Mohon tunggu...
Sartika Mega
Sartika Mega Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang, Semester 2

Selanjutnya

Tutup

Seni

Unikk! Logo Undip Jadi Motif Batik Khas Tegalan

1 April 2023   04:51 Diperbarui: 1 April 2023   04:51 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa Universitas Diponegoro (UNDIP) berhasil membuat trobosan baru dengan menggabungkan logo kampus dan motif batik Tegalan. Gagasan ini merupakan bentuk kreativitas yang dilakukan mahasiswa selama KKN Desa Bengle. 

Di lansir dari laman resmi Universitas Diponegoro, Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Diponegoro Periode I Tahun 2022/2023 di Desa Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan Dr. Hersugondo,S.E.,M.M., Dr. Catur Kepirianto, M.Hum. dan Ardiana Alifatus Sa'adah S.Si., M.Si. Membuatan motif logo Universitas Diponegoro pada batik Tegalan sebagai bentuk kreativitas mahasiswa KKN . 

Diharapkan penggabungan motif batik  yang baru akan memperkaya motif batik khas Tegal di  Desa Bengle dan semakin memperluas pasar batik untuk menginspirasi pengrajin untuk mengembangkan usahanya setelah jeda dua tahun tanpa pesanan selama pandemi Covid-19.

Dr. Hersugondo mengungkap bahwa inspirasi pembuatan batik karena kecamatan Talang merupakan sentral industri batik. Selain itu, kreativitas ini juga berfungsi untuk menambah variasi batik yang sudah ada sebelumnya.

"Insipirasi terciptanya Batik Tegalan dengan Motif Logo Undip karena di beberapa desa di kecamatan Talang merupakan sentral Industri Batik. Dan tentunya ini menambah variasi motif agar lebih berkembang, tidak hanya itu-itu saja," ujar Dr. Hersugondo dalam situs resmi Undip, dikutip Jumat (10/2/2023).

Dr. Hersugondo mengapresiasi kreativitas mahasiswa UNDIP yang  mampu menghasilkan lima motif baru. Jika ada kesempatan, ia berharap batik yang di buat oleh mahasiswanya bisa dijadikan busana bagi mahasiswa dan pegawai UNDIP.

"Ada beberapa Batik yang telah dibuat mahasiswa, sekitar 5 motif dan akan ditampilkan ketika Expo. Dengan demikian, variasinya akan lebih banyak dan memungkinkan untuk dipakai mahasiswa dan karyawan Undip," jelasnya.

Dr. Hersugondo juga berusaha agar batik yang dibuat oleh mahasiswa Undip dalam tim KKN-nya akan diperbanyak, meski cap dengan logo Undip belum banyak di produksi. Namun, menurutnya, hal tersebut akan di usahakan dengan memperbanyak cap dengan logo UNDIP lewat program LPPM

"Para pengrajin juga belum memiliki stempel untuk Batik Printing karena kita baru mengenalkan selama KKN sekitar sebulanan terakhir. Semoga para pengrajin batik Tegalan terus berkarya dan bersemangat"tuturnya 

Dr. Hersugondo mengatakan tim KKN UNDIP memanfaatkan media sosial sebagai alat pemasaran untuk memasarkan batik Tegal. Menurutnya, penggunaan media sosial dapat membantu menjangkau pasar yang lebih luas.

"Sedangkan media yang digunakan adalah media marketing melalui sosial media, karena pasar batik itu sangat luas. Kalau konsumen di sekitar pengrajin itu sangat sedikit dan terbatas kemampuan untuk membelinya. Jadi, harus dipasarkan lebih luas dan jangkauannya lebih jauh sehingga mereka yang belum mengenal Batik Tegalan bisa menjadi konsumennya" imbuh Dr. Hersugondo.

Lalu, Bagaimana Proses Pembuatan Batik Logo Undip Ini?

Teknik yang digunakan oleh tim KKN dalam membuat batik Tegalan terbagi menjadi dua bagian, yaitu batik tulis dan batik printing. Untuk menjangkau pasar kelas menengah ke atas, digunakan teknik batik tulis, sedangkan di pasar menengah ke bawah, batik printing digunakan agar harga jual lebih terjangkau.

Beberapa ibu rumah tangga terlibat dalam proses pembuatan batik tulis. Satu lembar kain batik dapat diselesaikan dalam waktu paling cepat 1 (satu) minggu, dan paling lama 1 (satu) bulan dengan teknik tulis. Durasi dari pembuatan batik meningkatkan harga jualnya 

Pada saat yang sama, hasil yang diperoleh dengan teknik printing menghasilkan batik lebih cepat dan banyak. Bahkan, dengan teknik printing ini bisa membuat hingga 10 lembar kain batik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun