Mohon tunggu...
Sasa Amelia
Sasa Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi Universitas Komputer Indonesia

Sebagai mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi, jurnalistik dan menulis adalah bidang yang saya tekuni, dan dengan senang hati dapat saya pelajari.

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Penjual Buah Asongan dengan Dedikasi Hampir Satu Dekade

29 Oktober 2024   19:46 Diperbarui: 29 Oktober 2024   19:53 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber by dokumentasi pribadi

memikul dagangannya seperti raspberry dan strawberry. Selama hampir satu dekade terakhir, Asep tidak pernah absen menjalani aktivitas ini. Ia dengan ramah menawarkan buah-buah tersebut kepada orang-orang yang ditemuinya di trotoar maupun di sekitar area perkantoran dan pusat perbelanjaan.

Buah yang dijual Asep berasal dari para petani di Lembang, sebuah daerah di Kabupaten Bandung Barat yang terkenal di sepanjang Jalan Ir. H. Juanda, Bandung, Asep sudah menjadi sosok yang akrab bagi banyak orang. Setiap hari, ia dengan sabar dan gigih berkeliling dari pagi hingga sore sambil  dengan udara sejuk dan tanah suburnya. 

sumber by dokumentasi pribadi
sumber by dokumentasi pribadi

Sejak awal, Asep memang memilih untuk menjual buah dengan cara berkeliling secara asongan. Ia memikul kardus yang berisi buah dan menawarkannya kepada pejalan kaki maupun pengendara yang melintas. Aktivitas itu kini sudah menjadi rutinitas yang lekat dengan kesehariannya, dan dengan sabar ia tetap konsisten meskipun terkadang harus menghadapi cuaca yang tidak menentu.

Asep menawarkan buah-buahnya dengan harga Rp30.000 per satuan. Namun, bagi mereka yang membeli dalam jumlah lebih banyak, ia memberikan harga khusus. Jika pembeli mengambil tiga buah, maka totalnya cukup dibayar Rp100.000. "Saya kasih diskon kalau ada yang ambil lebih dari satu, biar orang makin tertarik," jelas Asep sambil tersenyum.

Meski terdengar sederhana, pekerjaan Asep sebagai pedagang asongan bukan tanpa tantangan. Ia mengaku bahwa terkadang dagangannya tidak habis dalam sehari, apalagi jika sedang musim hujan atau jalanan sepi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun