Pendahuluan
Tidak semua masyarakat mengalami mengalami diskriminasi ras, agama ataupun sosialisasi budaya, namun ada juga yang mengalami diskriminasi berdasarkan Gender mulai Subordinasi, Stereotip, Beban Ganda, Marginalisasi, Patriarki hingga kekerasan fisik, mental dan seksualitas. Tidak jarang hal ini membuktikan bahwa perempuan memiliki hak terbatas baik itu dalam bidang ekonomi, sosial budaya, partisipasi politik hingga sumber daya.Â
Pada dasarnya ketidaksetaraan ini dapat merugikan individu dan kelompok lain. Diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan, di seluruh dunia. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi di berbagai negara atau wilayah. Oleh sebab itu, ketidaksetaraan gender masih banyak terjadi di berbagai negara di dunia.
Isi
Ketidakadilan gender yang pertama adalah Subordinasi yaitu penempatan perempuan pada kedua setelah laki -- laki, yang kedua Marjinalisasi yaitu bentuk penyikiran pada kaum perempaun atau biasa disebut pemiskinan perempuan yang sering terjadi tidak hanya di sektor ekonomi atau lingkup pekerjaan, marjinalisasi juga kerap kali terjadi di lingkungan rumah tangga, hingga masyarakat.Â
Ketiga yaitu Stereotipe yaitu pemberian label negatif oleh masyarakat terhadap kaum perempuan, contoh yang sering kita temui adalah laki -- laki dianggap sebagai manusia yang aktif, kuat serta rasional jika dibandingkan dengan perempuan yang emosional, lemah hingga pasif. Selanjtnya yang keempat adalah Beban Ganda yaitu perempuan yang dianggap memiliki tugas atau andil penuh dalam lingkungan domestik rumah tangga. Dan yang kelima adalah Kekerasan, kekerasan ini acap kali dilakukan melalui fisik, mental, hingga seksual. Dalam kasus ini laki -- laki beranggapan memiliki kuasa yang mendominasi terhdap perempuan
Nah kenapa sih kesetaraan gender ini masih terjadi dan masih dipermasalahkan? Kenyataannya dengan adanya ketidaksetaraan gender maka telah menyebabkan ketidakadilan baik itu laki - laki maupun perempuan mulai dari pelanggaran atas hak asasi hingga kekerasan. Padahal perempuan juga memberi kontribusi yang besar baik untuk keluarga, ekonomi hingga masyarakat luas. Ibu Sri Mulyani pernah mengatakan bahwa saat ini masih ada stereotip bahwa perempuan lemah dibidang Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.Â
Padahal beliau mendapati bahwa perempuan juga mahir di berbagai bidang, namun tantangannya adalah ketika memasuki dunia kerja, ada yang harus berhenti bekerja jika sudah menikah atau melahirkan. Mengurus rumah tangga dipandang sebagai tugas utama perempuan yang harus membawa peran sebagai ibu dan pekerjaan domestik rumah tangga
Kesmpulan
Kesetaraan Gender tidak benar benar sama yang mana artinya Equal boleh tidak sama tetapi serupa atau imbang. Laki -- laki diciptakan dengan kodrat yang berbeda contoh ada hal yang hanya bisa dilakukan oleh laki -- laki dan ada yang hanya bisa dilakukan oleh perempuan, contohnya hamil, melahirkan dan menyusui. Tapi hendaknya antara laki -- laki dan perempuan bisa saling melengkapi dan menghormati hak -- hanya masing masing -- masing
Tanpa kita sadari kesetaraan gender ini memiliki manfaat yang lebih luas bagi Indonesia sendiri mulai dari pembangunan ekonomi, sosial budaya, sumberdaya, hingga partisipasi politik. Kesetaraan gender akan memperkuat kemampuan negara untuk berkembang
lantas apa saja hal yang bisa kita lakukakn untuk memerangi ketidaksetaraan gender? Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah memanfaatkan fasilitas teknologi informasi untuk menyebarkan pemberdayaan perempuan, Kedua mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang baik dan peraturan yang daat dilaksanakan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Ketiga bangun kesadaran diri sendiri melalui aktivitas kesetaraan gender, keempat stop menstereotipe, Kelima menarik keluar ketika dikucilkan
Daftar Pustaka
Palulungan, Lusia, M. Ghufran dan Muhammad Taufan Ramli. 2020. Perempuan, Masyarakat Patriarki dan Kesetaraan Gender. Makassar. Yayasan Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI).
Aisyah Pertiwi Ramadani_210810201208_Kelompok 7
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H