Setiap orang bebas mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas, berdasarkan pengalaman, preferensi ( konsep menurut selera ) pendidikan dan lingkungan sosial, yang dimiliki masing-masing individu. Jadi realitas adalah sesuatu yang dipersepsi lewat konstruksi.
Isi media pada hakekatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan bahasa sebagai perangkat dasarnya.
Ibdu Hamad mengungkapkan dalam proses konstruksi realitas bahasa adalah unsur utama, ia merupakan instrumen pokok untuk menciptakan realita.
Bahasa adalah alat konseptualisasi dan alat narasi. Bahasa bukan saja sebagai alat merepresentasikan realitas namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang akan diciptakan tentang realitas tersebut.
Maka, kita harus bijak menyikapi media dan menggunakannya. Karena kebebasan kita dibatasi oleh kebebasan orang lain dan juga peraturan yang berlaku dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik atau yang biasa kita kenal dengan singkatan ITE.
Maka seyogyanya  dalam  beraktifitas dengan mempresentasikan diri di media sebagai sarana eksistensi diri kita tanpa merugikan orang lain dan melanggar ketentuan perundangan yang berlaku.
Karena fungsi media memang sebagai sarana eksistensi diri, promosi, sarana relaksasi, media hiburan, dan juga media sosialisasi kita sebagai makhluk social yang tidak dapat terpisah dari media. Karena dunia saat ini adalah dunia media.
So, selamat beraktifitas dan jadilah pengguna media yang bijak. Stay Bright dan happyday always.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H