[caption id="attachment_206392" align="aligncenter" width="300" caption="doc. pribadi"][/caption]
Minggu, 28 Oktober 2012 Kota Klaten mengadakan “Kirab Budaya Kesenian Unggulan Daerah Kabupaten/Kota se Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta”. Kirab ini diadakan untuk memperingati Hari Ulang Tahun Pemerintah Kabupaten Klaten ke 62 tahun dan bersamaan dengan Hari Sumpah Pemuda yaitu pada 28 Oktober 2012. Acara ini bertujuan untuk memamerkan potensi kesenian di masing-masing kota yang mengikutinya. Kirab budaya yang diikuti sebanyak 35 kontingen dari kabupaten/kota di Jawa Tengah dan DIY dimulai pada jam 14.00 WIB. Arak-arakan kirab dimulai dari pertigaan Bareng, Klaten Utara hingga pertigaan Adipura. Selain mengadakan kirab budaya dalam memperingati HUT Pemkab Klaten juga diadakan Festival Band Sekolah jam 08.00 WIB di Monumen Juang GOR Klaten.
Ribuan masyarakat Klaten sudah bersiap di sepanjang Jalan Pemuda yang dilewati rombongan kirab budaya ini sejak tengah hari. Melihat para masyarakat tersebut sangat antusias terhadap diadakannya kirab. Kirab budaya ini baru pertama kali di tahun 2012 ini sebelumnya belum pernah diadakan oleh Pemkab Klaten. Para aparat kepolisian menutup dari pertigaan Bareng sampai pertigaan Adipura sekitar mulai jam 13.00 WIB. Semua kendaraan yang akan menuju arah Yogyakarta dialihkan melewati Jalur By Pass, karena seiring diadakannya kirab.
[caption id="attachment_206393" align="aligncenter" width="300" caption="doc. pribadi"]
[caption id="attachment_206394" align="aligncenter" width="300" caption="doc. pribadi"]
Sementara kabupaten Sleman mengeluarkan kesenian Prabu (Paguyuban Rampak Buta), sehingga penampilannya dengan memakai topeng selayaknya buta. Sedangkan, kabupaten Salatiga dengan kesenian “Tari Topeng” yang diwakili dari SD Kristen Satya Wacana. Beda dengan Kota Surakarta yang menampilkan “Komunitas Pacet Melor Solo” dan SMK Leonardo Klaten ikut didalamnya. Selain itu, juga berupa penampilan dari “Galuh Art Solo” dan SMP Pangudi Luhur Klaten.
[caption id="attachment_206396" align="aligncenter" width="300" caption="doc. pribadi"]
Semua menampilkan dengan berjalan kaki sambil menari, yang masing-masing membawa alat musik sendiri yang digotong atau diangkut dengan mobil yang dihias. Sehingga menarik perhatian terutama anak-anak, tetapi orang tua pun juga tidak mau ketinggalan. Dan mengakibatkan diusir petugas lantaran menonton terlalu memakan badan jalan sehingga para peserta kirab kesulitan untuk mempertunjukkannya.
Di depan Rumah Dinas Bupati Klaten dibuat panggung kehormatan dan tampak terlihat para pejabat ikut menyemarakan pergelaran kirab budaya unggulan tersebut. Menurut ketua panitia yaitu Endro Susilo SIP, kegiatan ini diselanggarakan selain untuk memperingati HUT Pemkab Klaten dan Hari Sumpah Pemuda juga untuk ajang promosi wisata dari masing-masing daerah. Di kirab budaya unggulan ini ada juga pementasan yang mengisahkan pertemuan dua raja yaitu Raja Solo dan Yogyakarta di depan Rumah Dinas Bupati. Dalam pementasan itu, dikisahkan adanya perpaduan dua budaya dari dua kerajaan besar tersebut. Dan yang selanjutnya mempengaruhi budaya yang berkembang di Klaten.
Dengan diadakan acara kirab budaya ini, kita bisa mengetahui dari beberapa kesenian yang ada di beberapa daerah dan tetap “nguri-uri” budaya kesenian yang ada. Sehingga budaya kesenian yang ada di kota/kabupaten Jawa Tengah dan DIY tidak punah. Harapan saya, semoga kesenian ini tidak hanya diadakan di tahun ini saja di Klaten Bersinar. Selain itu, agar penonton lebih ditertibkan lagi sehingga tidak mengganggu jalannya serangkaian kegiatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H