Kesimpulannya, Asia Tenggara mengalami dinamika demokratisasi dengan transisi dari rezim otoriter ke demokrasi di beberapa negara, seperti Filipina dan Indonesia, meski tantangan seperti intervensi militer di Thailand dan Myanmar masih ada. Pertumbuhan ekonomi pesat, meskipun terganggu oleh krisis 1997 justru mendorong reformasi di beberapa negara. Globalisasi dan modernisasi juga memperkuat partisipasi politik lewat media digital, namun juga menimbulkan polarisasi dan disinformasi.
Referensi:
Acharya, A. (1999). Southeast Asia’s Democratic Moment. Asian Survey, 39(3), 418–432. https://doi.org/10.2307/3021206
Girling, J. (1988). Development and Democracy in Southeast Asia. The Pacific Review, 1(4), 332-340.
Kingsbury, D. (2016). Politics in Contemporary Southeast Asia: Authority, Democracy and Political Change. Routledge.
Noviati, C. E. (2013). Demokrasi dan Sistem Pemerintahan. Jurnal Konstitusi, 10(2), 333-354.
Putra, F., & Aminuddin, M. F. (2020). Democracy and Social Policy in Southeast Asia: A Comparative Process Tracing Analysis. Jurnal Politik, 5(2), 3.
Yeates, N. (2007). Globalization and Social Policy. Social Policy, 628-653.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H