Mohon tunggu...
Sarwo Edhi Ubit
Sarwo Edhi Ubit Mohon Tunggu... Administrasi - PNS muda

Seorang insinyur muda dan pemerhati sosial.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

"Ura!" Bukan Semata Milik Rusia

17 April 2022   17:09 Diperbarui: 17 April 2022   17:12 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Saat awal Perang Rusia-Ukraina dan mungkin juga sekarang banyak yang teriak-teriak atau membuat komentar di media sosial dengan kata "Ura!!". Konon beredar bahwa kata ini berasal teriakan prajurit soviet di Perang Dunia ke II. Apakah itu benar?

Seruan "Ura!" (! ) di Rusia sudah ada sejak sama Tsar. Ini terbukti dari bait terakhir lagu "Slav'sya/! " dengan seruan Ura!. Lagu ini diciptakan pada tahun 1836, seabad sebelum PD 2.

Lalu darimanakah asal kata Ura!. Dari beberapa pencarian saya kata Ura atau Hurrah ini sudah beredar luas di abad 19 di Eropa. Ada yang mengatakan itu adalah teriakan perang prajurit Prusia (Prusia di Jerman, bukan Rusia), ada juga mengatakan ini berasal dari Nordik dan lain-lain. Menurut Antropolog Jack Weatherford, kata ini mungkin berasal dari Mongol. Terlepas dari asal-usul nya, kata Hurrah tidak ada yang mengatakan dari Rusia.

Lalu dalam penerapannya bahkan di zaman modern, juga masih bisa ditemukan di negara lain selain rusia. Lihat foto berikut:


Video di atas adalah pemasyhuran Putri Margaret menjadi Ratu Denmark selepas kemangkatan Ayahandanya. Lihat di detik 1:31, Perdana Menteri menyerukan "Hurrah!"

Yang dibawah ini adalah saat Raja Willem Alexander dilantik menjadi Raja Belanda tahun 2013. Para hadirin dalam majelis itu menyerukan "Hurrah" tanda permohonan dirgahayu sang Raja (1:17). Teriakan yang sama selalu ada di saat pembukaan Parlemen Belanda oleh Raja/Ratu.
Jadi bagi saya agak janggal ya kita menyerukan "ura!" semata-mata mendukung Rusia padahal itu bukan monopoli Rusia. Tapi ya terserah orang saja. Ini hanya informasi pengetahuan saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun