Mohon tunggu...
Sarwo Edy
Sarwo Edy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pedagang Es

Pedagang es krim keliling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Semangat Gotong Royong Menuju Ketahanan Nasional

23 April 2019   06:30 Diperbarui: 23 April 2019   06:50 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pemalang -- Jendral Besar Sudirman pernah mengatakan, TNI  merupakan bagian dari rakyat dan harus menyatu dengan rakyat. "Tentara bukan merupakan suatu golongan diluar masyarakat, bukan suatu kasta yang berdiri diatas masyarakat, tentara tidak lain dan tidak lebih dari salah satu bagian masyarakat yang mempunyai kewajiban tertentu," demikian untaian Jendral Besar sudirman, Yogyakarta, 1 Januari 1946 silam.

Manunggalnya tentara dengan rakyat merupakan suatu keniscayaan. Di mana tentara akan saling bahu-membahu dengan rakyat dalam menegakkan kedaulatan bangsa dan negara dari gangguan, ancaman yang datang dari luar maupun dalam negeri.

Bagaimana peran tentara di masa damai seperti saat ini, apakah hanya akan latihan perang saja, atau berada dalam daerah operasi militer atau harus bagaimana. Kondisi saat ini sudah aman, tidak ada daerah operasi militer maka  fungsi  territorial yang humanislah yang diharapkan oleh rakyat.

Fungsi Teritorial TNI sebagai jembatan pertahanan untuk selalu berkomunikasi dan berkoordinasi di masa damai, sehingga pada akhirnya akan siap dan saling mendukung serta membutuhkan. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, dimana salah satu tugas TNI AD adalah melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dan memberdayakan wilayah pertahanan beserta dengan sumber dayanya untuk mendukung pertahanan negara.

Pada tahun 1980 Jenderal M. Yusuf mencetuskan ABRI Masuk Desa (AMD) yang merupakan cikal bakal adanya Tentara Manunggal Masuk Desa (TMMD).  AMD ini terfokus pada pembangunan masyarakat pedesaan. Dalam hal ini desa dipilih oleh ABRI (TNI) sebagai sasaran pembangunan karena sebagian besar rakyat Indonesia tinggal di desa, sehingga desa merupakan basis pertahanan rakyat dalam hal bela negara, begitu pula dengan desa-desa di daerah perbatasan. Daerah perbatasan sangat rawan sekali mendapat gangguan dari luar negeri. Oleh karena itu, pembangunan fisik dan non- fisik masyarakat desa sangat diperlukan.

Keberhasilan ABRI Masuk Desa (AMD) menjangkau pelosok-pelosok desa di beberapa wilayah di Indonesia, tidak lepas dari konsep kemanunggalannya dengan rakyat yang telah menjadi ciri khas jati diri dan kepribadian ABRI yang dilahirkan dari rakyat.  Kemanunggalan dengan rakyat merupakan suatu modal penting dalam menciptakan dan memperkuat persatuan Nasional.

Sampai saat ini telah memasuki TMMD regular 104. Melalui program ini, desa-desa yang menjadi sasaran pembangunan mulai menata diri dan berusaha mengejar ketertinggalan dari desa-desa yang lainnya  yang telah maju. Pembangunan di desa-desa melalui TMMD diharapkan dapat menghasilkan suatu produk yang berguna dan bisa menyuplai kebutuhan pembangunan nasional sehingga pembangunan bisa berjalan lancar.

 

TMMD Reguler  104 dan Gotong Royong

Secara bersama-sama seluruh Indonesia  pada 26 Februari 2019 dibuka TMMD regular 104 dan TMMD sengkuyung tahap I tahun 2019. Kodam IV Diponegoro menyelenggarakan TMMD Reguler 104 tahap I tahun 2019 di 4 tempat yaitu di Kodim 0711/Pemalang di Desa Jatiroyom Kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang. Kemudian wilayah Kodim 0706/Temanggung di Desa Tlahap Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, wilayah Kodim 0721/Blora di Desa Jurangrejo, Kecamatan Bogorejo Kabupaten Blora dan Kodim 0726/Sukoharjo di Desa Celep, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo.

Tema TMMD kali ini "Melalui TMMD Kita Tingkatkan Kebersamaan Umat Serta Semangat Gotong Royong Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Guna Mewujudkan Ketahanan Nasional".

Tema yang diangkat saat ini memang relevan dengan kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Melalui gotong royonglah kita merawat dan mengatasi persoalan kebangsaan. Sinergitas dan kemanunggalan TNI dengan rakyat.

"Melalui TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) Tahap I (Reguler 104 Dan Sengkuyung I )  Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019. Inilah bagian dari cara kita merawat dan mengikat kebersamaan serta kegotong royongan, persoalan kebangsaan. Sinergitas dan kemanunggalan TNI dengan rakyat, serta Pemerintah Pusat dan Daerah melalui TMMD seperti inilah menjadi untuk mengatasi persoalan" kata Gubernur seperti yang dibacakan oleh wakil Gubernur  Taj Yasin Maimoen dalam pembukaan TMMD Reguler 104 Kodim 0711/Pemalang, Selasa (26/2/2019).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per bulan September 2018 mencatat jumlah penduduk miskin Jawa Tengah sebesar 3,87 juta orang (11,19%),  mayoritas berada di pedesaan, yakni sebanyak 2,15 juta orang. Tentunya hal ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak, semua stakeholder yang ada di provinsi Jawa Tengah termasuk dari TNI maupun masyarakat pada umumnya.

Lebih lanjut Ganjar Pranowo mengatakan bahwa untuk itulah kita terus  memfokuskan program penanggulangan kemiskinan dipedesaan dengan prinsip keroyokan melalui pendekatan holistik-integratif-tematik dan spasial.

"Suatu kekuatan luar biasa untuk memajukan desa, menggali dan mendayagunakan potensi serta mengatasi berbagai permasalahan masyarakat. Semangat Gotong Royong dan jangan sampai kapital sosial berharga ini luntur dan sirna tergerus oleh berbagai perbedaan yang ada. Berbeda itu biasa karena berbeda memang kodrat Sang Pencipta. Dan, berbeda itu indah.    Maka melalui TMMD ini, mari kita gelorakan lagi semangat kolektifitas serta persatuan dan kesatuan seluruh elemen masyarakat yang ada Mari kita bangun sarana prasarana, fasilitas  umum dan sosial yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat desa." ajak Ganjar Pranowo dalam sambutannya.

TMMD Reguler 104 Kodim 0711/Pemalang

Sebelum Pembukaan TMMD Dilaksanakan di Lapangan Desa Jatiroyom, Komandan satuan Tugas (Dansatgas) TMMD Reguler 104 Kodim 0711/Pemalang Letnan  Kolonel  Inf. Edy Supriyadi  didepan Wakil Gubernur Jawa tengah, Panglima Daerah Militer (Pangdam) Mayjen TNI Mochamad Effendi, Danrem 071 Wijayakusuma, Kolonel Kav Dani Wardhana SSos MM, dan Bupati Pemalang H. Junaedi serta forkompinda Kabupaten Pemalang melakukan paparan mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan di TMMD regular 104 Kodim 0711/Pemalang.

Dalam paparannya, dandim 0711/Pemalang menjelaskan bahwa kegiatan  yang dilaksanakan sebulan penuh ini, mengambil lokasi di Desa Jatiroyom, kecamatan Bodeh, Kabupaten Pemalang, dilaksanakan  kegiatan fisik dan non fisik.  Kegiatan fisik meliputi pembuatan rabat beton, jalan makadam yang menghubungkan desa Jatiroyom ke desa Parunggaling, Kecamatan Bodeh, dalam pembuatan jalan ini juga di ikuti dengan pembuatan jembatan limpas, jembatan plat beton, memperkuat dinding tebing  agar tidak longsor dengan membuat talud dan bronjong,  pembangunan drainase atau irigasi di daerah tersebut, serta bedah rumah tidak layak huni.

Pada kegiatan non fisik dilaksanakan pelayanan KB Kes, Donor darah, pasar murah, penghijauan, penyuluhan hukum terpadu, sosialisasi dan pemberian bantuan dari kementrian agama kabupaten pemalang. Beberapa sosialisasi  dilaksanakan antara lain mengenai bencana alam dari BPBD, penerimaan Prajurit oleh Kodim 0711, perijinan terpadu dan  E KTP,  Penempatan Tenaga Kerja, Gemar makan Ikan,  Penyakit ternak  dan  Pelatihan Olah sampah. Disamping itu dilakukan pula   sosialisasi tentang  Ujian Nasional Pernikahan, Perpustakaan Keliling  dan perpajakan serta Wawasan kebangsaaan .

Dalam TMMD regular 104 Kodim 0711/ pemalang ini di tugaskan satuan tugas (Satgas) TMMD sebanyak 150 personil dari TNI AD 110 orang,  Polri 10 orang, TNI AL 5 orang, Pemerintah daerah 25 orang serta masyarakat desa Jatiroyom maupun dari tetangga desa sekitar Jatiroyom berkisar antara 50 sampai 100 orang. 

Tujuan TMMD 

Sebagaimana diketahui bahwa TMMD merupakan salah satu wujud Operasi Bhakti TNI, yang merupakan program terpadu lintas sektoral antara TNI dengan Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen dan Pemerintah Daerah serta komponen bangsa lainnya, yang dilaksanakan secara terintegrasi bersama masyarakat, guna meningkatkan akselerasi kegiatan pembangunan di daerah pedesaan, khususnya daerah yang tergolong tertinggal, terisolasi, perbatasan, dan daerah kumuh perkotaan serta daerah lain yang terkena dampak akibat bencana.

Hal ini diungkapkan pula oleh Dansatgas TMMD regular 104 Kodim 0711/Pemalang, Letkol inf, Edy Supriyadi, yang memaparkan bahwa tujuan TMMD Di desa Jatiroyom  ini untuk meningkatkan sarana transportasi angkutan jalan pedesaan, memperlancar arus perekonomian, arus pendidikan serta membuka akses jalan desa  Desa Parunggalih yang terisolir ke desa jatiroyom. Sedangkan untuk sasaran non fisik diharapkan masyarakat mampu memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme dan kesadaran bela negara. Serta paham akan peraturan perundang-undangan, serta meningkatkan ketrampilan agar mempunyai modal  untuk meningkatkan kesejahtearaan.

TMMD ini juga harus diarahkan untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat, meningkatnya kesehatan lingkungan dan memantapkan kerukunan antar umat beragama dalam rangka mencegah terjadinya konflik SARA, radikalisme, terorisme dan intoleransi.

Yang tidak kalah penting, kita harus terus mendorong dan mendampingi masyarakat desa agar berkreasi serta berinovasi untuk menggali dan mengoptimalkan potensi desa agar lahir startup wirausaha sehingga masyarakat desa makin sejahtera.

Seperti yang dikemukakan oleh wakil Gubernur Taj Yasin bahwa pembangunan infrastuktur yang dilaksakana dalam TMMD regular 104 Kodim 0711/Pemalang ini dengan membuat jalan desa mapun jalan pertanian yang menghubungkan desa Jatiroyom dan Desa Parunggalih mampu meningkatkan lalulintas ekonomi masyarakat kedua desa tersebut.

Disamping itu dalam TMMD regular ini selain kegiatan fisik juga dilaksanakan kegiatan non fisik sebagai peningkatan sumberdaya manusia di desa tersebut.  Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga meminta agar di TMMD ini disisipkan nilai-nilai Kebangsaan dan nasionalisme yang jauh dari berita bohong dan ujaran kebencian.

"Saya juga berharap, TMMD kali ini bisa disisipkan program-program yang menggugah wawasan kebangsaan dan nilai-nilai nasionalisme. Ini penting mengingat maraknya hoax, bully dan ujaran kebencian yang muncul di tengah-tengah kehidupan kita dan berpotensi memecah belah bangsa." Kata Ganjar.

Oleh karena itu perlu adanya edukasi masyarakat di tengah riuhnya revolusi industri 4.0, bijak bermedsos.

Dengan adanya TMMD ini diharapkan  desa-desa di Jawa Tengah makin maju dan sejahtera dengan tetap mempertahankan keunikan dan kearifan lokalnya. Desanya maju, fasilitas pelayanan dasar masyarakatnya komplet, SDM-nya makin berkualitas unggul, mandiri, punya spiritualitas tinggi, tidak ada narkoba,  kreatif dan inovatif serta mempunyai karakter kebangsaan yang kuat.

 

Manfaat TMMD Bagi Masyarakat

Tidak dipungkiri bahwa desa yang menjadi lokasi TMMD sangatlah bersyukur karena, minimal dana yang digelontorkan lebih dari 1,3 milyar rupiah. Misalnya di desa Jatiroyom dalam TMMD reguler 104 kodim 0711 Pemalang ini mendapat dana bantuan dari APBD Kabupaten Pemalang sebesar Rp 1.200.000.000 (satu milyar dua ratus juta rupiah) dan APBD provinsi sebesar Rp 190.000. 000 (seratus sembilan puluh juta rupiah) Ini tidak termasuk tenaga atau biaya tenaga serta dana swasembada masyarakat yang diwujudkan dalam tenaga maupun bahan material lain. Atau hitungan secara kasar dalam pelaksanaan TMMD kali ini digelontorkan dana sebesar 2,3 milyar rupiah.

Selain manfaat secara fisik berupa Infrastruktur yang ada baik berupa jalan, jembatan, talud, bronjong dan rehab RTLH tentunya sasaran dan utamanya adalah peningkatan kesejahteraan Masyarakat. Diharapkan  infrastruktur ini mendorong laju ekonomi desa Jatiroyom dan desa desa sekitarnya.

Wakil gubernur Jawa Tengah Taj Yasin mengatakan bahwa infrastruktur yang dibangun dalam TMMD ini dapat mendorong para petani untuk lebih mudah membawa hasil Panen jagung.

Hal itu dibenarkan oleh kepala desa Jatiroyom Riyanto bahwa dengan adanya jalan desa yang menghubungkan desa Jatiroyom ke Parunggalih ini beserta infrastruktur yang menyertainya seperti jembatan, drainase, talud maupun bronjong memudahkan petani untuk menuju ladang atau kebun, mempermudah distribusi pupuk maupun maupun hasil panen.

Selain manfaat dari infrastruktur, ternyata banyak masyarakat yang diuntungkan selama kegiatan TMMD ini digelar,.mulai dari toko kelontong, warung kopi yang sering digunakan untuk melepas penat anggota Satgas, dan masih banyak kegiatan ekonomi yang berputar di TMMD ini.

Selain warga masyarakat desa Jatiroyom tentunya warga masyarakat di desa sekitarnya juga mendapat manfaat dari kegiatan TMMD ini.

Selain manfaat secara fisik, adanya kegiatan non fisik juga memberi manfaat yang besar bagi masyarakat. Adanya sosialisasi dan penyuluhan berbagai bidang merupakan suatu modal tersendiri dalam mencapai kesejahteraan masyarakat desa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun