Seperti juga Nyi Ageng Serang yang lahir 1752 di Surakarta. Wanita kuat dan terpandang yang tidak berpangku tangan saat dijajah. Ia bersama Pangeran Diponegoro memberontak menumpas penjajahan Belanda.Â
Jauh berabad-abad sebelumnya, ada Ratu Suhita, Maharani Majapahit ke-6, berkuasa di abad ke-15 (1429 hingga 14470. Pada masanya, Majapahit memperluas wilayah kekuasaan kerajaannya yang berpusat di Trowulan, Jawa Timur.Â
Seabad sebelumnya ada nama Sri Tribhuwana Wijayatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani. Dia adalah Maharani Majapahit ke-3, berkuasa di abad ke-14 (1328 -- 1351). Wanita perkasa ini melahirkan Raja yang juga perkasa bernama Hayam Wuruk. Hanya wanita perkasa yang juga melahirkan Raja Perkasa.Â
Lebih mengesankan lagi adalah Ratu Shima di Kerajaan Kalingga yang berjaya 14 abad yang lalu (674 -- 695). Dia sangat layak diabadikan dengan huruf-huruf berlian karena keadilannya. Ia menerapkan peraturan yang ketat terhadap segala bentuk pencurian. Kala itu, Ratu Shima tidak segan menghukum anggota keluarganya sendiri yang melanggar aturan.Â
Sebagai satu-satunya penguasa tertinggi, Ratu Shima tidak hanya membuat peraturan dan menetapkan sanksi hukuman bagi yang melanggar, tetapi juga memberi contoh dengan mentaatinya. Pada zamannya, tidak ada yang diistemewakan di depan hukum. Semua setara dan sama. Dengan caranya, Ratu Shima mampu membentuk karakter rakyatnya menjadi jujur dan memihak kebenaran.Â
Maka sangat masuk akal kalau namanya harum dan dikenang orang semenjak berabad-abad silam. Ratu ini menjadi legenda dan wangi namanya bertahan menembus jaman.Â
Sedangkan yang sering dipertontonkan saat ini adalah mencuri uang rakyat tanpa rasa malu, orang bersalah masih bisa ketawa, korupsi menjadi berita sehari-hari. Pantas saja kalau orang mengidolakan hadirnya pemimpin yang bersih dan berani bersih-bersih.Â
Pemimpin idola seperti ini diyakini akan mampu membuat Negara bebas dari korupsi dan membawa kesejahteraan bagi rakyat.Â
Apalagi apabila pemimpin idaman itu adalah sosok wanita. Makhluk yang dikaruniai Tuhan kelebihan naluri keibuan dan kasih sayang yang tidak dimiliki kaum laki-laki. Seringkali kelembutan hatinya menjadi tempat bernaung hati yang galau.Â
Wanita akan lebih diidolakan bila dia juga memiliki tingkat intelektual tinggi, wawasan luas, karir cemerlang, pandai berorganisasi, bijak dalam pengambilan keputusan dan piawai dalam berkomunikasi. Lebih baik lagi kalau dia juga berpandangan jauh ke depan, berpikiran bahwa apapun yang dia perbuat sekarang akan dikenang manis hingga berada-abad mendatang.Â
Sebaliknya, wanita yang ambisius, rakus, pretensius, tendensius dan culas akan dikenang dengan bau busuk. Jenis yang seperti ini bisa menjadi mimpi buruk bagi bangsa.Â