Dalam meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran terdapat adanya tantangan, salah satunya adalah kurangnya pelatihan dan pengembangan profesional pada guru untuk memahami bagaimana penerapan metode pembelajaran yang inovatif dan relevan. Lesson study merupakan salah satu solusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas dalam proses pmbelajaran, karena  pada pembelajaran ini memiliki fokus pada pengembangan profesional guru melalui kolaborasi dan refleksi. Pada pendekatan lesson study, guru bekerja sama untuk merancang, mengamati, dan merefleksikan proses pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dengan adanya pendekatan ini membantu guru untuk memahami kebutuhan siswa dan memberikan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan inovatif. Lesson study dianggap efektif karena adanya kemampuan untuk menciptakan lingkungan belajar mengajar berbasis data, ini karena guru tidak hanya mengevaluasi kinerja pribadi, tetapi juga melihat bagaimana siswa berinteraksi dengan materi ajar dan berpartisipasi aktif dalam proses belajar.
Tahapan Lesson Study
Lesson Study (LS) adalah bagian fundamental untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, dan berfokus pada pengembangan profesional guru yang telah digunakan guru-guru Jepang selama lebih dari satu abad. LS memiliki fokus dalam meningkatkan belajar siswa dalam penyusunan strategi proses pembelajaran yang efektif, dan berdasar pada kebutuhan siswa di kelas (Lewi et al., 2019; Dudley et al., 2020). Langkah-langkah pada proses LS pada umumnya terdapat perencanaan (planning) dimana guru bekerja sama untuk merancang rencana pembelajaran yang memiliki fokus pada kebutuhan siswa. Pelaksanaan dan observasi (Do), guru melaksanakan rancangan pembelajaran yang telah dibuat, dan guru lain mengobservasi proses pembelajaran tersebut untuk mengetahui bagaimana respon siswa, interaksi, dan pencapaian tujuan pembelajaran. Dan yang terakhir adalah refleksi (Reflection), para guru melakukan diskusi setelah proses pembelajaran untuk mengevaluasi tentang yang kegiatan belajar mengajar yang telah di lakukan, dan menggali apa yang perlu diperbaiki dalam pembelajaran tersebut.
Proses pendekatan LS memberikan ruang untuk guru dalam berbagi pengalaman praktik mengajar, evaluasi, dan efektivitas model pembelajaran. Budaya refleksi yang mendalam antara para guru timbul di dalam pendekatan LS, ini adalah salah satu pendekatan yang efektif untuk pengembangan profesional guru (Fujii, 2018). Dengan adanya pendekatan ini, pendidik tidak hanya meningkatkan kompetensi akan tetapi juga memastikan bahwa siswa dapat menerima materi yang diajarkan dengan baik. Pendekatan LS yang berasal dari Jepang ini telah memberikan inspirasi banyak negara untuk mengimplementasikan dalam pendidikan (Takahashi & McDougal, 2016).
Sebuah film dokumenter berjudul JICA (Japan International Cooperation Agency) Lesson study, memberikan gambaran mengenai penerapan LS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Dalam film tersebut menyoroti bagaimana kolaborasi antara guru untuk merencanakan proses pembelajaran, menciptakan metode yang lebih efektif untuk siswa agar dapat menerima materi ajar dengan mudah, kemudian teman sejawat/guru lain mengamati kegiatan belajar mengajar untuk mengetahui bagaimana siswa memahami materi yang sedang disampaikan, dan merefleksikan proses pembelajaran untuk meningkatkan efektivitas metode yang digunakan. Hal ini dapat berdampak pada pemahaman guru terhadap kebutuhan siswa dalam menerima materi ajar, perbaikan teknik mengajar yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa, dan dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar karena adanya metode pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan.
Dalam film ini memberikan wawasan kepada setiap guru, terutama mahasiswa pendidikan yang nantinya akan terjun pada dunia pendidikan, tentang sistem pendidikan Jepang yang memiliki fokus pada kualitas pembelajaran melalui kolaborasi dan refleksi berkelanjutan. Dengan adanya pendekatan ini menunjukkan pentingnya evaluasi dan pengembangan profesional bagi pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan berkualitas.
Berlanjut pada film dokumenter yang berjudul "Japan - Strong Performers and Successful Reformers in Education" Â yang menunjukkan sistem pendidikan yang sangat baik dan inovatif di negara Jepang. Sistem pendidikan di negara tersebut menekankan pengembangan karakter, kedisiplinan, dan kerja sama. Selain itu, orientasi pada pemecahan maslah, diskusi, dan pengembangan keterampilan berpikir kritis juga ditunjukan dalam pembelajaran dimana guru memainkan peran sebagai fasilitator untuk siswa dalam menemukan solusi. Pada film dokumenter tersebut memberikan gambaran bagaimana sistem pendidikan di Jepang yang bisa tercapai dengan baik. Maka hal ini dapat dijadikan sebagai wawasan untuk para pendidik bahwa sistem pendidikan di Jepang tidak hanya berasa dari metode pembelajaran, tetapi juga pentingnya pendidikan karakter, dan pendekatan holistik yang melibatkan seluruh bagian dari pendidikan: guru, orang tua, dan masyarakat.
Manfaat dan Tantangan dalam Implementasi Lesson Study
Di dalam implementasi LS tentunya terdapat berbagai macam manfaat, dan tantangan. Chassels dan Melville (2009) menemukan manfaat dan tantangan dari studi pelajaran bahasa Jepang yang kolaboratif, reflektif dan iteratif dalam program pendidikan guru. Di mulai dari manfaat LS adalah membantu calon guru untuk membangun jaringan dan komunitas, mereka dapat membagikan pengalaman, pengetahuan, dan praktik. Dengan adanya proses kolaboratif, calon guru dapat menggali pemahaman mereka terkait materi ajar, dan metode pembelajaran yang efektif. Mereka juga belajar untuk melakukan observasi kepada proses belajar siswa, dan melakukan refleksi terhadap praktik mengajar mereka. Seperti yang diketahui sebelumnya bahwa hal ini dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Perencanaan dan analisis pembelajaran dengan kolaboratif dapat meningkatkan kualitas belajar siswa, dimana calon guru dapat merancang pembelajaran yang terbaik dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan adanya kolaborasi dapat meningkatkan rasa percaya diri calon guru dalam kemampuan mengajar, karena mereka mendapatkan umpan balik dari teman sejawat sehingga mengerti apa yang perlu di evaluasi.
Tantangan dalam LS adanya keterbatasan waktu dimana calon guru membutuhkan banyak waktu untuk melakukan kolaborasi dan briefing setelah proses pembelajaran. Penjadwalan yang tidak mendukung di sekolah dan kurangnya fleksibilitas dari guru pembimbing dalam menyesuaikan waktu untuk observasi dapat mengambat proses LS. Kurangnya pemahaman terhadap konsep LS dari guru pembimbing dapat mengurangi efektivitas pengalaman belajar calon guru. Dan yang terakhir adalah kurang mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa, calon guru yang baru mengenal siswa mereka merasa kurang siap untuk merancang pembelajaran yang efektif karena belum mengetahui kebutuhan dan dinamika di kelas.
Implementasi lesson study di Indonesia
Sebuah studi di Indonesia dari Fauziah dan Putri (2020) yang mengembangkan lingkungan pembelajaran PMRI (Pendidikan Matematika Realistik Indonesia) yang valid dan praktis melalui lesson Study yang berpotensi memberikan dampak pada peningkatan kemampuan pedagogi calon guru sekolah dasar. Tahapan-tahapan LS pada studi mereka sesuai pada tahapan LS pada umumnya dimana terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Akan tetapi setelah kegiatan refleksi adanya tindak lanjut (follow-up) untuk perbaikan dalam metode pembelajaran, mengimplementasikan ide-ide baru yang muncul selama diskusi refleksi. Pada studi ini memberikan wawasan tentang bagaimana lesson study dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan pedagogis calon guru di Indonesia.
Implementasi Project-Based Learning (PBL) yang dibantu oleh e-learning melalui kegiatan lesson study telah dibahas oleh Widyaningsih dan Yusuf (2020). Mereka menjelaskan pentingnya invoasi dalam proses pembelajaran pada tingkat universitas terutama bagi calon guru perlunya memiliki pemahaman yang baik terkait materi ajar. Pada studi ini dengan adanya penerapan PBL yang didukung oleh e-learning melalui lesson study dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Mereka menunjukkan respons positif terhadap metode pembelajaran ini, dan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Melalui PBL, siswa didorong untuk berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah. Mereka belajar untuk melakukan investigasi, menganalisis informasi, dan menghasilkan solusi yang inovatif.
Lesson study telah memberikan manfaat besar dalam memperbaiki metode pembelajaran, meskipun adanya tantangan seperti keterbatasan waktu dan kurangnya pemahaman konsep oleh beberapa guru. Dalam implementasinya, terutama di Indonesia menunjukkan potensi untuk mengintegrasikan pendekatan ini dengan dukungan yang memadai.
Referensi:
Dudley, P., Xu, H., Vermunt, J. D., & Lang, J. (2019). Empirical evidence of the impact of lesson study on students' achievement, teachers' professional learning and on institutional and system evolution. European Journal of education, 54(2), 202-217.
Fujii, T. (2018). Lesson study and teaching mathematics through problem solving: The two wheels of a cart. International Journal for Lesson and Learning Studies, 7(1), 8--22. https://doi.org/10.1108/IJLLS-11-2017-0055
Lewis, C., Perry, R., & Murata, A. (2019). How should research contribute to instructional improvement? The case of lesson study. Educational Researcher, 38(3), 181--185. https://doi.org/10.3102/0013189X09347201
Takahashi, A., & McDougal, T. (2016). Collaborative lesson research: Maximizing the impact of lesson study. ZDM Mathematics Education, 48(4), 513--526. https://doi.org/10.1007/s11858-016-0790-6
Chassels, C., & Melville, W. (2009). Collaborative, reflective and iterative Japanese lesson study in an initial teacher education program: Benefits and challenges. Canadian Journal of Education/Revue canadienne de l'ducation, 32(4), 734-763.
Fauziah, A., & Putri, R. I. I. (2020). Developing PMRI Learning Environment through Lesson Study for Pre-Service Primary School Teacher. Journal on Mathematics Education, 11(2), 193-208.
Widyaningsih, S. W., & Yusuf, I. (2020). Implementation of Project-Based Learning (PjBL) Assisted by E-Learning through Lesson Study Activities to Improve the Quality of Learning in Physics Learning Planning Courses. International Journal of Higher Education, 9(1), 60-68.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H