Mohon tunggu...
Sarwo Edhi Ubit
Sarwo Edhi Ubit Mohon Tunggu... Administrasi - PNS muda

Seorang insinyur muda dan pemerhati sosial.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bahaya Menggunakan Brainwave (Khusus Muslim)

2 Desember 2014   18:19 Diperbarui: 27 November 2021   20:49 17310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Katanya ilmiah kok bawa paham-paham hindu?

 ====+ KOMENTAR SAYA +====

Saya sudah baca membaca komentar di dunia maya yang mengkritik tulisan saya ini. Mereka berdalih bahwa Brainwave ini penemuan modern. Memang benar bahwa terapi brainwave ini ada dalam perkembangan ilmu modern. Hanya saja, jika produsen braiwave ini tidak memiliki latar belakang yang sesuai, ini lah yang menjadi berbahaya. Mereka akan mengisikan afirmasi mantera-mantera. Belum lagi gambar thumbnailnya yang sangat berbau new age.

Bagaimana dengan Brainwave Alquran, Brainwave Dzikir, dan Brainwave Islami lainnya. Sederhana saja, Alquran diturunkan untuk dibaca didengar dan difahami. Dibaca, walau sekedar dibaca. Didengar tepatnya disimak. Disimak berarti difahami, jika tak faham tanya pada ahlul zikr.

Sebenarnya begini, tujuan saya dalam tulisan ini mencegah Anda untuk terlalu bergantung pada Brainwave. Karena prinsip utama di dunia ini adalah tak ada cara mudah untuk menyelesaikan suatu hal. Karena seakan-akan efeknya yang instan sebagian terlalu bersender padanya. Akibatnya Alquran hanya untuk hal-hal praktis saja. Padahal jika Anda membaca Alquran pada ayat-ayat yang terang dan jelas, maka pokok utamanya adalah kita tak boleh menyekutukan Allah, dan percaya pada hari pembalasan. Jika Anda hanya menggunakan Alquran hanya untuk tujuan duniawi saja, Anda tau sendiri.

Coba buka youtube, ketik "brainwave" maka Anda akan liat sendiri judul-judul berbau new agenya. Misal, brainwave mind and soul, meditation, DNA repairing (luar biasa bisa memperbaiki DNA hanya dengan mendengar musik :p), cakra, kebangkitan kundalini, dan aktivasi chi. Plus gambar khas New Age yaitu seseorang dalam posisi duduk bersila atau simbolisme warna warni. Masih coba membantah kalau BRAINWAVE GAK ADA HUBUNGAN DENGAN NEW AGE?.

RENUNGAN ISLAM : Wahai saudara muslimku, renungkanlah! Nabi kita lahir di tanah gersang, di negeri jauh peradaban kemahsyuran. Negeri yang terpecah-pecah, negeri yang kolot, negeri yang terlalu menyandar pada berhala, pohon-pohon dan burung-burung. Wahyu turun, dan banyak yang insyaf. Rasulullah berdoa, namun juga sedih, kadang terluka, pernah kalah perang. Nabi tak menggunakan brainwave, hipnosis, tamimah (jimat), intuisi bedasarkan burung (tathayur). Nabi berdoa, beribadah, memohon ampun dan pertolongan serta berusaha. Tak ada praktik-praktik klenik tertentu. Doanya adalah semua sebagian bentuk kepasrahan diri pada Tuhan Yang Esa. Akhirnya Arab dikuasai oleh satu tangan yang tak pernah ada dalam sejarah arab sebelumnya. Masa Umar ra., umat Islam keluar dari jazirah menaklukkan kota kaisar, mengakhiri kekuasaan kisra selama-lamanya. Apakah mereka memakai teknik klenik? Tidak saudara. Mereka berdoa dan berharap serta takut pada Allah, dengan mengambil sebab usaha. Mereka luka, mereka ada yang syahid, mereka bukan kebal. Lalu kenapa Anda berharap pada suatu yang instan hanya mendengar suara berharap semua beres? Anda tidak mau sakit, tidak mau disuntik, tidak mau bekerja keras merubah mindset, tidak mau melamar wanita hanya berharap dilamar dengan menggunakan BW, tidak mau melakukan marketing dan pengembangan produk secara keras maunya dengan BW konsumen datang sendiri?

Kalau teknik klenik hebat, justru Tibet, India sejak dulu penguasa dunia. Lalu kenapa India kalah dengan Aurangzeb yang taat beragama? Apakah kaum brahma saat itu kurang meditasi?

 PRINSIP UTAMA

Tidak mungkin di dunia ini ada resep instan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan.

Silahkan nonton video ini : 


Baca pula :

 

Bahaya Law of Attraction 

http://theness.com/neurologicablog/index.php/brainwave-entrainment-and-marketing-pseudoscience/


Banda Aceh, 30 Nov 2014

Update 20 Juli 2016

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun