Mohon tunggu...
Saroni Asikin
Saroni Asikin Mohon Tunggu... -

Pemungut kata dari udara untuk ditebar dalam tawa, canda, dan duka

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pengakuan

17 Juli 2010   17:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:47 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

''Ya. Perempuan di dalam video tersebut adalah saya," ujar Cut Tari dalam isakan dan leleran air mata, Senin (12/7).

Meski sebagian dari kita menyayangkan pengakuan agak terlambat itu, tak sedikit yang mengacungkan jempol. Lalu muncul pertanyaan, ''Kapan Ariel dan Luna melakukan hal yang sama?'' Konon, keduanya masih kukuh untuk tak mengakui bahwa dua orang berlainan jenis dalam dua versi video adalah mereka.

Sebenarnya, sepenting apakah pengakuan mereka buat kita? Apakah setelah mereka mengaku lalu kita jadi pulas tidur dan efek video beserta kehebohan pemberitaannya yang telah sampai ke anak-anak belum akil baligh tak lagi berarti? Atau, jangan-jangan kita berkesan terlalu menuntut pengakuan karena mereka artis, bukan politikus korup atau mesum?

Kita ingat, saat beredar video mesum Yahya Zaini sang politikus dengan Maria Eva si penyanyi dangdut, tak ada tuntutan berlebihan agar mereka mengaku. Waduh, jangan-jangan politikus memang kalah pamor dari para artis.

Atau, jangan-jangan kita ini bagaikan ember kosong yang mandah saja diisi air ajaib infotainment, lalu dengan selelanya para pekerja infotainment itu menenteng-nenteng ember itu sesuka hati mereka. Saya tidak sedang ikut berdebat dalam tema ''apakah pekerja infotainment itu pekerja pers atau bukan''. Tapi dalam banyak hal kita menyerahkan diri untuk menerima apa pun kata mereka.

Misalnya, tadinya kita menganggap suatu hal itu sepele. Tapi begitu infotainment membuat fatwa itu bukan hal sepele dan bahkan luas biasa, kita pun serentak mengamininya. Sebut saja Krisdayanti a.k.a KD. Setelah jadi janda, dia sungguh berhak berpacaran dengan seorang lelaki. Siapa pun. Ini kan hal lumrah dan sangat manusiawi. Kalau Anda janda, Anda punya hak untuk menikah lagi, syaratnya ada yang mau. Tapi karena KD adalah artis top, bahkan seorang diva, infotainment merasa penting untuk mendesaknya membuat pengakuan lelaki mana yang sedang berpacaran dengannya. Ketika nama Raul Lemos disebutkan, sudah sama-sama kita tahu, kisah selanjutnya hampir serupa tayangan sinetron kita, lengkap dengan hujatan dan air mata.

***

KETIKA Sheila Marcia hamil sebelum menikah, infotainment dan juga kita yang terseret persuasinya, menuntut gadis itu membuat pengakuan siapa ayah bayinya. Kita mengambil peran orang tua atau kerabatnya dalam menuntut pengakuan. Padahal Maria Joseph, ibunda Sheila, tidak melakukan itu terhadap putrinya.

Bukan itu saja, lewat infotainment, kita ber-ghibah atau bahkan ''fitnah''. Saat Sheila tetap kukuh menyimpan nama ayah si bayi, dan dia punya hak untuk itu, dengan santai infotainment menyebut beberapa lelaki: Adi Nugroho, Ricky Harun, Roger Danuarta, Jupiter Fortisimo, Priya Kuburan, dan Delano Ezar. Lihat, tak ada nama Anji Drive di situ, lelaki yang lalu membuat pengakuan bahwa dia adalah ayah biologis Leticia, anak Sheila. Hmm, mungkin saja nama Anji baru sampai ke telinga pekerja infotainment saat mereka sudah kelelahan dan tertidur.

Nah, seperti sudah disebutkan, sepenting apakah pengakuan seorang artis buat kita? Ya, mungkin penting karena kita mengidolakan mereka. Ini juga berlaku untuk para pemain sepak bola yang memang telah bermetamorfosis menjadi selebritis. Diego Maradono kita ''paksa'' mengakui bahwa golnya ke gawang Peter Shilton memang dengan tangannya. Juga Manuel Nauer dituntut mengakui bahwa bola tendangan Frank Lampard sudah melewati garis, atau Luis Suarez yang dituntut mengakui bahwa dirinya serupa blocker dalam bola voli saat bola sundulan pemain Ghana hendak masuk ke gawang timnya.

Yang kita tahu, ketika pengakuan yang kita tuntut itu datang, kenyataan tak berubah. Argentina menang lawan Inggris, Inggris tetap hanya menyarangkan satu gol ke gawang Jerman, dan karena kegagalan penalti Asamoah Gyan, sampai selesai extra time, Ghana-Uruguay tetap 1-1.

Jadi, jangan jadi idola kalau tidak mau memenuhi keinginan pengidolanya, termasuk untuk membuat pengakuan yang mungkin sangat privat buat kita. Tapi siapa yang tak ingin jadi idola yang dipuja-puja?

Nah, pembaca bijak bestari, dengan tulisan ini bagaimana kalau saya yang bukan selebritis membuat pengakuan? Begini: benarlah itu saya yang tidur dengan banyak orang. Ketika itu, hanya dua orang yang tidak ikut-ikutan. Yakni, Pak Sopir dan Pak Kondektur. Sebab, kalau keduanya ikut-ikutan, yakinlah tidur kami, para penumpang, tak akan nyaman. Hihihi...(*)

(epilude, Suara Merdeka, 18 Juli 2010)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun