Mohon tunggu...
Sasa Amelia
Sasa Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Sebagai mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, jurnalistik dan menulis adalah bidang yang saya tekuni, dan dengan senang hati dapat saya pelajari.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tertipu Tawaran Lowongan Kerja, Modus Penipuan Digital Rugikan Finansial

26 November 2024   23:58 Diperbarui: 27 November 2024   00:45 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pesatnya perkembangan teknologi telah membuka pintu bagi berbagai kemudahan dalam aktivitas online. Namun, di balik kemudahan tersebut, berbagai modus penipuan baru juga bermunculan dengan memanfaatkan celah-celah yang ada. Misalnya, penipuan dengan kedok penjualan barang palsu atau tawaran kerja fiktif yang terlihat menarik namun menyesatkan. Di era di mana transaksi dan komunikasi banyak dilakukan secara daring, penipuan online semakin marak terjadi. Modus penipuan ini meliputi berbagai bentuk, seperti penjualan barang palsu, pencurian identitas, scam investasi, dan masih banyak lagi.

Kebutuhan finansial yang meningkat, terutama bagi mahasiswa yang sibuk mencari pekerjaan sampingan, sering kali dimanfaatkan oleh penipu. Mahasiswa sering kali menjadi target karena dianggap sebagai kelompok yang mungkin kurang berpengalaman dalam mengevaluasi tawaran-tawaran online yang terlihat menggiurkan namun palsu. Baru-baru ini, modus penipuan dengan iming-iming pekerjaan di platform e-commerce besar yang dialami oleh RR. Awalnya, RR menemukan lowongan kerja sebagai Mitra Marketing melalui sebuah akun Instagram yang terlihat resmi namun sebenarnya palsu. Tawaran yang terlihat meyakinkan, membuat RR percaya hingga melanjutkan komunikasi ke platform Telegram. Di Telegram RR lama berkomunikasi dengan NA.

Di sana, RR diminta untuk mengisi formulir dengan berbagai data pribadi, termasuk nama, umur, nomor telepon, nomor rekening, dan nama bank. Pengisian data pribadi semacam ini sebenarnya sudah menjadi tanda bahaya, karena dapat digunakan oleh penipu untuk tujuan yang merugikan korban, namun RR tanpa sadar tetap melakukannya. Setelah mengisi formulir, RR ditanyai tentang sumber informasi mengenai pekerjaan tersebut dan apakah ia memahami sistem kerja sebagai Mitra Marketing, dan semua proses ini terlihat normal bagi RR. 

Dokumentasi pribadi 
Dokumentasi pribadi 

Tugas yang diberikan ternyata berbeda dari informasi awal yang diberikan. RR diminta untuk melakukan check-out sejumlah barang dalam waktu tertentu, waktu yang diberikan dimulai dari 2 hingga 30 menit tergantung harga barang. Nominal barang yang harus di-check-out berkisar di angka Rp 199.000 hingga satu juta. Setelah men check-out beberapa barang, dengan harga yang terus meningkat, NA tiba-tiba memberikan syarat tambahan, yaitu RR harus mengirimkan sejumlah uang, dengan dalih jika tidak dilakukan semuanya akan hangus, termasuk uang dan tawaran pekerjaan. Lalu Secara tidak sadar, RR akhirnya mengirimkan uang sebesar 4,4 Juta Rupiah dengan iming-iming uang tersebut, dan uang yang telah dibayarkan sebelumnya untuk men check-out barang akan dikembalikan hari itu juga.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Namun ternyata, setelah segala prosedur dan persyaratan dilakukan, RR tidak mendapatkan uangnya kembali, nomor NA tiba-tiba tidak aktif. RR akhirnya tidak hanya gagal mendapatkan pekerjaan yang dijanjikan, tetapi juga kehilangan sejumlah uang. Padahal untuk memenuhi segala prosedur yang diberikan, RR bahkan sampai harus meminjam uang dari teman, namun ternyata hasil yang didapat malah nihil.

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi

Kasus seperti ini bukanlah hal yang langka di dunia maya. Penipuan online kerap memanfaatkan harapan orang untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau barang murah. Untuk menghindari kejadian serupa, kita harus selalu waspada dan skeptis, terutama jika berurusan dengan uang. Mengutamakan verifikasi kebenaran informasi dan mengecek legalitas sumber lowongan kerja adalah langkah penting. Jangan mudah percaya pada tawaran pekerjaan atau transaksi yang terdengar terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Ingat, lebih baik bersikap hati-hati daripada menyesal di kemudian hari.

Berbagai modus penipuan yang ada mengajarkan kita untuk lebih cermat dan kritis dalam menjalani aktivitas online. Dengan menjaga kewaspadaan, risiko menjadi korban penipuan dapat diminimalkan. Tetap waspada, teliti, dan jangan ragu untuk bertanya atau mencari informasi lebih lanjut sebelum membuat keputusan yang menyangkut uang atau data pribadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun