional dalam dunia kerja.
Namun jika dibandingkan dengan negara Asia Tenggara kualitas SDM Indonesia menurut UNDP masih dibawah Thailand dan Malaysia dengan urutan ke lima dari sepuluh negara anggota ASEAN. Harusnya dengan penduduk lebih dari 200 juta jiwa, Indonesia memiliki potensi SDM yang besar dari segi kuantita.Â
Maka Presiden sejak tahun 2016 mengeluarkan Inpres tentang revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan program link and match pendidikan dengan dunia usaha. Program revitalisasi meliputi kurikulum, cara pembelajaran, sarana dan sertifikasi kompetensi.Â
Selain itu Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) mengadakan program Pemagangan Terpadu Tingkat Nasional dimana tenaga kerja bisa magang di perusahaan di bawah naungan Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Tahun 2018 ditargetkan sebanyak 400 ribu peserta magang melibatkan 8000 instruktur.Â
Untuk meningkatkan kompetensi angkatan kerja Kemnaker melakukan beberapa terobosan selama tahun 2018 berupa pelatihan yang gencar di Balai Latihan Kerja (BLK) dengan triple skilling yaitu skilling, up skilling, dan re-skilling. Skilling yaitu pelatihan bagi angkatan kerja untuk mendapatkan skill, up skilling bagi pekerja yang ingin meningkatkan skill, dan re-skilling untuk pekerja yang ingin mendapatkan keterampilan baru.Â
Akses masyarakat untuk mendapatkan pelatihan vokasi semakin dipermudah dengan membangun BLK Komunitas sebanyak 75 BLK Komunitas di tahun 2018 dan akan ditambah menjadi 1000 BLK di tahun 2019. Setiap BLK ditargetkan dapat memberi pelatihan sampai 100 orang.Â
Pelatihan pun ditingkatkan mengikuti perkembangan teknologi misalnya yang semula pelatihan menjahit ditambah menjadi digital fashion industry melibatkan desainer profesional. Bahkan pada bulan November 2018 telah diresmikan Creative Room di BLK Bekasi yang ditujukan bagi lulusan SMK berupa animasi digital yang diharapkan menjadi  animator profesional di industri perfilman dunia.Â