Mohon tunggu...
Sartika Rury
Sartika Rury Mohon Tunggu... Tutor - Ibu Rumah Tangga

Organisasi dan kegiatan sosial

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dampak Itu Terasa, tapi Tetap Tenang

7 Juni 2022   23:20 Diperbarui: 7 Juni 2022   23:40 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dampak Itu Terasa, Tapi Tetap Tenang.

Dampak itu terasa...

 harga-harga pokok, minyak goreng dan sereal. tiba-tiba melambung naik..

Dampak itu terasa...

 Saat Sekjen PBB Antonio Guterres menelaah akan terjadi krisis ekonomi global..
Menyebabkan badai kelaparan dan kehancuran sistem global..

Kenapa ini terjadi?
Karena Rusia dan Ukraina adalah lumbung pangan dunia.

Dampak itu terasa..
Perang Rusia Ukraina akan berpengaruh inflasi ke Negara belahan Barat, timur tengah dan afrika utara..

Dampak itu terasa mengguncang hati, yang lemah iman...


Dampak itu terasa menghalau fikiran..

 Benarkah ini tanda akhir zaman, tanda akhir dari kehidupan dunia?

Benarkah apa yang disampaikan Rosulullah 15 Abad yang lalu?

Benarkah perang ukraina rusia adalah perang Armagedon/Malhamah di akhir zaman?

Dampak itu terasa..
Membuat hati cemas, takut dan was-was..

Lalu ditepis hilangkan perasaan itu...


Hati orang beriman jauh dari was-was dan cemas..
Karena perasaan demikian berasal dari syetan...

Benar..benar...
Tak perlu panik, cemas atau takut...
Hadapi! karena semua  adalah skenario Allah, itu yang terbaik!

Benar...benar...
Tak perlu tegang, resah dan gelisah...
Yakin ini memang harus terjadi!


Cukup persiapkan diri dan keluarga untuk terus meningkatkan taqwa...

Cukup terus semangat berlomba-lomba dalam kebaikan...

"Hadapilah semua peristiwa di dunia ini Saat ini, esok dan nanti dengan taqwa. Karena taqwa adalah senjata penenang jiwa, imun untuk tetap semangat menjalani hidup dalam keadaan apa pun dan bekal terbaik untuk kita pulang ke akhirat kelak."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun