Responden yang saya wawancarai adalah perempuan yang berusia 47 tahun bernama Ibu Juliana, Beliau adalah istri dari Bapak Rusandi yang berusia 50 tahun. Ibu Juliana memiliki 3 orang anak perempuan, anak pertama dan kedua sudah menikah dan tinggal bersama suaminya, yang bernama Julfani dan Julfina dan anak yang ketiga bernama Fuji Safarina yang berusia 17 tahun. Ibu Juliana beralamat di Desa Nirwana, Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Bantuan yang diterima keluarga Ibu Juliana yaitu berupa PKH anak sekolah yang akan di berikan oleh pemerintah setiap 2/3 bulan sekali sejumlah Rp350.000,00 dan bantuan beras yang diterima sejumlah 10Kg setiap 1/2 bulan sekali.
Dalam hal pendidikan baik Ibu Juliana maupun Bapak Rusandi hanya menamatkan pendidikan dijenjang SD. Saat ini Fuji yang merupakan anak ketiga dari Ibu Juliana yang sedang menempuh masa sekolah kelas 2, di SMA 1 Sungai Kakap, Fuji bersekolah secara gratis. Saat SD hingga SMP Fuji mendapatkan bantuan berupa KIP yang berjumlah Rp.450.000,00 saat SD dan saat SMP Rp.750.000,00 yang akan diberikan oleh sekolah setiap 1 tahun sekali, sedangkan saat SMA ini fuji sudah tidak mendapatkan bantuan biaya berupa KIP lagi hingga 2 tahun masa sekolah, dari pihak sekolah menyampaikan bahwa bantuan tersebut sudah ditiadakan.
Terkait aktifitas sehari-hari, Ibu Juliana berdagang minuman dan menjaga toko yang dibangun di teras rumahnya yang berukuran 32
Pendapatan bersih yang Ibu Juliana peroleh perhari yaitu Rp70.000,00-Rp100.000,00 dan
dengan pendapatan dalam 1 bulan yaitu Rp.3000.000,00 namun dari uang tersebut Ibu Juliana gunakan kembali untuk mengisi bahan-bahan yang sudah mulai habis di tokonya, maka
pendapatan bersih Ibu Juliana yaitu Rp2000.000,00/bulan. Sedangkan Suami Ibu Juliana yaitu Bapak Rusandi bekerja sebagai seorang nelayan, Bapak Rusandi akan pergi melaut jika dipanggil oleh bos nya, 1 bulan bapak Rusandi berada di laut untuk mencari ikan. Pendapatan Bapak Rusandi dalam 1 bulan yaitu tergantung banyak tidaknya ikan yang mereka peroleh, paling sering pendapatan yang di terima yaitu Rp.3000.000,00 yang akan di berikan oleh
bosnya pada saat sudah di kampung. Uang tersebut Ibu Juliana gunakan untuk kebutuhan
sehari-hari, jajan sekolah anaknya, listrik dan karena Ibu Juliana tidak memiliki kendaraan
maka Ibu Juliana membayar tetangganya Rp250.000,00/bulan untuk mengantar jemput
anaknya ke sekolah. Namun tidak setiap bulan Bapak Rusandi memperoleh pendapatan karena
tidak setiap masa bisa turun melaut, jika tidak melaut keluarga Ibu Juliana hanya bergantung
pada pendapatan toko, yang tentunya tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kondisi rumah dan aset yang dimiliki
Ibu Juliana dan Bapak Rusandi beserta 1 orang anaknya tinggal di rumah berukuran 128 milik  pribadi, rumah ini memiliki 4 ruangan diantaranya 2 kamar, ruang tamu dan dapur. Untuk keadaan rumah masih tergolong layak sebagian besar lantai dan dindingnya dari kayu dan triplek sedangkan atap dari anyaman daun.Â
Sebelumnya pada tahun 2023 rumah Ibu Juliana berdindingkan semen, lantai ubin, dan atap seng. Namun pada bulan September 2023 rumah Ibu Juliana terjadi konslering listrik hingga memicu kebakaran yang menghanguskan sebagian rumah Ibu Juliana, hingga tersisa sebagian dapur, ruang tamu dan toko yg ada di teras rumah.Â
Pada saat terjadi kebakaran Ibu Juliana sedang menjaga toko di depan dan hanya ada anaknya yang sedang tertidur di dalam rumah,anak Ibu Juliana tersadar disaat ada asap dan bunyi percikan api dan akhirnya berlari keluar,hingga dari saat itulah Ibu Juliana, tetangga dan warga sekitar sadar telah terjadi kebakaran.
Kebakaran semakin membesar saat mesin pemadam kebakaran Sungai Kakap tiba-tiba tidak bisa digunakan, sehingga hanya mengandalkan bantuan warga untuk memadamkan api sembari menunggu pemadam kebakaran dari Kota Pontianak. Hingga api dapat dipadamkan dan sebagian rumah Ibu Juliana terbakar beserta beberapa barang yang tidak sempat di selamatkan seperti Pakaian, Tv, kulkas, mesin cuci, kipas angin, dan barang berharga lainnya.Â
Dan pada hari terjadi kebakaran tersebut Ibu Juliana telah menyiapkan segala macam kebutuhan untuk pernikahan anaknya yang kedua yang akan dilaksanakan beberapa hari mendatang, seperti beras dan bahan masakan lainnya beserta alat dan barang-barang yang akan digunakan untuk proses memasak yang juga ikut hangus terbakar. Beberapa hari kemudian Ibu Juliana di berikan bantuan oleh pemerintah berupa 2 buah tandu dan pakaian sehari-hari.
5 bulan terakhir ini Ibu Juliana mulai memperbaiki rumahnya seperti membangun kembali area dapur dan kamar dari uang penghasilan yang di dapat Ibu Juliana dan Bapak Rusandi yangtidak menentu yang terkadang Rp3000.000,00 dan Rp.5000.000,00 jika Bapak Rusandi turun melaut, dan uang tersebut juga digunakan untuk membeli barang dan alat-alat yang rutindigunakan untuk sehari-hari. Berikut dokumentasi bagian dapur Ibu Juliana yang suda diperbaiki sebagian.
Terkait penerangan atau listrik Ibu Juliana menggunakan milik pribadi dengan daya 450 Watt, alat elektronik yang ada yaitu kulkas, kipas angin, 1 Hp, dan rice cooker. Sumber air minum yang di gunakan yaitu air hujan dan saat kemarau menggunakan air galon, sedangkan untu keperluan sehari-hari yaitu menggunakan air sungai. Untuk keperluan sanitasi merek menggunakan WC sendiri dengan septic tank.
Wawancara dan Observasi mendalam dilaksanakan pada Februari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H