Mohon tunggu...
Sartika Rury
Sartika Rury Mohon Tunggu... Tutor - Ibu Rumah Tangga

Organisasi dan kegiatan sosial

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ingin Hidup Kamu Tenang?

14 Januari 2023   14:46 Diperbarui: 14 Januari 2023   14:52 1298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Ingin hidup kamu tenang?*

Dikit-dikit ngeluh duh capek, duh nggak punya duit, duh ribet, duh duh duh...

Pernah nggak kayak gini?

"Enak banget ya jadi kamu serba ada. Rumah bagus, mobil punya, gaji suami besar, hidupnya adem ayem terus.
 Sedang aku gini-gini aja yang ada tiap hari pasti aja suami buat kesel, mau kemana-mana ribet harus naik angkot, boro-boro beli skin care mau makan nasi padang aja nunggu riungan dari tetangga.. Duh pusing...." keluhan Mak yang lagi galau

"Dia nggak tahu kalau rumah aku bagus kayak gini dari pinjaman bank, mobil juga masih nyicil, suami jarang pulang, duit ada gali lobang tutup lobang" batin si emak yang memendam luka batin.

"Kalau aku sih bersyukur aja mak..walau makan sehari-harinya tahu tempe, nggak punya mobil bahkan motor ya aku syukuri aja masih ada sepeda atau dua kaki yang Allah kasih untuk aku pake berjalan.
 suami kerja serabutan kadang hari ini ada besok nggak ada uang, ya aku coba syukuri aja.
Awalnya narik nafas juga banget-banget nih nikmat...tapi coba istigfar lagi...sadar lagi, kembalikan lagi sama Allah yang punya rencana" seru Mak yang move on

Obrolan ke tiga mak ini..mungkin sering juga dialami oleh kita sebagai ibu rumah tangga.

Ada banyak beban hidup yang kadang kita keluhkan kepada manusia. Tanpa meminta pertolongan Allah yang maha tahu.

Dari tumpukan beban itu kadang sumbernya berawal dari kita sendiri. kita yang meracuni alam bawah sadar pikiran kita, yang biasanya di picu oleh:

1. Suka mendengarkan omongan orang tentang kekurangan keluarga kita. lalu kita tanggapi dengan emosi atau menjadi beban pikirkan sepanjang waktu akhirnya menjadi sumber negatif pada pikiran kita seperti muncul rasa takut, cemas dan benci.

2. Membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain.
Yang akhirnya membuat kita kurang bersyukur bahkan bisa kufur nikmat atau bisa muncul perasaan iri, dengki dan minder.

Dikutip dari artikel Wanita berkelas.
Masalah-masalah tersebut bila tidak ditanggani akan berdampak pada kesehatan mental.  Artinya mental kita terganggu dan tidak normal.

Ciri-ciri kesehatan mental terganggu:
1. Merasa sedih berkepanjangan
2. Mati rasa atau tidak peduli dengan lingkungan sekitar
3. Sering marah berlebihan
dan mudah Sensitif  tersinggung
4. Merasa putus asa dan tak berdaya
5. Tidak berenergi, dan mengalami masalah tidur.

Solusi mengatasi masalah-masalah ini tak lain kita harus kembali kepada Allah.

Menyadari bahwa hidup kita hanya sementara. Ya miskin sementara, jadi tak perlu berkeluh kesah dan pesimis. kaya sementara, maka jangan sombong dan takabur.

Sadar bahwa apa-apa yang terjadi dalam kehidupan kita itu semua sudah kehendak Allah Swt.

Merenungi bahwa waktu hidup di dunia tidak abadi. Karena sebenarnya waktu hidup kita di dunia hanya 3 hari:

1. Hari kemarin.
hapus sudah yang pernah terjadi pada saat itu.
selesai apa yang sudah terjadi kesusahan, kesedihan, defresi, dll delete jangan di ingat, jangan diungkit.

2. Hari ini
 jalani, hadapi semuanya. Ingat kesusahan hari ini, kesedihan hari ini itu tidak selamanya. Lanjutkan masih ada masa depan.

3. Masa depan
masa depan hanya Allah yg tahu, bahkan Rosulullah Saw pun bersabda:
"aku pun tidak tahu kehidupanku di masa depan lapangkah atau sempit, susahkah atau senang, nikmatkah atau musibah, beratkah atau ringan."

Tapi, kalau kita bersama Allah insyaAllah semua bisa kita jalani dan hidup akan terasa tenang.

Kalau kita bersama Allah walau ada banyak ujian. InsyaAllah kita akan mampu menghadapi semua masalah yang ada. dan  mampu dikendalikan serta akan melahirkan kesehatan mental.

Yuk diriku, kamu temanku...
Kita berproses terus mendekat kepada Allah agar hidup kita tenang

@ruangmuslimah
@alkhansa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun