* Menghilangkan rasa cemas*
Akhir-akhir ini marak tersiar berita rentetan penculikan anak.
Kabar tersebut sontak membuat sebagian masyarakat cemas, panik dan was-was.
Terutama ibu-ibu yang memiliki anak kecil.
Khawatir dan cemas pasti hinggap dalam pikirannya.
Apalagi jika ibu pekerja yang tidak full bersama anak.
Benar atau tidak isu penculikan tersebut,
Ada atau tidak penculikan tersebut. Kita sebagai ibu harus tetap pasang badan untuk menjaga anak-anak kita.
Pasang badan disini bukan berarti harus terus menemaninya setiap waktu.
Melainkan mendo'akan anak, mengingatkan anak agar hati-hati jika keluar rumah atau di sekolah dan mengawasinya.
Tapi bagaimana kalau persaan cemas itu masih ada?
 Wajar juga kan seorang ibu khwatir akan keamanan anaknya?
Menurut *dr. Aisyah Dahlan*
Cemas itu datangnya dari sistem limbik (otak emosi). Jika tidak diistighfari, dia akan jalan di tubuh, "cemas, cemas, cemas...," maka perilakunya akan menjadi cemas.
Jika sudah terlanjur cemas maka kita *delete cemas* itu dengan perbanyak _Astagfiruallahal'azhiim_
Tambahkan dengan menarik nafas dari hidung lalu kita buang melalui mulut.
Jika ini kita terapkan, maka rasa cemas, takut, khawatir, sedih dan pikiran negatif lainnya, semua akan masuk ke dalam tanah, tidak keluar ke alam semesta.
Nah,setelah kita melepas semua rasa cemas dan pikiran negatif lainnya, langkah selanjutnya sebutkan apa yang kita inginkan.
Contoh cemas takut anaknya diculik, atau yang lainnya.
Sedang mau ibu anak selamat dan aman.
Maka ada 3 cara yang bisa kita peraktekan:
1. *Mengaku* terlebih dahulu
"Ya Allah, saya takut anak saya diculik."
Harus mengaku.
Kenapa? Karena kalau mengaku, sistem-sistem tubuh ini akan rileks, sistem syaraf tidak terjepit.
2. *Membuang*
"Ya Allah, angkatlah rasa takut ya Allah. Angkatlah cemasku ya Allah."
Baca istigfar lalu tarik nafas.
3. *Meminta*
Ucapkan dalam do'a dan bayangkan orang yang kita doakan.
Misal mendoakan anak, hadirkan wajahnya di depan kita sambil sebutnamanya "fulan bin fulan".
Agar jalannya keluar dan sinyal antara aliran otak kanan dan kiri mengalir menuju orang yang kita sebut lengkap dengan nama bapaknya.
Cara ini juga bisa kita terapkan untuk mendo'akan anak-anak kita misal yang susah diatur, yang lagi menuntut ilmu.
#bimbaabcd4smart
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H