Ku tak dapat melihat, hanya mendengar,
Kini wanita pemimpi di himpit derita.
Seluruh waktu telah ia korbankan,
Demi secarik kertas kunci pengubah nasib.
Wanita pemimpi melewati hari-hari jahat,
Dengan secerca cahaya yang masih menyala.
Tiap detik cahaya itu semakin kecil,
Namun cahayanya tetap menyala.
Ku tak dapat menyentu, hanya mendengar,
Wanita pemimpi diberi badai.
Badai merenggut mimpi indahnya tanpa sadar,
Rasa sakitnya mengalir dipipi.
Ku hanya dapat merasakan dan mengatakan,
Hai wanita pemimpi bersabarlah.
Covid 19 memberi badai dan menekan harapan,
Menambah setiap lelah.
Hai wanita pemimpi
Jangan biarkan cahayamu padam
Dibalik badai ada Pelangi
Tetap isi minyak cahaya dengan doa
Hai wanita pemimpi, Cahayamu akan dinanti.
Menginspirasi setiap insani, muda mudi.
Berani hadapi badai, dikaki sendiri.
Jadi sejarah tangguh dibumi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H