Sejuta hal bisa Anda lakukan hanya dengan menggunakan alat seukuran genggaman tangan. Termasuk membangun dan melanggengkan persahabatan.Â
Persahabatan antar insan lintas zaman, lintas umur, lintas generasi. Juga persahabatan lintas Negara, lintas keyakinan dan lintas paham politik. Indahnya persahabatan yang memang penuh dengan perbedaan, tetapi justru perbedaan itulah yang menjadi perekatnya.Â
Tidak kalah indahnya adalah jalinan persahabatan berdasarkan kesamaan yang belakangan ini semakin marak. Kesamaan daerah, kesamaan kekerabatan, kesamaan keyakinan, kesamaan almamater, kesamaan paham politik dan kesamaan-kesamaan lainnya.Â
Pada ujungnya, persahabatan tidaklah lebih dari perangkat sosial yang menghubungkan satu manusia dengan yang lain. Persahabatan tidak selalu berakhir dengan kebaikan. Jika baik penggunaanya, akan baik pula hasilnya. Persis seperti pisau dapur, akan sangat berguna bagi Ibu-ibu memasak di dapur tetapi juga bisa menjadi alat kejahatan apabila dipegang oleh pelaku kriminal.Â
Persahabatan menjadi kehilangan arti dan marwahnya ketika dijadikan sebagai sekedar alat tunggangan untuk memuluskan kepentingan pribadinya. Seperti tanaman bunga Anggrek, indah dipandang dan menyegarkan mata, tetapi dia hidup bertopang pada kekokohan dan kekekaran pohon lain.Â
"Persahabatan" seperti itu tidak layak disebut persahabatan yang sebenarnya yaitu persahabatan yang didasari oleh ketulusan dan saling pengertian. Sahabat itu tidak seperti bayangan yang hanya muncul saat cahaya terang dan hilang saat menghadapi kegelapan.Â
Dalam dunia  yang semakin kompetitif dan individualistis sekarang ini, kehidupan ada baiknya diimbangi dengan sejuknya telaga dan manisnya madu persahabatan lintas jarak, lintas keyakinan, lintas budaya, nir-pamrih, tidak menonjolkan kepentingan pribadi, kelompok dan berbagai wujud egoisme lainnya.Â
Bersahabat pun tetap harus hati-hati, tergelicir sedikit saja persahabatan bisa berubah wujud menjadi konspirasi, kronisme atau kolusi. Perbuatan yang berpotensi menyebabkan pengelolaan sumberdaya bangsa tidak optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H