Mohon tunggu...
Gorontalo News
Gorontalo News Mohon Tunggu... Guru - Mengangkat Suara Lokal, Melintasi Batas Media

Gorontalo News dan Gorutnews.com hadir dengan visi untuk Mengangkat Suara Lokal, Melintasi Batas Media, dengan tujuan menyuarakan daerah melalui berita yang akurat dan inspiratif. Berkomitmen untuk Menyuarakan Daerah, Menginspirasi Indonesia, Gorontalo News fokus mengungkap fakta dari sudut-sudut yang sering luput dari perhatian media besar, seperti yang tercermin dalam moto Mengabarkan Fakta dari Sudut Gorontalo. Dengan semangat untuk menyampaikan kisah dari pelosok, Dari Tepian Kota, Untuk Seluruh Negeri, Gorontalo News menghadirkan berita yang autentik dan bermakna. Dengan dedikasi untuk menyoroti berita yang terabaikan, media ini selalu mengusung semangat Menyorot Berita yang Luput dari Pandangan, membawa narasi lokal ke panggung nasional.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berkah Sebiji Nasi, Sebuah Renungan Dari Profesor Surono Danu & Buya Yahya

6 Oktober 2024   05:31 Diperbarui: 6 Oktober 2024   07:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah hingar bingar pesta dan acara besar, seringkali kita terlena dengan gemerlapnya sajian makanan. Piring-piring menjulang tinggi dengan aneka hidangan lezat, menggoda untuk dicicipi. Namun, di balik kemeriahan tersebut, tersembunyi sebuah keprihatinan yang disuarakan oleh Profesor Surono Danu dan Buya Yahya, tentang nilai sebutir nasi dan kebiasaan menyisakan makanan di piring. Tak jarang, para undangan tergoda untuk mengambil berbagai hidangan dalam jumlah berlebih, namun kemudian enggan menghabiskannya. Entah karena gengsi atau rasa malu untuk membersihkan piring, banyak makanan yang akhirnya terbuang sia-sia. Perilaku ini tidak hanya mencerminkan pemborosan, tetapi juga ketidakpedulian terhadap nilai makanan dan jerih payah yang telah dikeluarkan untuk menghasilkannya. 

Sumber Foto : @Logikapetani
Sumber Foto : @Logikapetani
Profesor Surono Danu, dengan berat hati, menggambarkan keprihatinannya melihat generasi muda, yang ia sebut "milenial", seringkali menyisakan makanan di piring mereka. Ia mengingatkan kita akan nilai satu butir nasi yang seringkali terlupakan. "Satu gram beras itu 50 butir. 1 kilo 20.000 butir." Bayangkan, jika 200 juta penduduk Indonesia saja menyisakan satu butir nasi setiap kali makan, maka 4 ton beras terbuang percuma. Jika dihitung dua kali makan sehari, maka angka pemborosan tersebut mencapai 8 ton, dan dalam sebulan mencapai 240 ton!

Sumber : https://buyayahya.org/wp-content/uploads/2020/06/IMG_0789-300x200.jpg
Sumber : https://buyayahya.org/wp-content/uploads/2020/06/IMG_0789-300x200.jpg

Buya Yahya, dengan tegas, mengingatkan kita bahwa menyisakan makanan adalah haram. "Jangan susah nyisakan nasi di piring Anda. Anda sombong," ujarnya. Ia menekankan bahwa kita seharusnya mengambil makanan secukupnya dan menghabiskannya. Kebiasaan menyisakan makanan, menurutnya, menunjukkan sikap tidak menghargai rezeki. "Kalau ngambil makanan secukupnya sampai bersih. Jangan sisakan sebutir nasi pun."

Kedua tokoh ini, dengan caranya masing-masing, mengajak kita untuk merenungkan kembali nilai dari setiap butir nasi yang kita konsumsi. Di saat kita dengan mudahnya menyendok nasi ke piring, ada keluarga-keluarga yang harus berjuang keras untuk mendapatkannya. Di saat kita tergoda untuk mengambil lebih dari yang kita butuhkan, ada petani yang telah bersusah payah menanam dan memanen padi.

Oleh karena itu, mari kita jadikan setiap hidangan, terutama di acara-acara besar seperti pesta, sebagai momen untuk menghargai makanan dan mensyukuri rezeki. Ambil makanan secukupnya, habiskan apa yang telah kita ambil, dan jangan biarkan sebutir nasi pun terbuang sia-sia. Ingatlah selalu pesan Profesor Surono Danu dan Buya Yahya, bahwa setiap butir nasi adalah berkah yang patut kita syukuri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun