Tak peduli warna Almamater. Tapi kita mahasiswa harus melunasi janji kepada rakyat Indonesia di 20 Mei 2015. Dan Katanya dulu Aksi di bulan Maret awal dari Perjuangan untuk Rakyat Indonesia. Buktinya ?
Maret bulan lalu panas-panasnya kebijakan-kebijakan pemerintah yang kontroversial, yang menyudutkan rakyat untuk tidak makan. Masalah demi masalah yang mengancam kesatuan negara juga bermunculan. Melihat hal itu, sebagian elit menilai bahwa mahasiswa sekarang kurang peka, bahkan tidak peduli dengan Indonesia dan rakyatnya. Lalu muncul pertanyaan“ Kemana Mahasiswa?”.
Masih teringat jelas di awal Maret 2015 teriakan-teriakan “ Kemana mahasiswa?, Mereka nonton talkshow?, Mereka ketawa-ketawa melihat bacotan pelawak yang saling menjelek-jelekan fisiknya, Mungkin mahasiswa lagi sibuk dengan kuliahnya-laporanya”. Dan yang paling mengena, ketika kita mahasiswa dijudge sudah lupa sama rakyat, senang melihat rakyat yang sedang terinjak pedal pahit kebijakan pemerintah. Lalu dimanakah dirimu Mahasiswa? Hingga muncul meme perbandingan mahasiswa 1998 dengan mahasiswa 2015. Muncul pernyataan save-savean dan hastag-hastagan itu kurang.
Teriakan-teriakan tersebut lalu mengantarkan para aktifis kampus berdiskusi, beraliansi dan akhirnya turun AKSI bersama kawan seperjuangan di bulan Maret. Turun aksi bukan karena membenci pemerintah, tetapi mencintai rakyat. Tuntutan harga BBM, bahan pangan, gerak cepat dalam penyelesaian KPK VS Polri dan tuntutan lainya diteriakan mahasiswa di berbagai daerah di Indonesia. Janji AKSI 20 Mei juga diteriakan, akan membawa masa yang lebih besar, jika pemerintah belum becus mengurusi permasalahan yang ada di negeri ini.
Namun sekarang “kayaknya” kita melempem lagi, seperti kerupuk yang terkena air. Postingan-postingan perjuangan rakyat sudah tidak terlihat lagi di medsos. Meme perjuangan mahasiswa sudah menghilang juga. Suara perjuangan untuk rakyat di kampus juga sudah tak terdengar. (Mungkin lupa karena kita terlalu sibuk dengan event olahraga, seni, dll di kampus).
Dulu, Apa Cuma gara-gara kita (mahasiswa) ditanya “Kemana mereka mahasiswa?, Nonton Talkshow kakaaa, Ketawa-ketawa tidak jelas, Mengerjakan laporan”. Dan dijudge sudah lupa dengan rakyat, sudah enak dengan beasiswa dan lain sebagainya. Apa Cuma gara-gara itu, lalu kita panas dan turun ke jalan. Sekali lagi, Apa Cuma gara-gara itu kita turun AKSI?
Tentunya bukan. Saya yakin kita turun karena mereka yang kita cinta, Keadilan dan kesejahteraan untuk Rakyat.
Virus-virus lupa perjuangan sedikit tampak. Mungkin gara-gara sudah tidak ada lagi yang bertanya “Kemana Mahasiswa?”.
Pertanyaan besarnya " Apakah tuntutan kita sudah terimplementasikan, sebagian atau semuanya?, Apakah rakyat sudah naik kesejahteraanya?, Apakah antar lembaga negara sudah damai?, Apakah koruptor sudah terjepit?".
Pernyataan bahwa maret adalah awal perjuangan harus kita buktikan, dengan melanjutkan perjuangan. Janji 20 Mei harus kita lunasi. Turun bersama mereka kawan seperjuangan. Turun bukan hanya karena ingin merasakan aksi, lalu ber-selfi dan diposting disana-sini. Tapi turun karena tujuan suci untuk Indoensia yang lebih baik.
Saryanto, FPIK,IPB.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H