Keluarga merupakan elemen terkecil dalam sebuah negara. Negara yang kuat adalah jika setiap keluarga memiliki pondasi yang kuat dalam banyak hal serta tangguh dalam menghadapi ujian. Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang terbanyak ke 4 di dunia, dalam hal jumlah angka ini bisa menguntungkan namun juga bisa merugikan jika sarana dan prasarana sudah mendukung.
Pada jaman orde baru pemerintah berhasil mengendalikan jumlah penduduk, sehingga angka kelahiran dapat ditekan dan ketersediaan pangan dapat mencukupi kebutuhan sendiri bahkan diekspor hingga manca negara. Namun sekarang keadaan banyak berubah banyak pasangan muda menikah tanpa ada perencanaan yang matang dan banyak yang memiliki anak lebih dari dua.
Padahal KB yang dulu dicanangkan memiliki tujuan yang bagus dengan dua anak cukup maka dua anak dapat menggantikan orang tuanya dan kesejahteraan anak dapat lebih baik karena biaya pendidikan yang bisa terpenuhi dan kualitas kasih sayang orang tuanya yang cukup kepada kedua anaknya.
Banyak orang menganggap KB adalah kontrasepsi atau kondom padahal KB adalah value tentang planning dimana jika sebuah keluarga memiliki value yang benar maka akan mendorong pengambilan keputusan yang  benar sehingga dengan value yang benar maka akan memiliki mindset yang benar pula.
Hal ini dijelaskan oleh Bapak Sonny Harry B Harmadi selaku ketua Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi UI pada acara nangkring bareng kompasiana BKKBN di Outback Cafe pada 14 Oktober 2014 lalu. Dalam acara tersebut banyak hal menarik yang diungkapkan mengenai demografi di Indonesia diantaranya adalah pada pemerintahan Bapak Jokowi dimasa mendatang BKKBN akan berubah menjadi kementrian. Beberapa alasan berubahnya BKKBN menjadi kementrian adalah bisa membuat Peraturan Pemerintah tentang kependudukan sehingga posisi BKKBN menjadi lebih kuat dengan adanya peraturan pemerintah, dan dengan posisi kementrian maka bisa membuat kebijakan berdasarkan data kependudukan yang ada misalnya kebijakan energi berdasarkan jumlah penduduk yang ada atau kebijakan pembuatan jalan berdasarkan jumlah penduduk yang melewati atau menggunakan.
Hal lainnya yang akan menjadi ancaman di masa mendatang adalah tingginya angka kematian ibu pasca melahirkan akibat kurangnya sarana kesehatan di berbagai daerah serta daya tampung di Indonesia yang hanya bisa menampung sekitar 330 juta jiwa sedangkan penduduk Indonesia saat ini sekitar 250 juta jiwa maka di tahun 2045 akan timbul masalah besar seperti perebutan tempat tinggal bahkan air bersih karena kurangnya lahan di Indonesia.
Persoalan di masa mendatang akan lebih besar dibandingkan dari korupsi karena antara satu orang dengan yang lain akan saling memperebutkan hal yang tidak pernah kita pikirkan di masa sekarang. Hal ini pula yang dijelaskan Bapak Akbar Faisal selaku aktivis Rumah Transisi dan anggota DPR RI.
Sekarang di sekitar saya sendiri sering melihat banyaknya anak muda menikah tanpa perencanaan yang matang misalnya financial, tempat tinggal, bahkan jumlah anak yang akan dimiliki. Seringkali saya melihat jarak usia antara anak 1 dengan yang lain hanya terpaut 1 atau 2 tahun padahal dari sisi psikologis idelanya jarak antara anak pertama terhadap anak kedua adalah 5 atau 6 tahun sehingga tidak terjadi kecemburuan atau kesenjangan kasih sayang orang tua terhadap anaknya.
Selain itu banyak saya temui masyarakat kelas menengah ke bawah tidak memiliki pekerjaan yang tetap padahal harus membiayai 5 sampai 6 anak dalam satu rumah sehingga pendidikan dan kesehatan keluarga menjadi terabaikan. Padahal keluarga yang kuat adalah keluarga yang bisa memberikan pendidikan dan kesehatan yang layak bagi generasi muda atau keturunannya.
Karena penambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya maka bisa dibilang Indonesia sedang mengalami bonus demografi yaitu potensi ekonomi yang didukung generasi muda yang produktif. Hal ini bisa dilihat dari negara Korea Selatan, Cina, dan Taiwan dimana sekarang terjadi pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat bahkan menyaingi negara besar sekalipun seperti Jepang dan Amerika Serikat.
Bonus demografi akan sangat membantu pemerintahan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi jika sarana dan prasarana sudah dipersiapkan jauh-jauh hari namun jika tidak yang ada malah akan meningkatkan jumlah pengangguran dan kemiskinan di kota-kota besar di Indonesia.
Sudah saatnya generasi muda memiliki value yang tepat akan sebuah keluarga yaitu memiliki dua anak agar bisa mengambil keputusan yang tepat akan pendidikan dan kesehatan serta membantu pemerintah dalam mengurangi angka kelahiran dan tingginya akan kematian ibu melahirkan.
Setiap hal yang kita pilih akan menimbulkan konsekuensi seperti halnya jika kita memilih untuk memiliki lebih dari dua anak maka kita harus menyiapkan beberapa hal seperti biaya pendidikan yang terus mahal, biaya kesehatan dll.
Jika kita sudah memiliki value yang tepat maka hal lain yang harus dilakukan ialah menyebarkan informasi kepada masyarakat di pelosok Indonesia agar mereka juga memiliki value yang tepat akan sebuah keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H