Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pertemuan Imajiner Bung Karno, Hirohito dan JF Kennedy (Tentang Rimbawan)

13 Agustus 2023   17:20 Diperbarui: 13 Agustus 2023   18:08 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hirohito, Bung Karno dan JF. Kennedy sudah lama meninggalkan kehidupan dunia yang fana ini. 

Kembali ke pertanyaan di atas, apa yang kira-kira akan terjadi seandainya mereka hari ini bertemu lalu bersama-sama keliling dan melihat-lihat wilayah Indonesia? Apa kesan mereka? 

Pertama, tentu kekaguman. Kesan yang sering terucap oleh orang asing ketika datang berkunjung ke Indonesia adalah alamnya yang indah, negerinya yang hijau, lautnya yang biru membentang, rakyatnya yang ramah, sumberdaya alamnya yang kaya, seni dan budayanya yang mempesona dan wilayahnya yang amat sangat sangat luas.   

Kesan seperti itu di depan Bung Karno tentu kurang "nendang". Kesan tokoh tingkat dunia tentu berbeda dan tentu lebih dari kesan yang bersifat klise. Bung Karno pun, sebagai tokoh dunia, akan berkenan menerima apapun kesan dan pesan kawan-kawan istimewanya itu. 

Dalam percakapan "andai-andai" ini dengan suara baritone Bung Karno menambahkan bahwa negerinya kini adalah salah satu produsen minyak goreng terbesar di dunia. Selain itu, tambang minyak bumi memang tidak sebesar dulu tetapi sekarang menjadi penambang nikel terbesar di dunia. 

Pembangunan infrastruktur, lapangan udara dan komplek perumahan baru juga bermunculan dan bahkan rencana pemindahan Ibukota dari Jakarta ke Kalimantan sudah dimulai. 

Mereka berdua manggut-manggut, entah kagum, entah bingung. Serempak mereka lalu bertanya: "Dulu banyak Orangutan bergelantungan di pohon-pohon, kawanan Gajah menjelajah hutan, satwa liar berkejaran, burung-burung berbulu indah  dan bersuara merdu menghiasi rimba, tetapi kayaknya sekarang tidak sebanyak dulu lagi". 

Dilanjut dengan: "Dulu hutan-hutan dengan pohon yang besar dan tinggi  berlapis-lapis tampak jelas dari udara, kayu-kayu gelondongan di hela kapal di laut dan diangkut truk besar di darat. Sekarang sudah jarang kelihatan lagi". 

Lalu: "Dulu orang minum air dengan bebas dan tetap sehat. Sekarang orang minum dari kemasan gelas, botol dan gallon. Memangnya kemana air gunung mengalir?" 

Mereka berdua bertanya lagi dengan kompak: "Berapa jumlah Rimbawan yang masih tersisa? Rimbawan yang sudah selesai dengan dirinya, Rimbawan asli yang muda dan mumpuni?". Belum sempat mendengar jawabannya, Hirohito dan JF. Kennedy keburu kembali ke alamnya. 

Bung Karno pun belum sempat menjawab,  sudah keburu menyusul dua rekannya itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun