Perubahan gaya hidup masyarakat terutama di kota besar yang lebih menyukai transaksi online dalam membeli kebutuhan sehari-hari membuat industri marketplace berkembang pesat. Banyaknya pilihan dan promo menarik membuat konsumen tertarik membeli secara online tanpa harus keluar rumah serta harga yang lebih terjangkau dibandingkan pergi ke pusat perbelanjaan.
Hal ini juga saya alami di mana hampir semua kebutuhan mulai dari paket data, pulsa, makanan, perawatan tubuh saya beli secara online melalui telepon seluler dan dalam hitungan menit. Kemudahan transaksi online inilah membuat strategi pemasaran berubah dengan adanya internet.Â
Berdasarkan data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) di tahun 2017 terdapat 143 juta orang yang menggunakan internet. Data ini akan terus meningkat karena kemudahan akses internet yang bisa dirasakan semua lapisan masyarakat yang ada di Indonesia.
Pertumbuhan pengguna internet yang terus meningkat, membuat potensi UMKM semakin berkembang yang juga menggerakkan roda perekonomian nasional. Seperti halnya di kota Bogor, UMKM disana terus berkembang yang tercatat sekitar 23.000 pelaku UMKM. Untuk memasarkan produknya, platform pemasaran kini semakin bertambah dengan adanya media sosial dan marketplace yang mudah diakses serta digunakan untuk menjual berbagai produk UMKM dengan biaya terjangkau bahkan gratis.
Menurut Tenaga Ahli Senior Perdagangan Sekretariat Roadmap E-Commerce Kemenko Bidang Perekonomian RI Bapak Muhammad Rosihan Jumlah pelaku UKM di Indonesia kini mencapai 59 juta orang dan akan terus meningkat sampai tahun 2020. UKM mulai menggunakan media online sejak tahun 2005 dengan hadirnya teknologi 3G dan terus meningkat dengan 4G yang semakin akrab dengan internet.
Dengan kemudahan mulai dari perangkat untuk mengakses internet, platform e-commerce, pembayaran, dan pengiriman hambatan yang tersisa kini ialah sumber barang. Yang kini sedang dikembangkan oleh pemerintah ialah Industri Kecil Menengah yaitu UKM yang bisa memproduksi barang sendiri dan memiliki branding yang kuat di benak konsumen.
Salah satu produk UKM yang terus berkembang di Bogor, Sunkrisps yang menjual produk sayuran menjadi makanan ringan dan lauk yang praktis ini memanfaatkan media online seperti instagram untuk memasarkan sekaligus edukasi kepada konsumen
Instagram sebagai platform utama yang kini banyak diakses orang menjadi media untuk mengedukasi konsumen tentang MPASI untuk ibu dan anak. Dengan menyajikan konten dengan kualitas baik secara konsisten membuat konsumen berminat hingga melakukan pembelian.
Seringkali ketika produknya dikirim ke luar Jawa kemasan dan isi berubah karena ditumpuk atau dibanting saat dimasukkan ke dalam pesawat kargo. Hal ini membuat konsumen merasa kecewa ketika menerima produk karena tidak seperti foto produk di media sosial.
Menanggapi hal ini VP Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan JNE terus melakukan sosialisasi kemasan kepada pelaku UKM dengan menawarkan untuk mengirim ke gudang JNE agar lebih murah dan lebih aman.
Keputusan pembelian kini berada di tangan konsumen yang kini didominasi anak milenial yang akrab dengan gawai berdasarkan promo yang tersedia. Untuk meningkatkan layanan, di tahun 2019 JNE akan membangun mega hub sebesar 4000 meter persegi di dekat bandara meningkatkan kapasitas penyimpanan.
Kini mengirim paket menjadi lebih mudah, JNE memiliki aplikasi atau kartu pelanggan yang bisa menjemput barang di rumah sehingga penjual tidak perlu repot ketika akan mengirim barang ke konsumen. Inovasi inilah yang akan terus dikembangkan untuk mendukung transaksi yang terus meningkat pada marketplace.
Pemerintah pun memiliki kebijakan untuk meningkatkan daya saing UKM dan menjadikan transaksi pada e-commerce lebih aman yaitu meningkatkan SDM untuk pelaku ecommerce, literasi e-commerce untuk pelaku usaha, mengedukasi konsumen melalui media sosial, meningkatkan jumlah IKM, menyarankan penjual untuk menggunakan asuransi jika nilai barang tinggi, dan memperhatikan kemasan saat pengiriman agar dapat diterima dengan baik oleh konsumen.
Baik media sosial atau e-commerce dua-duanya memiliki kelebihan dan kekurangan dalam memasarkan produknya. Media sosial dapat menjadi sarana untuk edukasi sekaligus promosi sedangkan e-commerce menjadi tempat berjualan yang potensial karena menjangkau banyak orang dan transaksi pembayaran lebih aman karena terdapat pihak ketiga yang menjembatani penjual serta pembeli.
Akan lebih baik jika pelaku UKM menggunakan kedua platform ini untuk saling menunjang sehingga konsumen bisa mendapat informasi dengan tepat dan merasa aman ketika melakukan transaksi serta menerima barang dalam kemasan yang baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H