Mohon tunggu...
Syafruddin Rifa'ie
Syafruddin Rifa'ie Mohon Tunggu... profesional -

saya suka membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Harlem Shake dan Kesurupan Massal

1 Maret 2013   09:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   17:29 1734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya lebih asik kalau diberi judul 'Harlem Shake dan usaha mendorong munculnya generasi tanpa kontrol diri', tapi sayangnya saya tidak terlalu pandai dalam banyak teori tentang manusia.

Saat musik diperdengarkan semua orang akan merujuk pada imajinasi tentang apa yang pernah mereka lihat di televisi dan internet, tentang keadaan tanpa kontrol, tanpa kesadaran, menutup mata, seperti orang gila. Tentu saja ini bisa menjadi sebuah candu jika disebarluaskan secara terus menerus dan di-cover oleh siapa saja. Apakah Anda akan meniru dan menyebarkan video serupa dengan alasan mengikuti tren? atau karena enjoy saja dalam melakukannya? Atau karena Anda berusaha menyebarkan 'pengaruh sesuatu' untuk menghilangkan kendali fisik manusia atas diri mereka sendiri? Terlalu banyak manipulasi dan konspirasi di dunia kita belakangan ini. Saya tidak membahas hal tersebut, karena intinya saya cukup terganggu dengan polah dan musik tersebut.

Banyak sudah kita melihat di televisi, satu sekolah mengalami kesurupan oleh jin yang tentu tidak terlihat dan merupakan sosok-sosok di luar diri para siswa tersebut. Di lain sisi dunia, sudah kita lihat juga bagaimana depresi, halusinasi, dan represi bawah sadar sudah merusak mental para 'tukang perang' yang mengakibatkan banyak korban terbunuh oleh aksi pembunuhan massal, dengan satu pelaku di Barat sana. Lalu apakah mungkin, hal kerasukan atau hal hilang kontrol bisa terjadi pada keadaan di mana manusia memang sadar? Saya rasa bisa saja, asalkan si manusia memang menghendaki dirinya hilang kontrol, atau sengaja melepaskan diri dari keadaan di mana dia biasa mengontrol diri untuk sesuai dengan keadaan, sesuai dengan etika, sesuai dengan normalnya manusia. Mengingat tren Harlem Shake itu lagi, apa maksudnya? Kenapa saya justru was-was melihat kekacauan mereka? Akankah itu akan mempopulerkan ekstasi lagi yang bisa lebih membuat Harlem Shake mereka lebih aduhai? Ataukah yang lain?

Di sisi lain, kita sudah lama tidak menjaga keseimbangan dengan alam (kita mengeksploitasinya), kita sudah tidak ramah dengan binatang (kian hari cara kita mengonsumsi dan 'memproduksi' mereka untuk menjadi makanan kian di luar kendali), dan kita tidak menjaga keseimbangan kita dengan fisik kita sendiri (kenikmatan dan kepuasan materi mendorong pada hal-hal negatif). Kita perlu belajar lagi, kenapa orang dahulu hanya bertukar menggunakan cangkang kerang? Apakah mereka bodoh sehingga tidak menukar barang dengan hal yang lebih bernilai? Saya yakin tidak, saya lebih merasa mereka melakukannya hanya sekedar formalitas karena itu yang terbuang dari alam dan sudah tidak digunakan binatang untuk tinggal di dalamnya. Mereka menjaga harmoni alam, hanya sekedar untuk kebutuhan mereka saja.

Bangsa Indian tidak sadis seperti yang orang Barat sana katakan dalam film-film koboi kuno mereka, mereka membunuhi Indian, siapa yang tidak membalas kalau bangsanya dihabisi? Muncullah pencitraan yang mereka-reka. Indian hanya satu contoh. Dan pendatang menyuguhkan modernitas, yang mengaitkan materialisme di bawahnya, yang menarik eksploitasi alam dan binatang untuk mereka tukar dengan emas, emas yang mereka tambang dengan merusak semuanya.

Banyak filosofi lama yang kita buang, kita kini memuja filosofi mengejar kekayaan, atau kita lebih akan menyukai motivator yang bisa mengajari kita seinstan mungkin jadi kaya. Karena kita sudah mencintai segala yang Instan.

Dalam kebutuhan mengejar kesenangan akan kekayaan, dahulu kita banyak berinvestasi pada tanah, ladang. Lalu kita berinvestasi pada uang di bank. Lalu kini, kesenangan sudah berangsur makin menciut, kesenangan adalah gadget, siapa pun lebih suka membeli perangkat keras dengan layar sentuh terbaru dan akses internet tanpa batas daripada mengurus tanah dan ditanami tanaman produktif, jual saja itu semua (kepada entah siapa) cukup untuk beli rumah kecil dengan prinsip sederhana, asalkan semua kebutuhan tercukupi (kebutuhan instan).

Saya tidak mengklaim, cara belajar generasi terkini makin surut, alias semudah mencari di google dan wiki apa yang mereka belum tahu. Tapi cara mereka bersenang-senang dengan menghilangkan kontrol diri terlihat sebagai sesuatu yang ternikmati tanpa perlu narkoba yang mahal semuanya bisa fly bareng-bareng dengan musik yang pas, musik yang bisa diunduh tanpa bayar. Unggah di youtube dan semua akan meniru.

Seperti kebiasaan latah, tanpa kontrol juga karena kita membiasakan keadaan diri kita demikian. Bisakah Anda membayangkan, jika benar latah (mis: "eh copot. copot!") sama seperti latahnya Harlem Shake? Bisakah lahir generasi lebih baik? Atau yang paling sadis, dengan latah menjadi tanpa kontrol apa jadinya jika mereka kita beri AK-47 dengan berisi amunisi penuh?

Apakah kegelisahan saya terlalu mengada-ada? Silakan lihat keadaan di sekitar Anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun